Forbiddance as A Means of Forest Preservation in Cikondang Indigenous Community

Lasmiyati Lasmiyati, Ria Intani Tresnasih

Abstract


This research is conducted because of the frequent forest destruction occurrence, meanwhile, the forests in the Cikondang  Indigenous  Community  area  are  still  wellpreserved  to  date.  This  study  aims  to  obtain  an  overview of the sacred grove located in Cikondang, the reason why the forest is designated as a sacred grove, and the factors  that  cause  the  forest  to  be  well-preserved.  This  research  is  a  descriptive  one  by  exercising  the  qualitative method.  The  qualitative  method  isused  to  analyze  objects  that  cannot  be measured  using  numbers.  The  research methods were conducted by literature studies, observations, and interviews. Informants, both key and additional,were interviewed with reference to interview guidelines. The research stage is initiated by extracting the data in the field, classifying and analyzing the data, and finally drawing a conclusion. The results indicated that the forests in Cikondang  physically  have  similarities  with  forests  in  general.  Historical  events  and  awareness  of  the  benefits  of the forest designated the forest as a sacred grove whose preservation has been well-maintained due to the enactment of a number of forbiddance or pamali related to the existence of the forest. Forbiddance or pamali is a customary rule that is obeyed because of fear of violating the forbiddance or pamali. It has the "power" to prevent people from causing forest destruction. Forbiddance or pamali can be a means to preserve the forest.


Keywords


Forbiddance; Cikondang Indigenous Community; forest preservation

References


Adeng, Lasmiyati, Aam Masduki, Euis Thresnawaty,R. S. C. (2020). Palintangan di Cikondang Kabupaten Bandung (Laporan Penelitian).Bandung: Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat.Anonim. (n.d.-a). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

Anonim. (1518). Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian. Diakses tanggal 27 Agustus 2022 dari https://Www.Kaskus.Co.Id/Thread/5c0a0219c1d7704a408b4567/NaskahSanghyang-Siksakandang-Karesian-i---XXX/.

Aprianti, S. (2020). Rimbo Larangan Kearifan Lokal Masyarakat Minangkabau untuk Menjaga Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan.Agroprimatech, 3(2), 74-78.

Billiyardi Ramdhan, Tutik Chikmawati, E. B. W. (2015). Perspektif Kultural Pengelolaan Lingkungan pada Masyarakat Adat Cikondang Bandung Jawa Barat. Jurnal Sumber Daya Hayati, 1, 7-14.

Budiana Setiawan. (2013). Hutan-hutan kecil yang Terlestarikan. In Kearifan Lokal dan Lingkungan (pp. 19–39). Jakarta: Balitbangbud.

Firdaus. (2017). Peran Lembaga Adat Kenegarian Rumbio dalam Pelestarian Larangan Adat (Studi: Hutan Larangan Kenegarian Rumbio Kecamatan Ngampar Kabupaten Ngampar). Jurnal JOM FISIP, 4, 1-12.

Kartawinata, A. M. (2011). Komunitas Adat dalam Lintasan Zaman: Eksistensi dan Bentuk Pemberdayaan. Makalah dalam Kegiatan Bimbingan Teknis Pemetaan Komunitas Adat, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bandung, 16-18 November.

Miharja, D. (2016). Wujud Kebudayaan Masyarakat Cikondang dalam Melestarikan Lingkungan. Religious: Jurnal Agama dan Lintas Budaya, 1(1), 52-61.

Nagel, P. J. F. (2011). Pelestarian Hutan dalam Hubungannya dengan Lingkungan dan Potensi Ekonomi. Proceeding PESAT (Psikologi,Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil), 4, E-7-E-13.

Rigg, J. (2009). A Dictionary of The Sunda Language of Java. Bandung: PT Kiblat Utama.

Rosidi, A. (2000). Ensiklopedi Sunda. Alam, Manusia, dan Budaya Termasuk Budaya Cirebon dan Betawi. In Ensiklopedi Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya.

Saebani, B. A. (1992). Pengantar Antropologi.Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Sastrawijaya, M. M. (2010). Adat Istiadat Sunda. Bandung: PT. ALUMNI.

Sely Indri Prameswari, Iskandar AM, S. R. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dayak Hibun dalam Melestarikan Hutan Terinkang di Dusun Beruak Desa Gunam Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan Lestari, 7(4),1668-1681.

Sucipto, H. F. R. dan T. (2002). Kampung Adat dan Rumah Adat di Jawa Barat. Laporan Penelitian.Bandung: Disparbud Provinsi Jawa Barat.

Suprianto, E. (2018). Macan Tutul di Bandung Turun dari Hutan Gunung Tilu, diakses 4 Juni 2018,dari http://www.tribunnews.com.

Susilo, A. (2018). Asosiasi Jenis-jenis Pohon Dominan di Cagar Alam Gunung Tilu. Proceeding Biology

Education Conference, 15 (1), 813-819.

Yuzar Purnama, Ani Rostiati, Suwardi Alamsyah P., Nandang Rusnandar, Yanti Nisfiyanti, Nina Merlina, R. I. T. (2001). Budaya Asli Suku Sunda di Kampung Cikondang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan (Laporan Penelitian).Bandung: Proyek Pengkajian dan PembinaanNilai Nilai Budaya Jawa Barat DirektoratTradisi dan Kepercayaan bekerjasama dengan Lembaga Studi Pembangunan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung.




DOI: https://doi.org/10.59100/jakk.2023.20.1.35-46

Copyright (c) 2023 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.