THE EFFECTIVENESS OF LOCAL INSTITUTIONAL ARRANGEMENT FOR COMMUNITY PLANTATION FOREST

Fentie Salaka, Iis Alviya, Elvida Y Suryandari, Fitri Nurfatriani, Muhammad Zahrul Muttaqin

Abstract


Development of Community Plantation Forest (HTR) as one of Social Forestry (SF) Programs in Indonesia seems still not able to optimally improve people's welfare becaused of weak institutional arrangements at local level. The purpose of this study is to analyze the effectiveness of HTR institutional arrangements at local level in encouraging the development of HTR. Data are collected through field observations, in-depth interviews and focus group discussion (FGD and analysed using qualitative descriptive method. The results show that institutional managements of HTR at farm level in four HTR permit holders examined are ineffective and require capacity building program. In addition, institutions in the form of cooperatives are generally better than farmer groups (Kelompok Tani Hutan/KTH); even though, they have not been able to fully implement the rules of the game that have been prepared and agreed by all members. To strengthen local institutional arrangements, after granting permits to communities, it is necessary for governments to intensify facilitation program in the form of guidance and technical training in forest management administration and finance management, development of potential HTR products and options of market opportunity.


Keywords


Community forest plantation (HTR); effectiveness; local institutional arrangemenbts; social forestry.

References


Anantanyu, S. (2011). Kelembagaan petani: peran dan strategi pengembangan kapasitasnya. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 7(2), 102–109.

Andrasmoro, D., & Nurekawati, E. E. (2017). Analisis pengembangan kebijakan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Barat dan D.I Yogyakarta. Jurnal Swarnabhumi,

(1), 36–44. http://doi.org/10.31851/ SWARNABHUMI.V2I1.1135

Bachry, S. (2018, 24 Juli). Peran pemerintah daerah dalam implementasi perhutanan sosial pasca-

izin dalam rangka memajukan perhutanan sosial, termasuk pendanaan. Disampaikan pada Semiloka Nasional Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia (Perhutanan Sosial - PS): Kendala, Tantangan dan Keberhasilan Utama

Implementasi PS Pasca-Izin, Jakarta: CIFOR.

Banuwa, I. S., Safe’i, R., Febryano, I. G., & Novayanti, D. (2018). Strategi implementasi kebijakan hutan tanaman rakyat di KPH Gedong Wani. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 20(1), 29–38.

Dinas Kehutanan dan perkebunan Sulsel. (2018). Industri primer kehutanan di Provinsi Sulawesi Selatan. Makasar: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sulawesi Selatan.

Faggin, J. M., & Behagel, J. H. (2018). Institutional bricolage of sustainable forest management implementation in rural settlements in Caatinga biome, Brazil. International Journal of the Commons, 12(2), 275–299. http://doi. org/10.18352/ijc.872.

Faradhana, A. (2019). Kontribusi hutan tanaman rakyat terhadap pendapatan petani kesatuan pengelolaan hutan unit XIV Gedong Wani (Skripsi). Universitas Lampung, Bandar Lampung. Forest Trends & Koalisi Anti Mafia Hutan. (2015). Kesenjangan persediaan kayu legal dan implikasinya terhadap peningkatan kapasitas industri kehutanan di Indonesia: Sebuah kajian peta jalan revitalisasi industri kehutanan, fase 1. Diunduh tanggal 22 Februari 2019 dari eyesontheforest.or.id.

Hakim, I. (2009). Kajian kelembagaan dan kebijakan hutan tanaman rakyat: sebuah terobosan dalam menata kembali konsep pengelolaan hutan lestari. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 6(1), 27–41.

Halim, A., & Moenir, N. (2017). Panduan pelaksanaan ToT kader SHK melalui kelompok tani hutan. Bogor: IPB Press Printing.

Hardjanto, H., Hero, Y., & Trison, S. (2012). Desain kelembagaan usaha hutan rakyat untuk mewujudkan kelestarian hutan dan kelestarian usaha dalam upaya pengentasan kemiskinan masyarakat pedesaan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 17(2), 103–107.

Herawati, T. (2011). Hutan Tanaman Rakyat : analisis proses perumusan kebijakan dan rancang bangun model konseptual kebijakan (Disertasi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Herawati, T., Liswanti, N., Banjade, M. R., & Mwangi, E. (2017). Merancang masa depan perhutanan sosial di Provinsi Lampung dari skenario menuju aksi. Diunduh tanggal 19 Mei 2020 dari http://doi.org/10.17528/cifor/006558

Ifrisal, L. O., Kartodihardjo, H., & Nugroho, B. (2016). Implementasi kebijakan hutan tanaman rakyat di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Jurnal Silvikultur Tropika, 7(3), 159–164.

Iskandar, Paranoan, D., & Djumlani, A. (2013). Implementasi Kebijakan Hutan Tanaman. eJournal Administrative Reform, 1(41), 525– 537.

Mowo, J., Adimassu, Z., Masuki, K., Lyamchai, C., Tanui, J., & Catacutan, D. (2011). The importance of local traditional institutions in the management of natural resources in thehighlands of Eastern Africa. Working Paper 134. Nairobi: World Agroforestry Center. Diunduh tanggal 27 Februari 2019 dari http:// dx.doi.org/10.5716/WP11085.PDF.

Nugroho, B. (2018, 30 Oktober). Strategi penguatan kelembagaan HTR di tingkat lokal. Disampaikan pada Focus Group Discussion “Hambatan dan Strategi Pengembangan Kelembagaan HTR di Tingkat Nasional dan Lokal”, Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim.

Nurfatriani, F., & Alviya, I. (2019). Efektivitas Kebijakan Alokasi Lahan 12,7 Juta Ha untuk Perhutanan Sosial: Studi Kasus Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Analisis Kebijakan

Kehutanan, 16(1), 47–66.

Ohorella, S., Suharjito, D., & Ichwandi, I. (2011). Efektivitas kelembagaan lokal dalam pengelolaan sumber daya hutan pada masyarakat Rumahkay di Seram Bagian Barat, Maluku. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, XVII(2), 49–55.

Pujiastuti, E. (2011). Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan hutan tamanan rakyat di Kabupaten Sarolangun, Jambi (Tesis). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rohadi, D., Dunggio, I., Herawati, T., Wau, D., & Laode, Y. (2016). Mendorong pengembangan usaha hutan tanaman rakyat di Kabupaten Boalemo (Policy Brief 66). Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program.

Sanudin, S., Awang, S. A., Sadono, R., & Purwanto, R. (2015). Implementasi hutan tanaman rakyat di Kabupaten Pesisir Barat-Lampung dan Kabupaten Tebo-Jambi. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 22(3), 341–349.

Sofyan, A. (2016). Kelembagaan hutan rakyat: Kasus di Forest Management Unit (FMU) Karsa Lestari Kabupaten Pamekasan (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Subekti, I., Martono, E., & Hamid, E. (2016). Manajemen koperasi dalam rangka pengelolaan hutan rakyat dan pengaruhnya terhadap ketahanan ekonomi masyarakat. Jurnal Ketahanan Nasional, 22(2), 158–179.

Supriyanto, B. (2019). Catatan dari tepi hutan. Jakarta: Tempo Publishing. Tjiptono, H. (2018, 24 Juli). Perkembangan dan tantangan dalam implementasi perhutanan sosial pasca-izin. Disampaikan pada Semiloka Nasional Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia (Perhutanan Sosial - PS): Kendala, Tantangan dan Keberhasilan Utama Implementasi PS Pasca-izin, Jakarta: CIFOR.




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2020.17.1.75-92

Copyright (c) 2020 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.