Kesediaan Membayar Pengunjung Sebagai Dasar Pengelolaan Wisata Alam Berkelanjutan

Wahyudi Isnan

Abstract


Aktivitas wisata alam dapat mengakibatkan dampak ekologis dan sosial yang merugikan jika tidak diatur dengan benar. Hal ini mendorong munculnya gagasan untuk menjaga keberlanjutan penyediaan jasa lingkungan dengan dukungan pendanaan dari konsumen jasa lingkungan. Dukungan dana dari konsumen wisata alam dapat didentifikasi dari kesediaan membayar. Nilai kesediaan membayar per individu bervariasi, selain dipengaruhi oleh selera dan preferensi, juga dipengaruhi oleh berbagai karakteristik sosial dan ekonomi pengunjung. Jumlah penerimaan negara dari kawasan konservasi masih sangat jauh dari ideal untuk mendanai pengelolaan konservasi. Biaya pengelolaan konservasi hanya mampu dipenuhi oleh Pemerintah sebesar 0,56% dari biaya pengelolaan konservasi yang ideal. Namun, pengelolaan kawasan konservasi, khususnya kawasan wisata alam di Indonesia dengan anggaran yang jauh dari ideal, dapat ditingkatkan melalui kerjasama dengan pihak swasta, sehingga diharapkan dapat terwujud pengelolaan wisata alam yang berkelanjutan.


Keywords


Kesediaan membayar; pengelolaan; wisata alam berkelanjutan

Full Text:

PDF

References


Alam, S., Supratman dan Sahide, M.A.K. 2009. Ekonomi Sumberdaya Hutan. Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Universitas Hassanuddin.

Amanda, S. 2009. Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Boley, B.B. and Green, G.T. 2016. Ecotourism and natural resource conservation: the ‘potential’ for a sustainable symbiotic relationship. Journal of Ecotour, 15 (1), 36 - 50.

Bonsu, N.O., Dhubhain, A.N. and O’Connor, D. 2017. Evaluating the use of an integrated forest land-use planning approach in addressing forest ecosystem services conflicting demands: Experience within an Irish forest landscape. Futures, 86 (2017): 1 - 17.

Buckley R. (1991) Environmental Impacts of Recreation in Parks and Reserves. In: Perspectives in Environmental Management. Springer, Berlin, Heidelberg.

Dhaniswara, M. 2014. Analisis Willingness To Pay Menuju Pelestarian Ekosistem Wisata Bahari Karimunjawa, Jawa Tengah. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.

Dietz, S. and Adger, W.N. 2003. Economic growth, biodiversity loss and conservation effort. Journal of Environmental Management, 68 (2003): 23 - 35.

Direktorat Jenderal KSDAE. 2016. Statistik Direktorat Jenderal KSDAE 2015. Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.

Hjerpe, E.E. 2017. Outdoor recreation as a sustainable export industry: A Case Study of the Boundary Waters Wilderness. Ecological Economics, 146 (2018): 60-68.

Howe, J., McMahon, E. and Propst, L. 1997. Balancing Nature and Commerce in Gateway Communities. Island Press, Washington, DC.

Iasha, A., Yacob, M.R., Kabir, I. and Radam, A. 2015. Estimating economic value for potential ecotourism resources in Puncak Lawang Park, Agam District, West Sumatera, Indonesia. Procedia Environmental Sciences, 30 (2015): 326 - 331.

Isnan, W. 2016. Harga optimal tiket masuk wisata alam Bantimurung Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 13 (3): 155 – 163.

James, A.N., Green, M.J.B. and Paine, J.R. 1999. A Global Review of Protected Area Budgets and Staff. World Conservation Press. Cambridge, U.K.

Ninan, K.N. and Kontoleon, A. 2016. Valuing forest ecosystem services and disservices – Case study of a protected area in India. Ecosystem Services, 20 (2016): 1 - 14.

Nuva, R., Shamsudin M.N., Radam A. and Shuib A. 2009. Willingness to Pay towards the conservation of ecotourism resources at Gunung Gede Pangrango National Park, West Java, Indonesia. Journal of Sustainable Development, 2 (2): 173-186.

Pearce, D.W. and Moran, D. 1994. The Economic Value of Biological Diversity, London: Earthscan.

Pearce, D.W. and Pearce, C.G.T. 2011. The Value Of Forest Ecosystem. A Report to The Secretariat Convention on Biologycal Diversity.

Sadikin, P.N., Multasih, S., Pramudya, B. dan Arifin, H.S. 2017. Analisis willingness to pay pada ekowisata Taman Nasional Gunung Rinjani. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 14 (1): 31 - 46.

Santosa A, Sakti DK, Hardiyanto G, Berliani H. dan Suwito. 2015. Mendorong Pemanfaatan air dan energi yang lebih baik. Kertas kerja. Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia. The Royal Norwegian Embassy.

Sun, D. and Walsh, D. 1998. Review of studies on environmental impacts of recreation and tourism in Australia. Journal of Environmental Management, 53 (4): 323 - 338.

Wunder, S. (2005). Payments For Environmental Services: Some Nuts and Bolts (No. 42). CIFOR Occassional Paper. Bogor.

Zakaria, J., Taff, M.A.M., Yasim, M.M. and Dasril, B. 2008. Impact of Outdoor Recreation on Environment. Confrence Paper: Konvensyen Sukan Antarbangsa Teluk Danga.




DOI: https://doi.org/10.20886/buleboni.5107

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Buletin Eboni

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by: