PENILAIAN INDEKS KERENTANAN SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN RISIKO LONGSOR DI KECAMATAN BANJARMANGU KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH (Vulnerability index assessment as landslide risk reduction in Banjarmangu District Banjarnegara Central Java)

Baharinawati Wilhan Hastanti,, Arina Miardini

Abstract


ABSTRACT

Landslide vulnerability index assessment is needed to reduce the disaster risk. The vulnerability of landslides in Banjarmangu District is calculated based on the results of the indexes of social, economic, physical, and environmental vulnerabilities. This study aims to determine the value of landslide vulnerability index in Banjarmangu Subdistrict, Banjarnegara Regency, referring to the Regulation of the Head of BNPB No.2 of 2012 concerning General Guidelines for Disaster Assessment which assesses landslide vulnerability using variables of social, economic, physical, and environmental vulnerabilities. The value of the vulnerability index is expressed on a numerical scale from 0 to 1 depending on the intensity of the landslide that occurred. The landslide vulnerability index assessment ranges from 0.37 to 0.91. 12.78% out of the total area is classified as very high (Kesenet and Kalilunjar Villages), 57.86% as high (Jenggawur, Beji, Sijenggung, Sipedang, Banjarmangu, Rejasari, Sigeblog, Paseh and Kendaga), 15.32% as moderate (Pekandangan, Banjarkulon and Sijeruk), and 14.02% as low (Majatengah, Gipit, and Prendengan). The implications of this study are used as a basis for policy considerations for landslide disaster mitigation to minimize the risks and losses incurred. One of the functions of the disaster vulnerability index is to serve as a warning and consideration in policy making and disaster management actions. Each region has different vulnerability index. Communities with high-risk disaster vulnerability are expected to be treated differently in handling disaster compared to the lowrisk vulnerability communities. Therefore, people who live in areas with high vulnerability values should increase the preparedness against landslides.

Keywords: vulnerability; landslides; risk management; Banjarmangu

 

ABSTRAK

Penilaian indeks kerentanan longsor sangat diperlukan dalam upaya pengurangan risiko bencana. Kerentanan bencana tanah longsor di Kecamatan Banjarmangu dihitung berdasarkan hasil perhitungan indeks kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, kerentanan fisik, dan kerentanan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai indeks kerentanan tanah longsor di Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, mengacu pada Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Bencana. Penilaian kerentanan bencana tanah longsor menggunakan variabel kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, kerentanan fisik, dan kerentanan lingkungan. Nilai indeks kerentanan dinyatakan dalam skala numerik dari 0 sampai 1 bergantung pada intensitas longsor yang terjadi. Hasil penilaian indeks kerentanan longsor berkisar antara 0,37-0,91 dengan rincian 12,78% dari total luas wilayah tergolong sangat tinggi (Desa Kesenet dan Kalilunjar), 57,86% tinggi (Jenggawur, Beji, Sijenggung, Sipedang, Banjarmangu, Rejasari, Sigeblog, Paseh dan Kendaga), 15,32% Sedang (Pekandangan, Banjarkulon dan Sijeruk), 14,02% Rendah (Majatengah, Gipit, dan Prendengan). Implikasi hasil penelitian ini adalah sebagai dasar pertimbangan kebijakan untuk mitigasi bencana longsor untuk meminimalkan risiko dan kerugian yang ditimbulkan. Salah satu fungsi indeks kerentanan bencana adalah menjadi peringatan (warning) dan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan tindakan penanganan bencana. Setiap daerah mempunyai indeks kerentanan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Masyarakat dengan kerentanan bencana yang tinggi dengan masyarakat kerentanan yang rendah diharapkan diperlakukan secara berbeda dalam penanganan tergantung pada tingkatan resikonya terhadap bencana tersebut. Oleh sebab itu masyarakat yang tinggal pada daerah dengan nilai kerentanan yang tinggi maka perlu meningkatkan kesiapsiagaan yang lebih tinggi terhadap terjadinya bencana longsor.

Kata kunci: kerentanan; longsor; manajemen risiko; Banjarmangu


Keywords


: vulnerability; landslides; risk management; Banjarmangu

References


Asian Disaster Reduction and Response Network (ADRRN). (2010). Terminologi pengurangan risiko bencana. UNISDR Asia and the Pacific Office. Bangkok

Agustin, H. (2014). Persepsi Masyarakat Kenagarian Sumani Tentang Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(5), 199–206. https://doi.org/10.25311/jkk.vol2.iss5.74

Arsyad, U., Barkey, R. A., Wahyuni, W., & Matandung, K. K. (2018). Karakteristik tanah Longsor di Daerah Aliran Sungai Tangka. Jurnal Hutan Dan Masyarakat, 10(1), 203–214. https://doi.org/10.24259/jhm.v0i0.3978

Aryanti, A. D. (2015). Analisis tingkat kerentanan daerah dalam menghadapi bencana tanah longsor di Kabupaten Jombang (Studi di Kecamatan Bareng, Wonosalam, dan Mojowarno). Universitas Negeri Jember.

