Kelembagaan pendukung agroforestry bambu di Rajadesa

Eva Fauziyah, Tri Sulistyati Widyaningsih, Devy Priambodo Kuswantoro

Abstract


The use of bamboo for construction and various products is increasing as part of an environmentally friendly lifestyle. This effort needs to be supported by bamboo cultivation and strong institutions. This study aims to identify and analyze the institutions that play a role in the development of bamboo agroforestry. The research was conducted from 2016 to 2021 in West Java. Data were collected through interviews with actors related to bamboo development, meetings, Focus Group Discussion (FGD), observation and documentation. The data were analyzed and presented descriptively. The results show that the supporting institutions of bamboo development consist of national institutions and local institutions. National institutions include the Ministry of National Development Planning, Ministry of Environment and Forestry, Indonesian Institute of Sciences, Ministry of Industry, Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR), Academy of Bambu Nusantara, Research Center for Bamboo Udayana University, and PT Charta Putra Indonesia. Local institutions include farmers, farmer groups(Karya Mukti II), woman farmer groups, craftsman group (BASUKA), research team of Research and Development of Agroforestry Technology Institute (BP2TA), extension workers, Sukaharja Village Government, bamboo business actors, Industry and Trade Office of Ciamis District, Industry and Trade Office of West Java Province, Branch Region VII of Forestry Service, ta'lim assemblies, and middleman. Each institution plays a role according to its main duties. The bamboo development program at the national level is synergized by the Ministry of National Development Planning while the program at the local level is synergized by the BP2TA research team in collaboration with the Sukaharja Village government. The institutions synergies allow the development of bamboo to be carried out comprehensively.                                                      


Keywords


bamboo agroforestry, institution, national institution, local institution

References


Awuy, O. W., & Prasetya, T. B. (2019). Pengembangan sentra pengrajin akar bambu di Desa Jambu Kulon Klaten Jawa Tengah. Jurnal Enersia Publika, 3(1), 58–79.

Baguna, F. L., Nurrochmat, D. R., & Yovi, E. Y. (2015). Potensi pengembangan bambu tutul sebagai komoditas unggulan di Maluku Utara. Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan, 2(1), 42–50. https://doi.org/10.20957/jkebijakan.v2i1.10390

Darajati, W. (2016). Strategi Nasional Ketahanan Air melalui Penanaman Bambu. Kementerian PPN/ Bappenas.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR. (2016). Bambu untuk Hunian Layak dan Terjangkau. Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian PUPR.

Elita, D., Latifah, S., & Setiawan, B. (2016). Peran Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam pengembangan usaha kerajinan anyaman bambu (Bambusa spp) di Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Barat. Universitas Mataram.

Fazita, M. R. N., Jayaraman, K., Bhattacharyya, D., Haafiz, M. K. M., Saurabh, C. K., Hussin, M. H., & Khalil H. P.S., A. (2016). Green composites made of bamboo fabric and poly (lactic) acid for packaging applications-A review. Materials, 9(435), 1–29. https://doi.org/10.3390/ma9060435

Hadi, D. W. (2021). Menyongsong kebangkitan bambu Indonesia. Https://Www.Menlhk.Go.Id/Site/Single_post/3911/Menyongsong-Kebangkitan-Bambu-Indonesia.

Hani, A., Fauziyah, E., Widyaningsih, T. S., & Kuswantoro, D. P. (2018). Potensi dan pola Agroforestri yang mendukung kelestarian bambu di Desa Sukaharja Kabupaten Ciamis. Jurnal Wasian, 5(2), 115–125. https://doi.org/10.20886/jwas.v5i2.4559

Hasan, B., & Chairuddin, C. (2019). Pengembangan usaha lampu hias rumah ukir bambu di Kabupaten Bangkalan. Jurnal Terapan Abdimas, 4(2), 152–159. https://doi.org/[1] Hasan B and Chairuddin C 2019 Pengembangan usaha lampu hias rumah ukir bambu di Kabupaten Bangkalan J. Terap. Abdimas 4 152–9

Jeong-Ju, Y., Lorynn, D., & Hye-Young, K. (2013). Environmental awareness on bamboo product purchase intentions: do consumption values impact green consumption? International. Journal of Fashion Design, Technology and Education, 6(1), 27–34.

Kencana, P. K. D. (2016). Pemanfaatan Bambu sebagai Sumber Pangan yang Aman dan Sehat. Puslitbang Bambu LPPM Universitas Udayana.

Lesmana, I. P. D., Widiawan, B., & Hartadi, D. R. (2018). Pengembangan pemasaran online kerajinan anyaman bambu Antirogo Jember melalui media internet. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 1(1), 17–24.

Manandhar, R., Kim, J.-H., & Kim, J.-T. (2019). Environmental, social and economic sustainability of bamboo and bamboo-based construction materials in buildings. Journal of Asian Architecture and Building Engineering, 18(2), 49–59.

Maurina, A., & Henata, B. (2014). Promoting Sustainable Living through Contemporary Bamboo Architecture. International Conferences on 15th SENVAR (Sustainable Environmental Architecture) and 2nd AVAN (Asian Vernacular Architecture Network), Department of Architecture, 1–8.

