PENGGUNAAN PARAMETER MORFOMETRIK UNTUK PENDUGAAN UMUR SIAMANG SUMATERA (Symphalagus syndactylus Raffles, 1821)

Yanto Santosa, Fifin Nopiansyah, Abdul Haris Mustari, Dede Aulia Rahman

Sari


Memahami umur satwa merupakan aspek penting untuk mengidentifikasi struktur umurnya. Struktur umur adalah salah satu parameter demografik yang penting untuk dipelajari terkait tujuan pengelolaan populasi. Salah satu teknik estimasi usia dapat didekati dari ukuran organ (morphometric). Penelitian ini dilakukan dari Mei hingga Agustus 2007 pada Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Jawa Barat dan Kalaweit Pusat, Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan 14 parameter dan 40 sampel dari siamang (Symphalagus syndactylus Raffles, 1821), terdiri dari 24 jantan dan 16 betina. Hasil analisis statistik (regresi linier berganda dengan metode bertahap) korelasi antara umur (Y) dengan lingkar wajah (LM) diperoleh persamaan regresi untuk Umur = -14,546 + 0,801 LM untuk jantan (1-15 tahun), panjang tangan (PTT) dengan Umur = -2,091 + 0,496 PTT untuk jantan (1-6 tahun), lingkar dada (LD) dengan Umur = -15,328 + 0,533 LD untuk betina (2-14 tahun), lingkar dada dengan Umur = -5,331 + 0,312 LD untuk jantan dan betina (1-15 tahun). Ukuran morfologikal dalam hal ini lingkar wajah, panjang tangan, lingkar dada merupakan pertumbuhan panjang hewan yang mudah dilihat dengan mata dan merupakan parameter penentuan kelas umur pada siamang sumatera (Symphalagus syndactylus Raffles, 1821). Parameter morfometrik yang
digunakan merupakan bagian-bagian tubuh yang mudah terlihat dan mudah diukur dan merupakan bagian terpenting dalam sebuah teknik penentuan umur menggunakan metode morfometrik.


Kata Kunci


iamang sumatera (Symphalagus syndactylus Raffles, 1821); morfometrik; umur

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan satwaliar. Jilid 1. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan (YPFK). Bogor.

Caughley, G. 1977. Analysis of vertebrata populations. John Wiley & Sons Ltd. London.

Cowlishaw, G. and R. Dunbar. 2000. Primate conservation biology. University of Chicago Press. London.

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan fisiologi ternak. Srigandono, B., K. Praseno, penerjemah; Soedarsono, editor. Ed ke-4. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Giles, R.H. 1981. Wildlfe management techniques. Edisi Ketiga. Natraj Publishers. Dehra Dun, India.

Gittins, S.P. and J.J. Raemaekers. 1980. Malayan forest primates: siamang, lar, and agile gibbons. Plenum Press. New York.

Jachman, H. 1984. An ecology of elephant in the Kasungu National Park: Malawi. Neth. J. of Zoo. Rotterdam.

Napier, J.R. and P.H. Napier. 1986. The natural history of the primates. The MIT Press. Massachusetts.

Nowak, M.R. 1999. Mammals of the world. Sixth Edition. Volume I. The John Hopkins University Press. Baltimore and London.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa.

Perlindungan dan Pelestarian Alam. 1978. Mamalia di Indonesia: pedoman inventarisasi satwa. Direktorat Jenderal Kehutanan. Bogor.

Semiadi, G. dan T.P. Nugraha. 2005. Panduan pengamatan reproduksi pada mamalia liar. LIPI. Bogor.

Supranto, J. 2004. Analisis multivariat: arti dan interpretasi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Young, J.Z. 1981. The life of vertebrates.Third Edition. Clarendon Press. Oxford.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2011.8.1.25-33

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.