ANALYSIS ON READINESS OF YOGYAKARTA FOREST MANAGEMENT UNIT AS SUB-NATIONAL PUBLIC SERVICE AGENCIES

Sulistya Ekawati,M.Sc, Fentie Julianti Salaka, Kushartati Budiningsih

Abstract


The institution of Yogyakarta Forest Management Unit (FMU) is considered still bureaucratic which makes it difficult to respond quickly to problems related with financial management. Although Sub-National Public Service Agencies (SNPSA)  is an independent financial management institution, but Yogyakarta FMU is not confident yet to perform this scheme. This study aims to analyze some legislation related with independent financial management, formulate supporting legal instruments and provide institutional options for independent financial management that would be matched for Yogyakarta FMU. By using a qualitative analyse approach with a paradigm of critical legal theory the study showed that there was similiarity regarding principles of effeciency and effectiveness in forest and financial management carried out by FMU and SNPSA . However, in order to be independent, FMU needs to be self-sufficient through synchronization and revision of several regulations related with it. It is suggested that hybrid public organization as an independent financial management for FMU to gain political support from local governments, strong leadership, preparation of capable human resources and improvement on accounting management.


Keywords


FMU; institutional; regulation; forest management; Sub National Public Service Agencies (SNPSA).

Full Text:

PDF

References


Ashaver, & Teryima, B. (2013). Globalization and public sector reform in third world countries : The Nigerian experience. IOSR Journal Of Humanities And Social Science, 14(2), 13–22.

Budiningsih, K., Ekawati, S., Gamin, Sylviani, Suryandari, E. Y., & Salaka, F. (2015). Tipologi dan strategi pengembangan kesatuan pengelolaan hutan di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 12(3), 283– 298.

Chalidyanto, D. (2015). Rumah sakit pemerintah sebagai badan layanan umum (BLU), apakah mendukung universal coverage ? Surabaya: Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.

Ekawati, S. (2014). Apakah yang dimaksud dengan kesatuan pengelolaan hutan (KPH). Dalam B. Hernowo & S. Ekawati (Eds.) Operasionalisasi kesatuan pengelolaan hutan (KPH): Langkah awal menuju kemandirian. Yogyakarta: PT Kanisius.

Fatmawati. (2011). Kemitraan dalam pelayanan publik sebuah penjelajahan teoritik. Jurnal Otoritas, 1(2), 91–101.

Gustini, S. (2011). Implementasi kebijakan pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah. Studi kasus pada RSUD Tidar Kota Magelang. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Indrawati, N. (2010). Penyusunan anggaran dalam era new public management: Implementasinya di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 10(2), 176–193.

Indrayathi, P., Listyowati, R., Nopiyani, N.M.S., & Ulandari, L.P.S. (2014). Mutu pelayanan puskesmas perawatan yang berstatus BLUD. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 9(2).

Jahra, N. (2013). Analisis implementasi pola pengelolaan badan layanan umum pada Rumah Sakit Daerah Kalisat–Jember. (Artikel Ilmiah Mahasiswa). Jember: Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ).

Julijanti, Nugroho, B., Kartodihardjo, H., & Nurrochmat, D. R. (2015). Proses operasionalisasi kebijakan kesatuan pengelolaan hutan: Perspektif teori difusi inovasi. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 12(1), 67–88.

Karsudi, Soekmadi, R., & Kartodihardjo, H. (2010). Model pengembangan kelembagaan pembentukan wilayah kesatuan pengelolaan hutan di Provinsi Papua. JMHT, XVI(2), 92– 100.

Kartodihardjo, H., Nogroho, B., & Putro, H. R. (2011). Pembangunan kesatuan pengelolaan hutan (KPH). Konsep, praturan perundangan dan implementasi. Jakarta: Direktorat Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan.

KPH Yogyakarta. (2013). Laporan kajian BLUD KPH Yogyakarta dalam rangka tata hutan dan rencana pengelolaan KPH Yogyakarta. Yogyakarta: KPH Yogyakarta.

Lukman, M. (2013). Badan layanan umum. Dari birokrasi menuju korporasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mahmudi. (2007). Kemitraan pemerintah daerah dan efektivitas pelayanan publik. Jurnal Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, 9(1), 53–67.

Maryudi, A. (2016). Arahan tata hubungan kelembagaan kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di Indonesia. Jurnal Ilmu Kehutanan, 10(1), 57–64.

Nadilla, T., Basri, H., & Fahlevi, H. (2016). Identifikasi permasalahan penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK BLUD). Studi kasus pada Rumah Sakit Permata dan Rumah Sakit Berlian. Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 88–99.

Nugroho, B. (2014). Menuju KPH mandiri: Apa yang harus dilakukan ? In Sugiharto (Ed.). Strategi pengembangan KPH dan perubahan struktur kehutanan di Indonesia. Jakarta: Direktorat Planologi Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Nugroho, B., & Soedomo, S. (2016). Panduan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah menuju kemandirian KPH. (2nd ed.). Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Nugroho, N., Kartodihardjo, H., Soedomo, S., Handra, H., Setyarso, A., & Djajono, A. (2013). Pola pengelolaan keuangan BLUD menuju kemandirian KPH. Jakarta: Debut Wahana Sinergi.

Nugroho, R. (2008). Public policy. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Pandriadi. (2014, Juni). Upaya optimalisasi peran KPHP dalam rangka menuju perbaikan tata kelola hutan dan lahan melalui pola pengelolaan keuangan BLUD : Studi kasus KPHP model Lakitan. Workshop Penyebaran Policy Brief: KPHP Lakitan Menuju PPKBLUD. Musi Rawas: KPHP Lakitan.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/MenhutII/2010 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/MenhutII/2009 tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan.

Pujirahayu, E.W. (1999). Metodologi penelitian bidang humaniora dalam metodologi penelitian ilmu sosial (dengan orientasi penelitian bidang hukum). (Materi Pelatihan Metodologi Ilmu Sosial). Semarang: Bagian Humas Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

Putra, J., & Farida, L. (2014). Implementasi badan layanan umum daerah. Jurnal Administrasi Pembangunan, 2(2), 115–226.

Sahide, M., Maryudi, A., Supratman, & Geissen. (2016). Is Indonesia utilising its international partners? The driving forces behind forest management units. Forest Policy and Economics, 69, 11–20.

Salim, A. (2001). Teori dan pradigma penelitian sosial (Denzim guba dan penerapannya). Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Surianto, & Trisnantoro, L. (2013). Evaluasi penerapan kebijakan BLUD di RSUD UNDATA Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 2(Maret).

Suroso. (2015). Optimasi pelayanan dan pendapatan negara dengan BLU. Retrieved July 20, 2017, from http://www.bppk.kemenkeu.go.id

Suwarno, E. (2015). Apakah KPH dapat memperbaiki tata kelola hutan Indonesia. Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan, 10(2), 1–15.

Suwarno, E., Kartodihardjo, H., Kolopaking, L. M., & Soedomo, S. (2015). Penggunaan konsep rules-in-use ostrom dalam analisis peraturan pembentukan organisasi kesatuan pengelolaan hutan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 12(1), 13–26.

Tim Fakultas kehutanan IPB. (2017, Mei). Mewujudkan pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL) melalui pembangunan KPH. Seminar Nasional TNC-IPB: Percepatan Operasionalisasi KPH. Jakarta: TNC-IPB.

Verhagen, K. (1996). Pengembangan keswadayaan : Pengalaman LSM di tiga negara. Cimanggis: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara (PUSPA SWARA).




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2018.15.1.1-18

Copyright (c) 2018 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.