PENGGUNAAN SISTEM KABEL DALAM PEMANENAN HUTAN ALAM INDONESIA

Djaban Tinambunan

Abstract


Kondisi hutan alam Indonesia yang masih tersisa sekarang ini menunjukkan bahwa sistem pemanenan dengan penyaradan di permukaan tanah sudah sangat sulit dilakukan karena medannya kebanyakan mempunyai kelerengan curam atau terpotong-potong oleh sungai, lembah dan berbagai rintangan lainnya. Penerapan sistem penyaradan di permukaan tanah untuk kondisi tersebut akan menyebabkan operasi pemanenan tidak efektif, tidak efisien, merusak lingkungan hutan dan membahayakan pekerja lapangan.  Di sisi lain, sampai saat ini teknologi sistem kabel sudah berkembang jauh dan berbagai macam tipe sudah tersedia di pasaran. Beberapa ujicoba dan penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa penggunaan sistem kabel untuk pemanenan hutan alam adalah baik. Salah satu tuntutan yang makin menonjol dalam pemanenan hutan dewasa ini adalah perlindungan terhadap lingkungan hutan. Karena itu sistem yang menjadi pilihan adalah yang ramah terhadap lingkungan. Hal tersebut sudah banyak ditunjukkan oleh sistem kabel. Oleh karena itu sudah saatnya mendorong pemanfaatan sistem kabel di Indonesia. Untuk membangun dan memajukan penggunaan sistem kabel di Indonesia diperlukan adanya upaya-upaya membangun kemampuan menggunakan sistem kabel, mencakup bidang teknis, sumberdaya manusia, kelembagaan, penelitian dan pengembangan, pengetatan pelaksanaan peraturan, pembangunan kesadaran dan kemauan para pihak terkait dan pemasyarakatan sistem kabel.


Keywords


Pemanenan hutan, hutan alam, sistem kabel, kelebihan sistem kabel, kekurangan sistem kabel.

Full Text:

PDF

References


Anonim. 1982. Sistem kabel gaya berat dengan rem. Leaflet. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

_______. 1995. Laporan penelitian sistem skyline di areal TJTI. Kerjasama penelitian antara PT Sumalindo Lestari Jaya dan Pusat Litbang Hasil Hutan dan Sosek Kehutanan. Bogor.

_______. 1996. Panduan diskusi hasil ujicoba penggunaan skyline system pada pembalakan hutan di areal PT Sumalindo Lestari Jaya, Kalimantan Timur. PT Sumalindo Lestari Jaya. Jakarta.

_______. 2001. Rimbaka Timber Harvester. Brosur. Rimbaka Timber Envi-Harvester Bhd. Kuala Lumpur.

Aulerich, E. 1996. Cable Logging Planning. Bahan Diskusi Sistem Kabel di Samarinda, tanggal 30-31 Januari 1996. PT Sumalindo Lestari Jaya. Jakarta.

Basari, Z., D. Sumanto dan W. Endom. 1997. Analisis produktivitas kerja ekstraksi kayu dengan sistem kabel layang dalam sistem tebang habis di hutan Jawa Timur. Bul. Penelitian Hasil Hutan 15(3):169-189. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.

_______, W. Endom dan M. Sinaga. 1998. Ekstraksi kayu dengan sistem kabel layang gaya berat ber-rem di areal hutan tusam KPH Pekalongan Barat Perum Perhutani Jawa Tengah. Bul. Penelitian Hasil Hutan 15(6):371-384. Pusat Litbang Hasil Hutan dan Sosek Kehutanan. Bogor.

_______. 2002. Produktivitas pengeluaraan dolok kayu tusam dengan sistem kabel layang Iwafuji 115. Bul. Penelitian Hasil Hutan 20(1):20-34.Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan. Bogor.

Conway, S. 1979. Logging Practices. Principles of Timber Harvesting Systems. Miller Freeman Publications, Inc. San Fransisco.

Dulsalam, M.M. Idris dan W. Endom. 1997. Produktivitas dan biaya pengeluaran kayu dengan sistem kabel P3HH20. Bul. Penelitian Hasil Hutan 15(3):151-161. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.

