KAYU ULIN DI KALIMANTAN : POTENSI, MANFAAT, PERMASALAHAN DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN UNTUK KELESTARIANNYA

Riskan Effendi

Abstract


Eusideroxylon zwageri T et B yang dikenal dengan ulin termasuk salah satu jenis pohon asli pulau Kalimantan. Kayu besi Borneo ini telah digunakan oleh suku asli Kalimantan sejak ratusan tahun yang lalu terutama pada rumah tradisional seperti Betang di Kalimantan Tengah dan Lamin di Kalimantan Timur. Sampai sekarang pemanfaatan ulin mencakup atap, lantai, kerangka jendela, jembatan, patung, ornament di depan bangunan tradisional dan kantor, turus tanaman merica dan lain-lain. Sayangnya penyebaran dan potensi di hutan alam menurun secara signifikan terutama pada tiga dekade belakangan ini dikarenakan pembalakan yang berlebihan dan kurang efektifnya penegakan hukum. Kepedulian dunia terkait dengan kelestarian jenis ini ditunjukkan melalui masuknya jenis ini dalam CITES. Berbagai pertauran juga diterapan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga kelestariannya. Makalah ini mencoba menyajikan beberapa aspek terkait dengan Eusideroxylon zwageri I yaitu penyebaran di alam, potensi, pemanfaatan kayu ulin, pengadaan bibit dan penanaman, masalah dan kebijakan yang diperlukan. Kebijakan tersebut meliputi penanaman ulin di hutan adat, hutan lindung, taman nasional dan areal bekas tempat tumbuh aslinya.  Kewajiban menanam jenis pohon asli termasuk Eusideroxylon zwageri pada sebagian areal hutan tanaman industri (HTI) dan hutan tanaman lainnya untuk meningkatkan biodiversitas perlu didorong oleh pemerintah.


Keywords


Eusideroxylon zwageri, potensi, manfaat, pembibitan, penanaman permasalahan, kebijakan yang diperlukan.

Full Text:

PDF

References


Anonim. 2005. Data Base Jenis-Jenis Prioritas untuk Konservasi Genetik dan Pemuliaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Purwobinangun Yogyakarta

Effendi, R. 2004. Natural Regeneration of Eusideroxylon zwageri T. et B. At Mount Meratus Protection Forest, East Kalimantan, Indonesia. Journal of Forestry Research. Vol. 1 No. 1. Forestry research and Development Agency, Ministry of Forestry Jakarta

______. 2006. Teknik Silvikultur Ulin. Peran Litbang dalam Pelestarian Ulin. Prosiding Workshop Sehari Peran Litbang dalam Pelestarian Ulin, Samarinda 20 Desember 2006. Pusat Litbang Hutan Tanaman Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan. Hal 87-101

______., N. Fatmi., D. Kusdadi dan Murtopo. 2004. Biodiversitas Flora. Laporan Tahunan Balai Litbang Kehutanan Kalimantan. Samarinda

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid II. Hal 810-111. Terjemahan oleh Badan Litbang Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya Jakarta.

Iriansyah, M dan Rayan. 2006. Pembangunan Plot Konservasi in-situ dan ek-situ Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) di Kalimantan Timur. Peran Litbang dalam Pelestarian Ulin. Prosiding Workshop Sehari 20 Desember 2006. Puslitbang Hutan Tanaman Bogor.

IUCN. 2003. Red List of Threathened Species

Martawijaya, A., I. Kartasudjana., Y.I. Mandang., S.A. Prawira dan K. Kadir. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Badan Litbang Departemen Kehutanan Jakarta.

Masano dan R.M. Omon. 1983. Observation of Natural Regeneration of Eusideroxylon zwageri T et B. in Senami Forest Complex Jambi. Laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Balai Penelitian Hutan Bogor.

Puslitbang Hutan Tanaman. 2005. Data Base Jenis-Jenis Prioritas untuk Konservasi Genetik dan Pemuliaan. Yogyakarta.

Sidiyasa, K. 1995. Struktur dan komposisi Hutan Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) di Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Hutan Tropika Samarinda. Vol. 8 No. 2 Samarinda.

Sulistyobudi, A. 2001. Pengaruh Kebakaran terhadap Biologi Kayu dan Struktur Kulit Pohon-Pohon yang Tahan Api. Prosiding Seminar Nasional Mapeki IV Samarinda 6-9 Agustus 2001. Mapeki Bogor Wirasapoetra, K. 2006. Teliyon Pelestarian Pohon Ulin-Belajar Bersama Masyarakat Adat. Prosiding Workshop Sehari 20 Desember 2006.Puslitbang Hutan Tanaman Badan Litbang Kehutanan. Hal. 27-32.

Yusliansyah, R. Effendi., Ngatiman, Sukanda, Ernayati dan T. Wahyuni. 2004. Status Litabang Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn). Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kalimantan, Samarinda




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2009.6.3.161-168

Copyright (c) 2016 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.