Institutional Form and The Impact of Community Empowerment Through Wild Honey Harvesting (Apis dorsata) In Ujung Kulon National Park

Ramawati ., Sulistya Ekawati, Dewi Ratna Kurniasari

Abstract


National Park Management is faced with conflicts of interest in conservation and community economics. A partnership is one of the answers to this problem. The study was conducted in the buffer area of Ujung Kulon National Park involving 17 respondents who were selected by purposive sampling. The results showed that the communities involved in the partnership gained legal access to harvest wild honey in forest areas, as well as ease of market access and decent prices. The partnership pattern builds awareness of farmer groups to maintain forest sustainability. They realize that if the forest is maintained, it will increase the wild honey harvest and their income.


Keywords


Conservation partnership, Institutional, Wild honey.

References


Adalina, Y., Nurrochman, D. R., Darusman, D., & Sundawati, L. (2015). Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 12(2), 105–118. https://doi.org/10.20886/jphka.2015.12.2.105-118.

Admin TNUK. (2009). Sejarah Dan Status Kawasan. http://www.ujungkulon.org/tentang-tnuk/sejarah-status-kawasan. Diakses Tanggal 21 Januari 2020.

Anggraeni, Y. (2015). Pola Pemanfaatan dan Kontribusi Hutan terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Penyangga Taman Nasional Baluran. [Skripsi].Universitas Jember.

Awono, A., Ndoye, O., & Preece, L. (2010). Empowering Women’s Capacity for Improved Livelihoods in Non-Timber Forest Product Trade in Cameroon. International Journal of Social Forestry, 3(2), 151–163.

Bawole, R., Yulianda, F., Bengen, D. G., & Fahrudin, A. (2011). Keberlanjutan Penatakelolaan Zona Pemanfaatan Tradisional dalam Kawasan Konservasi Laut Taman Nasional Teluk Cenderawasih Papua Barat. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, XVII(2), 71–78.

Gunawan, G., Suherman, S., & Ayesha, I. (2016). Pemanfaatan lahan pekarangan di kawasan penyangga TNUK untuk menopang pangan rumah tangga. UNES Journal of Community Service, 1(1), 35–47.

Gunawan, H., Bismark, M., & Krisnawati, H. (2013). Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Sebagai Dasar Penetapan Tipe Penyangga Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 10(2), 103–119.

Hartoyo, D. (2020). Kemitraan Konservasi dan Masa Depan Hutan Papua. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 22(2), 148–157.

Kelompok Tani Konservasi Taman Nasional Ujung Kulon. (2017). Rencana kerja tahunan dan rencana pembinaan lima tahun desa dan kelompok binaan daerah penyangga Taman Nasional Ujung Kulon periode tahun 20182022. Labuan, Pandeglang.

Manullang, S. (1999). Kesepakatan Konservasi Masyarakat d alam Pengelolaan Kawasan Konservasi : Discussion Paper.

Mayrowani, H., & Ashari. (2011). Pengembangan Agroforestry untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Petani Sekitar Hutan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(83), 98.

Mulyawan, T. I., Barus, B., & Firdaus, M. (2015). Potensi Ekonomi Dan Arahan Pengembangan Perekonomian Wilayah di Desa-Desa Penyangga Taman Nasional Ujung Kulon. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 17(1), 25–32. https://doi.org/10.29244/jitl.17.1.25-32

Mutiono. (n.d.). Mengenal Kemitraan Konservasi.https://bbksda-papuabarat.com/mengenalkemitraan-konservasi/Diakses 12 November 2020.

Nababan, B. O., & Sari, Y. D. (2014). Identifikasi dan Strategi Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif untuk Kesejahteraan Masyarakat di Taman Wisata Perairan Laut banda. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 4(1), 57–75.

Nasir, H. (2017). Penguatan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan melalui UMKM dan Koperasi dalam Masyarakat Pedesaan (Studi Kasus: Petani Madu Hutan di Taman Nasional Ujung Kulon). Sospol: Jurnal Sosial Politik, 3(2), 122–138.

Nurrani, L., & Tabba, S. (2013). Persepsi dan Tingkat Ketergantungan Masyarakat terhadap Sumber Daya Alam Taman Nasional Aketawe Lolobata di Provinsi Maluku Utara. Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan, 10(1), 61–73.

