PERSISTENT ORGANIK POLLUTANTS (POPS) DI BEBERAPA LOKASI PERTANIAN DI INDONESIA (2010)

Heny Puspita Rokhwani, Yunesfi Syofyan Ratnaningsih

Abstract


Senyawa Persistent Organic Pollutants ( POPs ) adalah senyawa organik yang mempunyai sifat toksik bagi mahluk hidup dan dapat bertahan lama di lingkungan (persistent). Senyawa POPs juga memiliki sifat bioakumulasi dan biokonsentrasi melalui rantai makanan, dimana semakin tinggi tingkat kedudukan dalam rantai makanan maka akan menjadi tempat akumulasi yang paling tinggi konsentrasinya, yang kemudian akan memberikan dampak negatif yang serius terhadap kesehatan manusia. Pemantauan kualitas lingkungan akibat pencemaran kelompok senyawa Persistent Organic Pollutants (POPs) dan pestisida organoklorin (OCs) telah dilakukan di bulan Maret - Agustus 2010. Pengambilan contoh uji dilakukan di sekitar area pertanian atau perkebunan di Medan dan Karo (Sumatera Utara), Cianjur dan Karawang (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Batu (Jawa Timur). Jenis contoh uji yang diambil adalah air, tanah dan sedimen. Senyawa POPs yang dipantau adalah Aldrin, Heptaklor, Heptaklor epoksid, trans-Klordan, p,p’-DDE, Dieldrin, Endrin, p,p’-DDD, o,p’-DDT, dan p,p’-DDT. Senyawaan pestisida jenis organoklorin yang dianalisisis :α-HCH, β-HCH, BHC, γ-HCH, δ-HCH, Metoksiklor dan mirex. Tujuan dari pemantauan ini adalah untuk inventarisasi POPs dan OCs di Indonesia, mengetahui jenis dan konsentrasi residu senyawa POPs dan OCs yang terdapat di lingkungan. Senyawa target pada contoh uji air, tanah dan sedimen diekstrak dengan menggunakan pelarut organik, kemudian di clean-up dan dianalisis dengan GCMS QP 2010 menggunakan kolom kapiler non polar. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa POPs yang terdeteksi adalah DDT dan turunannya seperti p,p’-DDT, o,p-DDT ,DDD dan DDE. Konsentrasi senyawa DDT dan turunannya yang terdeteksi di air berada pada kisaran 0,011 – 0.564 ppb, di sedimen terdeteksi dengan konsentrasi 0,50 ppb- 18,7 ppb dan tanah terdeteksi dengan konsentrasi 0,23 ppb- 54,9 ppb. Sedangkang konsentrasi senyawa target lainnya seperti mirex, endrin dan metoksiklor berada pada konsentrasi < 10 ppb.

Keywords


Persistent Organic Pollutants (POPs), Lokasi pertanian, Indonesia

Full Text:

PDF

References


(1) Bouwman, H., "POPs in southern Africa", Handbook of Environmental Chemistry. 2003 Vol. 3O: Persistent Organic Pollutants, pp. 297–320.

(2) Mangala, Y. “ POPs in Sea food of China-Review. China University of Geoscience of Wuhan.2009

(3) " L i v i n g o n E a r t h : P O P s i b l e Nightmare". Living on Earth. 2006. http://www.loe.org/shows/ segments.htm?programID=06-P13- 00050&segmentID=2. Retrieved 2007-09-16.)

(4) The United Nation University (UNU) International Symposium on Industries and EDC Pollution.2001. Environmental Monitoring and Governance EDCs in East Asian Coastal Hydrosphere.KORDI Korea.

(5) The United Nation University (UNU) Environmental Monitoring and Governance EDCs in East Asian Coastal Hydrosphere. 1999. Manual for sample collection and Analysis. Japan.

(6) Gunlazuardi, J,.1992. DDT and residues in the Yogyakarta and Bali environment: A monitoring survey in soil, sediment, water, vegetables and fish samples. Pesticides Residues in relation to crop production increment. NODAI Japan.

(7) B Byron A. 1996. Aquatic Ecosystem Contamination and Rivererine Flux of Persistent organic Pollutants (POPs) to Coastal Seas in the Asia-Pasific Region. Canada.

(9) Pusarpedal-KLH. 2010, Pemantauan Persistent Organic Pollutants (POPs) di Indonesia Tahun 2010.

(10) Website Persistent Organic Pollutants; A Global Issue, A Global response, di kutip pada tanggal 3 September 2010

(11) Diambil dari Web; www..pops.int, di ambil pada Septemebr 2010




DOI: https://doi.org/10.20886/jklh.2010.4.2.55-62

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Ecolab

This Journal Index by:

  

 

 

  

e-ISSN: 2502-8812, p-ISSN: 1978-5860
Ecolab is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License