_______, M.M. Idris dan D. Tinambunan. 1995. Penggunaan sistem kabel layang Koller 300 untuk pengeluaran kayu. Makalah pada Ekspose Hasil Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosek Kehutanan di Bogor tanggal 4 Desember 1995.

_______, dan D. Tinambunan. 1998a. Studi kasus produktivitas dan biaya pengeluran kayu dengan sistem kabel layang Koller 300. Bul. Penelitian Hasil Hutan 15(8):449-462. Pusat Litbang Hasil Hutan dan Sosek Kehutanan. Bogor.

_______, dan D. Tinambunan. 1998b. Pengeluaran kayu dengan sistem kabel layang di hutan produksi terbatas. Info Hasil Hutan 5(1):11-27. Pusat Litbang Hasil Hutan dan Sosek Kehutanan. Bogor.

_______, S. Suhartana, D. Tinambunan, M. Sinaga dan Sukadaryati. 2000. Penebangan pohon yang efisien dengan kerusakan tegakan tinggal yang minimal. Laporan Hasil Penelitian, Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan. Bogor. (tidak diterbitkan).

_______, dan D. Tinambunan. 2002. Uji coba pengeluaran kayu di hutan tanaman Pulau Laut dengan sistem kabel layang P3HH20 yang disempurnakan. Bul. Penel. Hasil Hutan 20(4):313-331. Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan. Bogor.

Endom, W., S. Tohjaya dan Y. Sugilar. 2003. Peningkatan produktivitas kerja alat muatsarad serbaguna EXP2000 hasil perbaikan. Jur. Penelitian Hasil Hutan 21(3):277-289. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.

Rachmat, M. dan Y. Ruslim. 2002. Produktivitas beberapa cara penyaradan pada hak pengusahaan hutan di Kalimantan Timur. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Teknologi Hasil Hutan di Bogor, 19 Desember 2002. Hlm.: 21-30. Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan. Bogor.

Sianturi, A., I. Surianegara, R.S. Suparto dan S. Manan. 1984. Faktor eksploitasi di hutan alam dipterokarpa Pulau Laut. Jur. Penel. Hasil Hutan 1(1):1-10. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.

Stenzel, G., T.A. Walbridge Jr. and J.K. Pearce. 1985. Logging and Pulpwood Production. John Wilwey & Sons. New York.

Studier, D.D. and V.W. Binkley. 1991. Cable Logging Systems. Division of Timber Management, USDA Forest Service. Portland.

Suhartana, S. 1996. Dampak penyaradan kayu terhadap terjadinya keterbukaan lahan di kawasan dua perusahaan hutan di Riau. Bul. Penel. Hasil Hutan 14(2):52-59. Pusat Litbang HasiL Hutan. Bogor.

_______. dan Dulsalam. 1996. Penebangan serendah mungkin untuk meningkatkan produksi kayu: Studi kasus di dua perusahaan hutan di Kalimantan Timur. Bul. Penel. Hasil Hutan 14(9):374-381. Pusat Litbang Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan. Bogor.

_______, Dulsalam dan Sukadaryati. 2002. Penyaradan berwawasan lingkungan untuk minimasi kerusakan hutan dan biaya di hutan produksi alam. Laporan Hasil Penelitian, Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan. Bogor. (tidak diterbitkan).

Sukadaryati, Dulsalam dan M. Sinaga. 2002. Kerusakan tegakan tinggal, keterbukaan lahan, pergeseran tanah dan biaya pada penyaradan terkendali. Bul. Penel. Hasil Hutan 20(5):379-399. Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan. Bogor.

_______. dan Dulsalam. 2006. Pengeluaran kayu dengan sistem kabel layang P3HH24 di hutan tanaman KPH Bojong Lopang, Sukabumi. Konsep naskah untuk Jur. Penelitian Hasil Hutan. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.

Tinambunan, D. 1988a. Masalah pemadatan tanah dalam pengelolaan hutan. Duta Rimba No. 99-100/XIV/88, hlm. 1-9. Perum Perhutani. Jakarta.

_______. 1988b. Potensi jalan hutan dalam akselerasi erosi tanah di Kalimantan Barat. Jur. Penel. Hasil Hutan 5(3):104-117. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2006.3.2.71-86

Copyright (c) 2017 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.