Hutan Desa Kabupaten Bantaeng dan Manfaatnya bagi Masyarakat

Nurhaedah Muin, Evita Hapsari

Abstract


Pengelolaan hutan oleh negara  yang diserahkan haknya kepada pihak swasta, dinilai gagal oleh banyak pihak. Untuk itu, perlu dikembangkan pengelolaan hutan berbasis masyarakat, salah satunya adalah hutan desa. Program hutan desa di Kabupaten Bantaeng merupakan yang pertama kali menerima persetujuan dari pemerintah pusat. Pada tahap awal, program diimplementasikan pada tiga desa di Kecamatan Tompobulu, yaitu Desa Labbo 342 ha, Desa Pattaneteang 339 ha dan Kelurahan Campaga 23,68 ha dan ketiganya  merupakan kawasan hutan dengan fungsi lindung. Kehadiran program  hutan desa di Kabupaten Bantaeng memberi keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam berusahatani. Selain itu, keberadaan hutan desa juga memberikan beberapa manfaat, antara lain: sebagai penyerap karbon, menjaga keanekaragaman hayati, mencegah erosi dan menjaga tata air serta menghasilkan berbagai jenis hasil hutan bukan kayu yang dapat membantu perekonomian masyarakat sekitarnya, sehingga  tekanan terhadap kawasan hutan berkurang.

Keywords


Hutan desa; Bantaeng; manfaat, masyarakat

Full Text:

PDF

References


Alam, S. 2003. Mewujudkan hutan desa sebagai alternatif pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Makalah Lokakarya Hutan Desa Universitas Hasanuddin. Makassar.

Awang, S.A,. 2003. Hutan Desa: Realitas tidak terbantahkan sebagai alternatif model pengelolaan hutan di Indonesia. Dalam Prosiding Seminar Hutan Desa: Alternatif Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat. Yayasan DAMAR & The Ford Foundation. Yogyakarta.

Anneahira. 2013. Manfaat pohon bagi kehidupan manusia. www. anneahira.com. Diakses tanggal 21 Januari 2014.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jeneberang Walanae. 2010. Laporan hasil kegiatan fasliitasi penyusunan rencana kerja hutan desa. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial.

Chandra, W. 2013. Madu alam dari hutan desa di Bantaeng. www.mongabay co.id. Diakses tanggal 15 Januari 2014.

Fakultas Kehutanan Unhas. 2009. Rancang Bangun Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Bantaeng. Pemerintah Kabupaten Bantaeng.

Hardiyanto, G. 2013. Idealita dan realita pengelolaan hutan desa di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Yayasan Damar. Yogyakarta.

Kusminingrum, N. 2008. Potensi tanaman dalam menyerap CO2 dan CO untuk mengurangi dampak pemanasan global. Jurnal Pemukiman, 3 (2) : 96-105. Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan. Bandung.

Peraturan Menteri Kehutanan. 2008. Nomor:P.49/Menhut-II/2008. Tentang Hutan Desa.

Supratman dan Alif. 2010. Pembangunan Hutan Desa di Kabupaten Bantaeng. Konsep, Proses dan Refleksi. Regional Community Forestry Training Center for Asia and The Pacifik. CV.Bumi Bulat Bundar.

Wikipedia. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora fauna Indonesia www.wikipedia org/wiki/Biosfer. Diakses 27 Nopember 2013.




DOI: https://doi.org/10.20886/buleboni.5030

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Buletin Eboni

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by: