Kelembagaan Petani Sutera di Kabupaten Soppeng

Nurhaedah Muin, Wahyudi Isnan

Abstract


Usaha sutera alam di Kabupaten Soppeng melibatkan dua kelembagaan  pada tingkat petani yaitu kelembagaan pada aspek budidaya dan kelembagaan pada aspek pengolahan kokon. Kedua lembaga saling bekerja sama dalam mendukung pengelolaan sutera alam. Berbagai program pemerintah dalam peningkatan produk sutera alam yang mensyaratkan akses melalui kelompok,  mendorong perlunya dibentuk kelembagaan pada tingkat petani, dalam hal ini kelompok tani. Meskipun, dalam perjalanannya kebanyakan kelompok tani yang terbentuk memiliki peran yang terbatas, dalam mengakses program dari pemerintah dan pihak terkait. Namun, pada dasarnya kelompok tani dapat memperluas peran dalam mendukung peningkatan produksi kokon dalam pengembangan usaha sutera alam, tetapi kelompok tani perlu memiliki komitmen bersama antar anggota dan pengurus. Untuk itu, kelompok tani yang sudah terbentuk baik pada aspek budidaya maupun pengolahan kokon perlu dibina dan diberdayakan, agar kelompok yang ada dapat berfungsi optimal dalam mendukung upaya peningkatan produksi kokon.


Keywords


Kelompok tani; kelembagaan; sutera alam; produksi; kokon

Full Text:

PDF

References


Alam, M.K. 2016. Peran Perempuan pada Usaha Persuteraan Alam di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Skripsi Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.

Anantanyu, S. 2009. Kapasitas kelembagaan kelompok petani (Kasus di Provinsi Jawa Tengah). Institut Pertanian Bogor.

Anantanyu, S. 2011. Kelembagaan petani: Peran dan strategi pengembangan kapasitasnya. Jurnal SEPA, 7(2): 102–109.

Balai Persuteraan Alam. 2015. Statistik Pengembangan Persuteraan Alam. Bili-Bili: Balai Persuteraan Alam.

Daeli, W., Tauhid, K., Maharani, C., Moeliono, M., dan I.W Bong. 2017. Dari partisipasi ke inklusi: Pembelajaran dari desain dan pelaksanaan proyek pembangunan di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Info Brief CIFOR, (164), 1–8. Diakses dari https://doi.org/10.17528/cifor/006336 pada tanggal 22 Juni 2018.

Fauziyah, E. 2007. Pengaruh faktor utama terhadap perkembangan usaha persuteraan alam di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 4(6): 603–614.

Kumar, S. N. 2015. Strategies for adoption of appropriate innovations and technologies for the development of sericulture in SAARC countries. In T. R. Gurung, S. M. Bokhtiar, & D. Kumar (Eds.), Sericulture Scenario in SAARC Region (pp. 160–170). SAARC Agriculture Centre. Dhaka, Bangladesh.

Kurdi, R. M.1995. Model-Model Pendanaan Untuk Persuteraan Alam. In Seminar Nasional Persuteraan Alam. Bandung.

Muin, N., dan W.Isnan. 2016. Tipologi Usaha Sutera Alam di Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Info Teknis Eboni, 13(2): 93–103.

Nurhaedah. 2013. Parapihak dalam pengembangan persuteraan alam. Info Teknis Eboni, 10(1): 26–36.

Nurhaedah, N, Hayati., H, Suryanto, A, Prasetyawati., Zainuddin, A, Hermawan dan A, Ruru. 2015. Pengelolaan Persuteraan Alam. Laporan hasil Penelitian. Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Tidak dipublikasi.

Nurhaedah, N, Hayati., A, Prasetyawati., Hasnawir dan Zainuddin. 2017. Penerapan Iptek Persuteraan Alam di Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar. Tidak dipublikasi.

Nuryanti, S dan D.K.S., Swastika, 2011. Peran kelompok tani dalam penerapan teknologi pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi 29(2): 115-128.

Pusat Studi Kebijakan dan Manajemen Pembangunan. 2004. Promosi Pembangunan Daerah Melalui Pengembangan Komoditi Unggulan Sutera di Sulawesi Selatan. Makassar.

Ruhimat, S. I. 2017. Peningkagan kapasitas kelembagaan kelompok tani dalam pengembangan usahatani: Studi kasus di Desa Cukangkawung , Kecamatan Sodonghilir , Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 14(1): 1–17.

Ruttan, V. W., dan Hayami, Y. 1984. Toward a theory of induced institutional innovation. The Journal of Development Studies, 20(4), 203–223. Diakses dari https://doi.org/10.1080/00220388408421914 pada tanggal 22 Juni 2018.

Sadapotto, A., Jusuf, Y., dan G, Harno. 2011. Kelembagaan kelompok tani sutera alam di Desa Rappolemba Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam, Edisi Juli 2011, 72–78.

Sejati, W. K., dan H, Supriadi. 2015. Kelembagaan Agribisnis pada Desa Berbasis Komoditas Perkebunan. In Panel Petani Nasional: Mobilisasi Sumber Daya dan Penguatan Kelembagaan Pertanian (pp. 307–318). Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Syam, D. 2017. Analisis Pendapatan Pemelihara Ulat Sutera pada Pemeliharaan Konvensional di Desa Sering, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Zakaria, W. A. 2009. Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Kunci Kesejahteraan Petani. In Dinamika Pembangunan Pertanian dan Perdesaan: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani" 2009 (pp. 295–315). Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Kementerian Pertanian.




DOI: https://doi.org/10.20886/buleboni.5137

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Buletin Eboni

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by: