KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN HUTAN ASAL SULAWESI UTARA YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT

Lis Nurrani, Julianus Kinho, Supratman Tabba

Abstract


Pemanfaatan plasma nutfah sebagai sumber bahan obat merupakan bentuk kearifan tradisional yang diadopsi oleh masyarakat pada daerah tertentu dan identik dengan warisan turun-temurun. Makalah ini mendeskripsikan aspek etnobotani masyarakat Sulawesi Utara (Suku Minahasa, Mongondow dan Sangihe) dalam memanfaatkan sumberdaya alam hayati dari beberapa spesies tumbuhan hutan untuk pengobatan penyakit kanker secara tradisional, yang kemudian dibuktikan secara ilmiah melalu identifikasi kandungan bahan aktif dan toksisitasnya menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat lokal Sulawesi Utara telah memanfaatkan bagian tertentu (seperti batang, kulit dan daun) dari 14 jenis tumbuhan hutan dalam pengobatan anti kanker dan penyakit lainnya. Ekstrak herbal dari kulit lawang (Cinnamomum cullilawan Bl) diidentifikasi mengandung senyawa alkaloid, sedangkan senyawa flavonoid terdeteksi pada ekstrak daun lingkube (Dischidia imbricata Steud) daun yantan (Blumea chinensis Dc), kulit ketapang (Terminalia catappa L), kulit kayu manumpang (Loranthus globulus Jacq), batang tanduk rusa, akar kayu gimto (Ligodyum sp.) akar rumput balsam ( Polygala paniculata L) dan akar cakar kucing (Acalypha indica L). Daun luhu (Crotalaria retusa L) dan kuhung-kuhung (Crotalaria striata Dc) mengandung senyawa steroid dan tanin. Sebanyak 9 dari 12 ekstrak n-butanol mampu memberikan efek toksik terhadap larva Artemia salina Leach yang ditandai melalui nilai LC50 kurang dari 1000 ppm. Nilai LC50  terkecil didapatkan dari ekstrak petroleum eter daun kuhung-kuhung (Crotalaria striata Dc) sebesar 68,33ppm dimana nilai ini mendekati standar efektifitas komponen bioaktif untuk melawan sel kanker berdasarkan kategori National Cancer Institute Amerika.

Keywords


Sulawesi Utara, tumbuhan hutan, etnobotani, kandungan bahan aktif, toksisitas

References


Albuntana, A., Yasman dan W. Wardana. (2011). Uji toksisitas ekstrak empat jenis teripang suku Holothuriidae dari Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan Seribu, Jakarta. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 3(1): 6572. Bogor.

Arcuri, P.B. 2004. Animal Science 625. Nutritional Toxicolog y. Phenolic Toxicants http://www.ansci.cornel.edu. Diakses tanggal 28 November 2013.

Astuti, M. D. 2001. Penapisan metabolit sekunder pada limbah ekstrak air tubuh Ganoderma lucidum dengan uji toksisitas larva udang (Artemia salina Leach). Bogor: Skripsi Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor.

Chaidir, A. 2010. Obat hepatitis dari Papua. Trubus Edisi 484 Maret 2010-XLI:94-95. Depok.

Dalimartha, S. (2001). Resep Tumbuhan obat untuk reumatik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Harborne, J.B. (1987). Metode fitokimia penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.

Harianto, G.R. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) dan Ketokonazol 2% Terhadap Pertumbuhan Candica albicans Secara In Vitro Pada Kandidiasis Vulvovaginalis. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

International Union Against Cancer (UICC). (2009). Cancer In The World. (http://www.depkes.go.id) ). Diakses tanggal 5 Desember 2013.

Kementerian Kesehatan. (2010). Jika tidak dikendalikan 26 Juta orang di dunia menderita kanker. http://www.depkes.go.id). Diakses tanggal 5 Desember 2013.

Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E., Jacobsen, L.B., Nicholas, D.E., and McLaughlin, J.L. (1982). Brine Shrimp : a Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents. Journal of Medicinal Plant Research 45:31-34. Nigeria.

Muharso. (2000). Kebijakan pemanfaatan tumbuhan obat Indonesia. Makalah seminar “Tumbuhan Obat di Indonesia”, Kerjasama Indonesian Resource Center for Indigenous Know-ledge (INRIK). Bandung: Universitas Padjajaran dan Yayasan Ciungwanara dengan Yayasan KEHATI.26-27April2000.

Pramono, E. (2002). Perkembangan dan prospek industri obat tradisional Indonesia. Prosiding Seminar Nasional “Tumbuhan Obat Indonesia XXI” tanggal 2728 Maret 2002. Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan Prof. Dr. Kosasih Padmawinata. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.

Saifudin, A., V. Rahayu dan H.Y. Teruna. (2011). Standarisasi Bahan Obat Alam. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sangi, M., M.R.J Runtuwene., H.E.I Simbala, dan V.M.A. Makang. (2008). Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Chemical Program 1(1): 47-53. Manado.

Saputra, K,. Maat, dan Soedoko. (2000). Terapi Biologi Untuk Kanker, Surabaya: Airlangga Press.

Simanjuntak, P. (2013). Strategi Pencarian Senyawa Bioaktif Baru Dari Sumber Bahan Alami Tumbuhan. Puslit Bioteknologi-LIPI. Bogor. www.jifi.ffupp.org. Diakses tanggal 14 Februari 2013.

Studiawan, H dan M.H. Santosa. 2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi Aloksan. Surabaya: Media Kedokteran Hewan 21(2) Mei 2005.

Sukandar, E.Y., R.Andrajati, J.I. Sigit, I.K.Adnyana, A.P. Setiadi dan Kusnandar.(2009). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.

Wenas, J. (2007). Sejarah dan Kebudayaan Minahasa. Institut Seni dan Budaya Sulawesi Utara Manaado: Terbitan Pertama. Winarno, H. (2003). Senyawa Antikanker dari Benalu Teh. Jakarta: Kompas edisi 30 Oktober 2003.

Zaini, R. (2006). Isolasi komponen bioaktif flavonoid dari tanaman daun dewa (Gynura pseudochina Lour DC). Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2014.32.2.123-138

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.