CRITERIA AND INDICATORS OF VILLAGE PREPAREDNESS ON FOREST AND LAND FIRES CONTROL

Kushartati Budiningsih, Irfan Malik Setiabudi, Elvida Yosefi Suryandari, Deden Djaenudin, Mohamad Iqbal

Abstract


The government have prioritized forest and land fires issue become one of their national priorities. Villagebased fire control Approach have been Developed by Encouraging community involvement. That approach considers an existence of village as the site-smallest administrative entity and also fire events occur within village. The validated criteria and indicators are utilized as an instrument for assessing the preparedness performance of villages, specifically on fires control. Those instruments comprise 5 criteria and 20 indicators, which represent their different weight for each. The criteria encompass community participation, technology and infrastructure, land and livelihood, fire control team, and fire control policy. Those instruments have been developed in 5 provinces, comprise South Sumatra, Jambi, West Kalimantan, Central Kalimantan, and South Kalimantan. Thus, it can generate classification of fire-preparedness village as following Class A (Good), B (Moderate), and C (Poor). Tarung Manuah (Central Kalimantan) and Jangga Baru (Jambi) villages are an example of village which have a good preparedness condition on fire control (Class A). This assessment tool is easy to use and can be practiced by all parties, in the form of self-assessment. Further, this instrument and its classification can be optimized as a basis for village-based program interventions on conducting fire control.


Keywords


Forest and land fires; community involvement; village; criteria and indicators; assessment.

References


Budiningsih, K. (2017). Implementasi Kebijakan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Povinsi Sumatera Selatan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 14(2), 165–186.

Chuvieco, E., Aguado, I., Jurdao, S., Pettinari, M. L., Yebra, M., Salas, J., …., Martinez-Vega, F. J. (2014). Integrating geospatial information into fire risk assessment. International Journal of Wildland Fire, 23(5), 606–619.

Direktorat PKHL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2019). Rekapitulasi luas kebakaran hutan dan lahan (ha) per provinsi di Indonesia tahun 2014-2019. Diakses 1 Maret 2020 dari http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_kebakaran.

Evayanti, T., & Zulkarnaini. (2014). Partisipasi Organisasi Masyarakat Peduli Api (MPA) terhadap Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Pelalawan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 8(1), 1–11.

Harmizan. (2015). Upaya preventif Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dalam menangani kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2012-2013. Jom FISIP, 2(2), 1–13.

Lantarsih, R., Widodo, S., Darwanto, D. H., Lestari, S. B., & Paramita, S. (2011). Sistem Ketahanan Pangan Nasional: Kontribusi Ketersediaan dan Konsumsi Energi Serta Optimalisasi Distribusi Beras. Analisis Kebijakan Pertanian, 9(1), 33–51.

Maksum, M. A., Maarif, M. S., Syaufina, L., & Zuhriana, D. (2019). Evaluasi keberlanjutan program pengembangan kapasitas SDM pengendalian karhutla dengan metode Rapfire. Tata Loka, 21(3), 521–536.

Nugroho, A. W. (2016). Manusia dan kebakaran hutan. Jurnal Lestari, 1(1), 90–100.

Nurdin, Badri, M., & Sukartik, D. (2018). Efektivitas sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada masyarakat di Desa Sungai Buluh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan Riau. Jurnal Riset Komunikas, 1(1), 70–87.

Putra, A., Ratnaningsih, A. T., & Ikhwan, M. (2018). Pemetaan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kecamatan Bukit Batu, Kab. Bengkalis). Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan, 13(1), 55–63.

Putra, I. K., Saharjo, B. H., & Wasis, B. (2019). Tantangan kelembagaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada tingkat tapak. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 24(2), 151–159.

Rasyid, F. (2014). Permasalahan dan dampak kebakaran hutan. Jurnal Lingkar Widyaswara, 1(14), 47–59.

Rezainy, A., Syaufina, L., & Sitanggang, I. S. (2020). Penentuan daerah rawan kebakaran di lahan gambut berdasarkan pola sekuens titik panas di Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Journal of Natural Resources and Environmental Management, 10(1), 66–76.

Setyosari, P. (2015). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

Suryandari, E. Y., Budiningsih, K., Handoyo, Djaenudin, D., Syahadat, E., Iqbal, M. (2018). Penguatan kelembagaan berbasis desa untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Laporan Hasil Penelitian). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (unpublished).

Thoha, A. (2014). Model penguatan kelembagaan pengelolaan risiko kebakaran hutan dan lahan berbasis masyarakat (Tesis). IPB, Bogor.

Wardoyo, Yuningsih, L., & Kurniawan, R. (2017). Partisipasi masyarakat dalam pengendalian kebakaran lahan gambut di Desa Muara Medak Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Sylva, VI(1), 14–22.




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2020.17.2.123-139

Copyright (c) 2020 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.