Kajian Tingkat Kekeruhan Sungai Latuppa Sebagai Sumber Air Bersih Kota Palopo

Wahyudi Isnan

doi:10.20886/buleboni.5086

Kajian Tingkat Kekeruhan Sungai Latuppa Sebagai Sumber Air Bersih Kota Palopo

Wahyudi Isnan

Abstract

Perubahan penutupan dan penggunaan lahan serta intensitas curah hujan yang tinggi akan berakibat erosi dan dapat menyebabkan kualitas air sungai menurun, terutama pada tingkat kekeruhan air. Sungai Latuppa merupakan salah satu sumber air bersih bagi masyarakat Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan, terindikasi mengalami penurunan kualitas sumber bahan baku air bersih setiap tahunnya. Tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi umumnya pada musim hujan. Tingkat kekeruhan air Sungai Latuppa tertinggi mencapai 10.374 NTU (Nephelometric Turbidity Units), sedangkan dalam mengolah air baku menjadi air bersih, PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Palopo hanya dapat mengolah air dengan tingkat kekeruhan maksimum 600 NTU. Akibat tingkat kekeruhan air yang tinggi, produksi air bersih di Kota Palopo seringkali menurun hingga 40%. Kenyataan ini menjadi masalah bagi penyediaan kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Palopo dengan kebutuhan mencapai 700 liter per detik.

Keywords

Tingkat kekeruhan air; penutupan lahan; curah hujan; Sungai Latuppa

Full Text:

PDF

References

Ahearn, S.D., Sheibley, R.W., Dahlgren, R.A., Anderson, M., Johnson, J. and Tate, K.W. 2005. Land use and land cover influence on water quality in the last free-flowing river draining the Western Sierra Nevada, California. Journal of Hydrology: 313 (2005) 234-247.

Bowden, C., Konovalske, M., Allen, J., Curran, K. and Touslee, S. 2015. Water Quality Assessment: The Effects of Land Use and Land Cover in Urban and Agricultural Land. Final Report. Natural Resources and Environmental Sciences (NRES) Kansas State University.

Cunha, D.G.F., Sabogal-Paz, L.P. and Doddz, W.K. 2016. Land use influence on raw surface water quality and treatment costs for drinking supply in São Paulo State (Brazil). Ecological Engineering: 94 (2016) 516-524.

Goransson, G., Larson, M. and Bendz, D. 2013. Variation in turbidity with precipitation and flow in a regulated river system - River Gota Alv, SW Sweden. Hydrology and Earth System Sciences :17 (2013), 2529-2542.

Hasnawir, Isnan, W. dan Zainuddin. 2015. Analisis Daya Dukung DAS pada Berbagai Tipologi. Laporan Hasil Penelitian Tahun 2015. Balai Penelitian Kehutanan Makassar.

Lee, C.S., Lee, Y.C. and Chiang, H.M. 2016. Abrupt state change of river water quality (turbidity): Effect of extreme rainfalls and typhoons. Science of the Total Environment: 557-558 (2016) 91-101.

Lin Hu, Shan,Y., Chen, R., Guo, W. and Wang, Q., Li, Z. 2016. A study of erosion control on expressway embankment sideslopes with three-dimensional net seeding on the Qinghai-Tibet Plateau. CATENA: 147 (2016), 463-468.

Paimin, Sukresno, dan Purwanto. 2006. Sidik Cepat Degradasi Sub DAS. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Parwali, E., Trisakti B., Carolila I., Kartika T., Harini, S. dan Dewanti, K. 2006. Analisis hubungan penutup/penggunaan lahan dengan total suspended matter (TSM) kawasan perairan Segara Anakan menggunakan data inderaja. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital: 3 (1) 87-97.

Post, D.A. and Jakeman, A.J. 1995. Impact of Rainfall on Turbidity and Suspended Sediment Load at Five Sites on The Murray River Between Albury and Swan Hill and Possible Relationships to Catchment Attributes. Final Report. Centre for Resource and Environtmental Studies. Australian National University. Canbera. Australia.

Pramono, I.B., 2012. Tingkat Kekeruhan Air Sungai Pada Berbagai Variasi Luas Hutan Pinus Di Sub Das Kedungbulus,Gombong. Prosiding Semiloka “Riset Pengelolaan DAS Menuju Kebutuhan Terkini”. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Alira Sungai. Solo.

Tanaka, M.O., Souza, A.L.T., Moschini L.E. and Oliviera, A.K. 2015. Influence of watershed land use and riparian characteristics on biological indicators of stream water quality in Southeastern Brazil. Agriculture, Ecosystems and Environment: 216 (2016) 333–339.

DOI: https://doi.org/10.20886/buleboni.5086