MR, F., & Alkam, R. B. (2019). PKM pengembangan manajemen teknologi pengelolaan bambu sebagai sumber daya alam lokal dan meubel kursi di Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan. Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS, 10(1), 131–136.

Mukkodas, S. (2016). Kota Tangerang Selatan: Cerdas-Berkualitas-Berdaya Saing berbasis Inovasi dan Teknologi. Akademi Bambu Nusantara.

Muslih, M., Etica, U., Rosanti, E., Hastuti, E. W., & Mubarok, W. (2020). Pengembangan sentra produksi kemasan berbasis anyaman bambu melalui pemberdayaan karang taruna dan PKK untuk peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Mojorejo Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 343–362. https://doi.org/10.29062/engagement.v4i2.222

Nani, J., & Abubakar. (2018). 70 Penilaian Prioritas Pengembangan Produk Kerajinan Anyaman Bambu di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Https://Agroteksos.Unram.Ac.Id.

Noor, M. (2014). Analisis kelembagaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) untuk penanggulangan kemiskinan. Serat Acitya - Jurnal Ilmiah Untag Semarang, 3(2), 113–124.

Noywuli, N., Sapei, A., H. Pandjaitan, N., & Eriyatno, E. (2019). Kebijakan pengembangan budidaya tanaman bambu untuk pengelolaan berkelanjutan DAS Aesesa Flores. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 9(4), 946–959. https://doi.org/10.29244/jpsl.9.4.946-959

Pramono, J. (2016). Kebijakan dan Komitmen KLHK untuk Pelestarian Bambu Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Raya, A. B., & Untari, D. W. (2016). Model inovasi kelembagaan petani lahan pasir pantai di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemantapan Inovasi Dan Diseminasi Teknologi Dalam Memberdayakan Petani. Seminar Nasional Pemberdayaan Dan Perlindungan Pertanian 2015, 127–137.

Reyhan, F., Tangkau, K. A., Nathanael, L., Kharisma, S., Anzhari, S. B., Oetomo, S., Narada, T., & Agustiawan, S. (2019). Pengembangan usaha kecil dan menengah kerajinan bambu dalam peningkatan kualitas produk dan pemasaran di Desa Ciputri, Pacet, Cianjur. JPM Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 01(01).

Santoso, S. E. (2018). Strategi pengembangan agribisnis bambu apus (Gigantochloa apus Kurz) di Kabupaten Trenggalek Propinsi Jawa Timur. Magister Agribisnis: Jurnal Agribisnis, 18(1), 12–25.

Saroni, S. (2016). Kebijakan Pemanfaatan Sempadan Sungai di Indonesia. Subdit Pemanfaatan SDA, Direktorat Bina Penatagunaan SDA, Direktorat Jenderal SDA, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Sasmito, A. J., & Zaenuri, M. (2018). Pengembangan desa wisata kerajinan bambu di Brajan, Sendang Agung, Minggir Kabupaten Sleman. Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP), 4(K), 92–99.

Setiawan, B. (2010). Strategi pengembangan usaha kerajinan bambu di wilayah Kampung Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Jurnal Manajemen Dan Organisasi, I(2), 135–147.

Subyakto, & Yusuf, S. (2016). Peluang dan Tantangan Pemanfaatan Bambu Masa Depan (Biomaterial). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Umasugi, M., Anfas, A., & Simabur, L. A. (2020). Pengembangan Kapasitas Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Tabadiku Tongole melalui kerajinan bambu tutul. KANGMAS: Karya Ilmiah Pengabdian Masyarakat, 1(3), 180–187. https://doi.org/10.37010/kangmas.v1i3.132

Wahono, J. (2016). Powering the Archipelago 12.500 villages electrification project with biomass and other renewable energy sources. Clean Power Indonesia.

Wahyuni, S. (2003). Kinerja kelompok tani dalam sistem usaha tani padi dan metode pemberdayaannya. Jurnal Litbang Pertanian, 22(1), 1–8.

Werastuti, D. N. S., Sudita, I. K., & Tripalupi, L. E. (2020). Pengembangan ekonomi kreatif melalui pelatihan dan pendampingan desa mitra dalam memanfaatkan potensi hutan bambu. Proceeding Senadimas Undiksha, 595–601.

Wibawaningsih, G. (2016). Kebijakan Pengembangan Industri berbasis Bambu di Indonesia. Kementerian Perindustrian.

Wibhawa, B., Humaedi, S., Riana, A. W., Taftazani, B. M., Irfan, M., & Binahayati. (2017). Pengembangan produktivitas pengrajin bambu melalui pelatihan olahan aneka kerajinan bambu di Desa Genteng Kecamatan Sukasari Sumedang. Jurnal Penelitian & PPM, 4(2), 297–303. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/jppm.v4i2.14347

Widyaningsih, T. S., Fauziyah, E., Hani, A., & Kuswantoro, D. P. (2016). Demplot agroforestry bambu: Media belajar bersama masyarakat. In Hafizianor, Y. Nugroho, & Susilawati (Eds.), Prosiding Seminar Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-2 KOMHINDO. Lambung Mangkurat University Press.




DOI: https://doi.org/10.20886/jai.2021.4.2.91%20-%20105

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2021 Jurnal Agroforestri Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright Jurnal Agroforestri Indonesia

 

E=ISSN : 2655-9595

Jurnal Agoforestri Indonesia terindeks di :