Paramita, A., Sundawati, L., & Nurrochmat, D. R. (2017). Strategi Kebijakan Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu di Zona Tradisional Taman Nasional Ujung Kulon. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 4(1), 1–12. http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v4i1.20075.

Prabowo, S. A., Basuni, S., & Suharjito, D. (2010). Konflik Tanpa Henti: Permukiman dalam Kawasan Taman Nasional Halimun Salak. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, XVI(3), 137–142.

Prayitno, D. E. (2020). Kemitraan Konservasi Sebagai Upaya Penyelesaian Konflik Tenurial dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 6(2), 184–209.

Purwawangsa, H. (2017). Instrumen Kebijakan Untuk Mengatasi Konflik di Kawasan Hutan Konservasi. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 4(1). http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v4i1.20059.

Qashiratuttarafi, Q., Adhi, A. K., & Priatna, W. B. (2018). Analisis Nilai Tambah Pelaku Rantai Pasok Organisasi Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) Menggunakan Metode Hayami. Jurnal Agribisnis Indonesia, 6(2), 133–148. https://doi.org/10.29244/jai.2018.6.2.133-148.

Ristianasari, Muljono, P., & Gani, D. S. (2013). Dampak Program Pemberdayaan Model Desa Konservasi Terhadap Kemandirian Masyarakat: Kasus di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(3), 173–185. https://doi.org/10.20886/jsek.2013.10.3.173-185.

S, E. S. H., Basuni, S., Satria, A., & Hidayat, A. (2014). Zona TradisionalWujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia: Pemikiran Konseptual. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 11(3), 225–237.

Santoso, H., Harini Muntasib, E. K. ., Kartodihardjo, H., & Soekmadi, R. (2015). Peranan Dan Kebutuhan Pemangku Kepentingan Dalam Tata Kelola Pariwisata di Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 12(3), 197–211. https://doi.org/10.20886/jsek.2015.12.3.197-211,

Suherman, S. (2016). Persepsi masyarakat kawasan penyangga terhadap pengembangan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. UNES Journal of Scientech Research, 1(1), 51–64.

Tarigan, R. J., Darmawan, D. P., & Putra, I. G. S. A. (2013). Manajemen Rantai Nilai Jeruk Madu Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Sumatra Utara. Journal Agribisnis dan Agrowisata, 2(4), 247–256.

Wahyudi, D. P., & Nuddin, A. (2019). Pengembangan Kelompok Usaha Madu Hutan Di Desa Pappandangan, Polewali Mandar Melalui Program Kemitraan Masyarakat. Jurnal Dedikasi Masyarakat, 2(2), 44–51. https://doi.org/10.31850/jdm.v2i2.381.

Wakka, A. K., Awang, S. A., Purwanto, R. H., & Poedjiraharjoe, E. (2012). Analisis Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Sekitar Taman Nasional Bantimurung Bulusarung, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 19(1), 1–11. https://doi.org/10.22146/jml.18446.

Wakyudi, W., Hadi, S., & Rusdiana, O. (2015). Analisis potensi lanskap ekowisata di daerah penyangga

kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Provinsi Banten. Majalah Ilmiah Globe, 17(2), 135–144.

Wiratno. (2012). Solusi Jalan Tengah Kelola Kawasan Konservasi di Indonesia: Masukan untuk Penyusunan Zonasi TN Bantimurung Bulusaraung. Retrieved from https://konservasiwiratno.blogspot.com/2012/11/solusi-jalan-tengah-kelola-kawasan.html. Diakses tangga 05 Juli 2021.

Wulandari, B. J. W. (2009). Peningkatan Usaha Ekonomi Tradisional : Study Kasus Petani Madu Hutan di Desa Nanga Leboyan, Kapuas Hulu. Majalah Ilmiah Widyariset, 12(3), 9–16.

Yemiru, T., Roos, A., Campbell, B. M., & Bohlin, F. (2010). Forest incomes and poverty alleviation under participatory forest management in the bale highlands, Southern Ethiopia. International Forestry Review, 12(1), 66–77. https://doi.org/10.1505/ifor.12.1.66.




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2022.19.1.1-14

Copyright (c) 2022 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.