Azmeri, Fatimah, E., Herawati, H., Sundary, D., & Isa, A. H. (2017). Analisis spasial risiko banjir bandang akibat keruntuhan bendungan Alami pada DAS Krueng Teungku, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jurnal Teknik Sipil ITB, 24(3), 229–236. https://doi.org/10.5614/jts.2017.24.3.6

Chhaya, K. S. (2015). Social ecosystem succession and natural disaster mitigation. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2668958

Corominas, J., van Westen, C., Frattini, P., Cascini, L., Malet, J. P., Fotopoulou, S., Catani, F., Van Den Eeckhaut, M., Mavrouli, O., Agliardi, F., Pitilakis, K., Winter, M. G., Pastor, M., Ferlisi, S., Tofani, V., Hervás, J., & Smith, J. T. (2014). Recommendations for the quantitative analysis of landslide risk. Bulletin of Engineering Geology and the Environment, 73(2), 209–263. https://doi.org/10.1007/s10064-013-0538-8

Debortoli, N. S., Camarinha, P. I. M., Marengo, J. A., & Rodrigues, R. R. (2017). An index of Brazil’s vulnerability to expected increases in natural flash flooding and landslide disasters in the context of climate change. Natural Hazards, 86(2), 557–582. https://doi.org/10.1007/s11069-016-2705-2

Destriani, N. (2013). Identifikasi daerah kawasan rentan tanah longsor dalam KSN Gunung Merapi di Kabupaten Sleman. Jurnal Teknik Pomits, 2(2), 134–138. https://www.neliti.com/id/publications/155292/identifikasi-daerah-kawasan-rentan-tanah-longsor-dalam-ksn-gunung-merapi-di-kabu

Handoko, D., Nugraha, A. L., & Prasetyo, Y. (2017). Kajian pemetaan kerentanan Kota Semarang terhadap multi bencana berbasis Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. 1–10. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/17173/16441

Hastanti, B. W., & Susanti, P. D. (2019). Karakteristik dan persepsi petani terhadap teknik soil bioenginering untuk mitigasi longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. JPPDAS, 1(1), 45–58. https://doi.org/10.20886/jppdas.2019.3.1.45-58

Meifiyanto, A. S. (2017). Analisis kerawanan dan kejadian tanah longsor di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Mittelstädt, S., Wang, X., Eaglin, T., Thom, D., Keim, D., Tolone, W., & Ribarsky, W. (2015). An integrated in-situ approach to impacts from natural disasters on critical infrastructures. Proceedings of the Annual Hawaii International Conference on System Sciences. https://doi.org/10.1109/HICSS.2015.136

Pradhan, B., Mansor, S., Pirasteh, S., & Buchroithner, M. F. (2011). Landslide hazard and risk analyses at a landslide prone catchment area using statistical based geospatial model. International Journal of Remote Sensing, 32(14), 4075–4087. https://doi.org/10.1080/01431161.2010.484433

Pratiwi, D.D., Nugraha, A.L., & Hani'ah. (2016). Pemetaan multi bencana Kota Semanarang. Jurnal Geodesi Undip, Vol. 5 no. 4, pp. 122-131, Nov.

Setianto, A., Rosaji, F.S.C., Sufwandika. (2013). Tinjauan praktis pemetaan risiko bencana tanah longsor berdasarkan Peraturan Kepala BNPB no 02 tahun 2012.Prosiding Seminar Nasional kebumian ke-6. Universitas Gadjah Mada11-12 Desember 2013

Setianto, A., Rosaji, F.S.C., Sufwandika. (2013). Tinjauan praktis pemetaan risiko bencana tanah longsor berdasarka Peraturan Kepala BNPB no 02 tahun 2012.Prosiding Seminar Nasional kebumian ke-6. Universitas Gadjah Mada11-12 Desember 2013

Stough, L. M., & Kang, D. (2015). The Sendai framework for disaster risk reduction and persons with disabilities. International Journal of Disaster Risk Science, 6(2), 140–149. https://doi.org/10.1007/s13753-015-0051-8




DOI: https://doi.org/10.20886/jppdas.2021.5.2.155-170

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

 

 

Published by:

Cooperation the Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo) with the Indonesian Soil and Water Conservation Society (MKTI)

eISSN : 2579-5511,  pISSN : 2579-6097

 

Secretary:

The Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo)
Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura Po.BOX 295 Surakarta 57102
Phone.(0271) 716709 ; Fax(0271) 716959;
Email : sekred.jppdas@gmail.com

Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id/

Copyright : Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research)