PERMASALAHAN ASPEK HIDROLOGIS HUTAN TUSAM DAN UPAYA MENGATASINYA

Ag Pudjiharta

Abstract


Tusam adalah jenis pohon pionir yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Jenis ini telah berkembang dan telah ditanam secara meluas, terutama setelah tusam menjadi jenis pohon reboisasi. Daerah tanaman tusam telah berkembang meluas di beberapa daerah, yang menimbulkan beberapa isu kontroversi di beberapa daerah di mana tusam ditanam. Pengaruh isu kontroversi mengenai tusam menyebabkan masyarakat mengajukan beberapa keluhan mengenai keberadaan hutan tanaman tusam di daerahnya. Keluhan mengatakan bahwa hutan tanaman tusam mempunyai pengaruh merugikan pada keseimbangan hidrologi dan tusam bukan jenis pohon asli setempat. Beberapa pendapat mengenai pengaruh penanaman dan penebangan hutan termasuk tusam pada hidrologi telah muncul sejalan dengan perkembangan dan meluasnya penanaman tusam dan meningkatnya kebutuhan sumber mata air pada musim kemarau yang panjang. Respon yang proposional dan pendekatan secara kelembagaan dibutuhkan untuk mitigasi masalah di atas.

Keywords


Tusam, aspek hidrologis, sisi baik, sisi buruk

Full Text:

PDF

References


Anonim. 2002. Hutan Pinus dan Hasil Air. Pusat Pengembangan Sumber Daya Hutan Perhutani Cepu : 1 - 34. Anonim. 2004. Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga (Renja-KL) Departemen Kehutanan Kep. Menteri Kehutanan No. SK 474/Menhut-VII /2004 : 4 - 6. Budhiyono, Bambang Eko. 1979. Pendugaan neraca air dalam sistem hidrologi DAS Waspada Garut dengan Analisa Sistem. Tesis Sarjana Kehutanan IPB Bogor : 1 - 96. Bramasto. Y, 1995. Studi variasi pertumbuhan semai Pinus merkusii jungh et de Vries dari beberapa sumber benih. Buletin Penelitian Hutan Bogor No. 570 : 47 - 55. Chow, V. T. 1964. Handbook of Applied Hydology. Mc Graw Hill. Toronto, New York : 11.1 - 11.33. Hewlett, J. D. and W.L. Mutter. 1969. An Outline of Forest Hydrology School of Forest Resources University of Georgia : 87 - 104. Mokobombang. 1981. Mulai gundul hutan disekitar irigasi Domoga. Kompas No. 254 Tahun XVI, tanggal 16 bulan 3.

Mide, Umar. 1981. Studi intersepsi curah hujan pada tegakan Pinus merkusii jungh et de vrees di kecamatan Mengkedek Kabupaten Tana Toraja. Tesis Sarjana Kehutanan. Universitas Hasanudin Ujungpandang : 1 - 78. Pudjiharta, A dan M. K. Salata. 1985. Aliran batang, air lolos dan intersepsi curah hujan pada tegakan Pinus merkusii di daerah hutan tropik Cikole, Lembang, Bandung Utara, Jawa Barat. Buletin Penelitian Hutan No. 471 : 49 - 62. Pudjiharta, A. 1984. Keadaan limpasan permukaan dan peresapan di bawah tegakan Pinus merkusii di Cikole, Ciwidey dan Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor. Laporan No. 438 : 1 - 13. ______ 1986. Respon dari beberapa jenis tegakan terhadap pengawetan air di Ciwidey Bandung . Selatan. Buletin Penelitian Hutan No. 472 : 41 - 57. ______ . 1986. Peranan beberapa jenis pohon hutan dalam mentransfer air hujan. Buletin Penelitian Hutan No. 478 : 21 - 29. ______ 1986. Aspek hidrologi tegakan Parkia javanica, sweetenia macrophylla dan Pinus merkusii . pada penelitian lisimeter di Bogor. Buletin Penelitian Hutan No. 487 : 1 - 12. ______ 1989. Perbandingan produksi dan penghancuran serasah di bawah tegakan Pinus . merkusii, S. macrophylla dan hutan alam di Janlapa, Jawa Barat. Buletin Penelitian Hutan No. 508 : 1 - 13. ______ 1997. Aplikasi petunjuk pemilihan jenis dalam kaitannya dengan proporsi curah hujan dan . evapotranspirasi (jenis Tusam, Eucalyptus sp dan A. mangium) dan peluang perolehan air. Info Hutan No. 84 : 1 - 15. ______ 2001. Aspek Hidrologi dari Eucalyptus. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan . Vol.2 No. 1 : 1 - 10. Samingan, Tjahjono. 1978. The economic of the coniferous forest in the tropics. Bagian Ekologi Tumbuh-Tumbuhan, Departemen Botani, Fakultas Pertanian, IPB.21 pp. Sampurno. 1982. Air, Air, Air. Kompas No. 82 Tahun XVII, tanggal 20 bulan 9. Winarso, D. A. 2004. Perubahan iklim dan fenomena bencana banjir di kawasan DKI Jakarta. Makalah dalam lokakarya : Perubahan iklim dan implikasi terhadap bencana banjir: rencana tindak antisipasi, adaptasi dan mitigasi bencana dan dampak banjir. Jakarta. Yamin, A. 1982. Bencana alam di Sumatera Selatan lingkungan yang perlu dikaji. Kompas No. 352 Tahun XVII hal IV, tanggal 26, bulan 4.




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2005.2.2.129-144

Copyright (c) 2017 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.