EFFORT FOR THE ENACTMENT OF REGIONAL LAW ON RECOGNITION, PROTECTION AND EMPOWERMENT OF CUSTOMARY LAW COMMUNITY OF KASEPUHAN, LEBAK REGENCY, BANTEN

Desmiwati Desmiwati, Surati Surati

Abstract


The Constitutional Court (CC) Decree Number 35/PUU- /2012 had determined that customary forests are no longer classified as state forests. However, the isssue of restoring customary forests in to their right holders is still challenging. This study aims to analyze the text of the regional regulation of Lebak Regency Number. 8 of 2015, the process of passing the regional regulation and sociocultural practiced of this regulation. The research was conducted in customary law community of Kasepuhan, Lebak Regency, Banten Province. Data analysis was carried out using Norman Fairclough’s critical-discourse model and descriptive analysis by data retrieval through documentation, interview and literature study. The result found that Regional Law on the Recognition, Protection and Empowerment of Kasepuhan Customary Law Community has accommodated the needs of this indigenous community to defend their territories. Nevertheless, in its implementaion there is still problem related to the central government, the Ministry of Environment and Forestry, as some of the customary areas are overlapping with the area of Gunung Halimun Salak National Park. Hence, the potential conflict still occurs. Conflict resolution can be anticipated through synergetic collaborative management among related stakeholders to realise  forest sustainability.

Keywords


Kasepuhan indigenous people; forest resources; customary community regulations.

Full Text:

PDF

References


Ayatullah, A. L. (2013). Korupsi dalam wacana pers lokal. Retrieved from https://doi.org/10.1017/ CBO9781107415324.004

Eriyatno. (2012). Analisis wacana : Pengantar analisa teks media. Yogyakarta: LkiS.

Gayo, A. A., & Ariani, N. V. (2016). Penegakan hukum konflik agraria yang terkait dengan hak-hak masyarakat adar pasca Putusan MK Nomor 35/PUU-X/2012. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 16(2), 157–171.

Hanafi, I., Ramdhaniaty, N., & Nurzaman, B. (2004). Nyoreang alam ka tukang nyawang anu bakal datang penelusuran pergulatan di kawasan Halimun Jawa Barat-Banten. Bogor: RMI.

Hendarti, L. (2008). Menepis kabut halimun: Rangkaian bunga rampai pengelolaan sumber daya alam di Halimun. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ismail, S. (2008). Wacana, analisis wacana kritis: Alternatif menganalisis. Jurnal Universitas Negeri Medan, 69.

Kelana, H. W., Hidayat, T., & Widodo, A. (2016). Pewarisan pengetahuan dan keterampilan identifikasi keanekaragaman tanaman padi lokal pada generasi muda Kasepuhan Adat Banten Kidul (pp. 255–262) Proceeding Biology Education Conference, 13(1), Surakarta October 2016. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Mahendra, Y. (2016). Tekstual, praktik wacana, dan praktek sosiokultural pada teks berita kriminal dalam Surat Kabar Harian Radar Lampung dan pengembangannya sebagai media pembelajaran menulis teks di SMA. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Manuaba, I. B. P., Satya Dewi, T. K., & Kinasih, S. E. (2012). Mitos, masyarakat adat, dan pelestarian hutan. Atavisme, 15(2), 235. https:// doi.org/10.24257/atavisme.v15i2.63.235-246

Moleong, L. J. (2008). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nuryanto, & Machpudin, I. (2008). Kajian pola kampung dan rumah tinggal warga Kasepuhan Kesatuan Adat Banten Kidul di Sukabumi Selatan-Jawa Barat. (Artikel Hasil Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pengakuan, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Kasepuhan.

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pengakuan, Perlindungan Dan Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Kasepuhan (2015).

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat.

Peraturan Menteri Kehutanan No P.19/Menhut-II/2004 tentang Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 56 /MenhutII/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Taman Nasional.

Purwasasmita, M., & Sutaryat, A. (2014). Padi sri organik Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Penebar Swadaya.

Putri, S. N. M. M., Sukirno, & Sudaryatmi, S. (2017). Implikasi Putusan MK No.35/PUU-X/2012 Terhadap Eksistensi Hutan Adat Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar yang Tumpang Tindih dengan Hutan Konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Diponegoro Law Journal, 6(2), 1–22.

Rahmawati, R., Subair, Idris, Gentini, Ekowati, D., & Setiawan, U. (2008). Pengetahuan lokal masyarakat adat Kasepuhan. Jurnal Trandisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia, 2(2), 151–190.

Ramdhaniaty, N. (2018). Perempuan Adat Non Elit, Eksklusi Berlapis, dan Perjuangan Hak Kewarganegaraan atas Hutan Adat (Thesis). di Kajian Gender, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia, Jakarta.

Salam, S. (2016). Perlindungan Hukum Masyarakat Hukum Adat Atas Hutan Adat. Jurnal Hukum Novelty, 7(2), 209–224.

Saputro, G. E. (2006). Modal Sosial dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan pada Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul. Institut Pertanian Bogor.

Sari, D. M., & Fu’adah, A. (2014). Peran pemerintah daerah terhadap perlindungan hutan adat pasca putusan mahkamah konstitusi nomor 35/puu-x/2012. Jurnal Penelitian Hukum, 1(1), 53–61.

Subarudi. (2014). Kebijakan Pengelolaan Hutan Adat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/ PUU-X/2012: Suatu Tinjauan Kritis. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 11(3), 207– 224.

Sukirno. (2016). Tindak lanjut pengakuan hutan adat setelah putusan mahkamah konstitusi no.35/ puu-x/2012 1. Jurnal Masalah - Masalah Hukum, 45(4), 259–267.

Surat Keputusan Bupati Lebak No.430/Kep.298/ Disdikbud/2013 tentang Pengakuan Keberadaan Masyarakat Adat di Wilayah Kesatuan Adat Banten Kidul di Kabupaten Lebak.

Tobroni, F. (2013). Menguatkan Hak Masyarakat Adat Atas Hutan Adat ( Studi Putusan MK Nomor 35/PUU-X/2012). Jurnal Konstitusi, 10(3), 461–482.

Vitasari, D. M., & Ramdhaniaty, N. (2015). Jalan Panjang Pengakuan Hukum : Lima Belas Tahun Pendampingan Masyarakat Kasepuhan. Jakarta: RMI dan Epistema Institute.

Wardah. (2005). Pemanfaatan Tumbuhan Pada Masyarakat Kasepuhan Desa Cisungsang di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Kabupaten Lebak Banten. Berita




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2018.15.2.165-178

Copyright (c) 2018 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.