PENYEBARAN DAN POPULASI BURUNG PARUH BENGKOK PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI PAPUA

Hadi Warsito, M. Bismark

Sari


Keberadaan suatu spesies di suatu tempat sangat tergantung dari adanya sumber pakan dan kondisi habitat yang sesuai. Pada taksa burung, kondisi penutupan lahan, sediaan pakan, dan gangguan dari manusia menjadi sebagian faktor yang dapat mempengaruhi sebaran dan ukuran populasi spesies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sebaran dan populasi burung paruh bengkok (Psittacidae) di beberapa tipe habitat di Papua. Pengamatan yang dilakukan terhadap spesies, populasi, dan kondisi habitat Psittacidae ini menggunakan metode garis transek, pada beberapa hutan di wilayah dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan di Pulau Numfor. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya delapan spesies di daerah hutan campuran Aisandami, tujuh spesies di daerah Werabur, dan lima spesies di Saribi. Di daerah Aisandami, spesies Cacatua galerita Latham, 1790 dan Micropsitta geelvinkiana (Schlegel, 1871) mendominasi populasi dengan sebaran luas. Spesies Lorius lory Linn merupakan yang paling dominan dan tersebar merata di daerah Werabur, sedangkan spesies Eos cyanogenia Bonn dan Eclectus roratus Mull menjadi spesies dominan yang tersebar di wilayah hutan Saribi. Habitat pada ketiga lokasi yang diamati menunjukkan adanya tipe yang beragam, mulai dari hutan campuran, hutan sagu, kebun masyarakat, hutan primer, hutan peralihan, dan hutan pantai. Aktivitas manusia yang tinggal di sekitar habitat memberikan pengaruh cukup besar pada sebaran dan ukuran populasi kelompok spesies yang ada

Kata Kunci


Distribusi; populasi; burung paruh bengkok; Psittacidae; Papua

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 175 hal.

Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati Institut Partanian Bogor.

Beehler, B.M., T.K. Pratt and D.A. Zimmerman. 1986. Birds of New Guinea. Princeton University Press, New Jersey.

Beehler, B.M., T.K. Pratt and D.A. Zimmerman. 2001. Burung-burung di Kawasan Papua. Puslitbang BiologiLIPI, Bogor.

Coates, B.J. and K.D. Bishop. 1997. A Guide to the Birds of Wallace. Alderley Queensland, Dove Publication.

Kompas. 2007. Ketika Maling Kuras Kekayaan Negara. hhtp://www.kompas.com/16 Feb 2007. Diakses 12 Juni 2007 pukul 14.00. WIT.

Nandika. 2005. Hutan bagi Ketahanan Nasional. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pro Fauna Indonesia. 2007. Fakta tentang Fauna di Indonesia. http//www. Pro Fauna Indonesia. Diakses 12 Juni 2007, pukul 21.00 WIT.

PHPA/BirdLife. 1998. Rencana Pemulihan Kakatua Kecil Jambul Kuning. PHPA/BirdLife International-IP.

Prijono dan S. Handini. 2002. Memelihara, Menangkarkan dan Melatih Nuri. Penebar Swadaya, Jakarta. 110 hal.

Watling, D. 1983. Ornitological Notes from Sulawesi. Emu 83: 247-261.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2010.7.1.93-102

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.