PERMUDAAN DUABANGA (Duabanga moluccana Blume) PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG JALUR TANAM INDONESIA DI KAWASAN HUTAN PRODUKSI GUNUNG TAMBORA, PULAU SUMBAWA

I Komang Surata

Sari


Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan metode pemanenan hutan dengan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) di hutan alam produksi kawasan hutan Gunung Tambora, Pulau Sumbawa adalah permudaan duabanga (Duabanga moluccana Blume) di kawasan hutan bekas tebangan rendah dan digantikan jenis lain yang kurang komersial. Pertumbuhan permudaan D. moluccana memerlukan cahaya matahari (jenis intoleran) yang tumbuh pada kawasan terbuka. Penerapan sistem silvikultur Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI) diharapkan akan menciptakan ruang terbuka yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan regenerasi  D.  moluccana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh pertumbuhan permudaan D. moluccana pada sistem silvikultur TJTI. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok dengan empat perlakuan sistem silvikultur dan tiga blok/ulangan antara lain: TJTI tidak dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan, TJTI dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan, TJTI tidak dilakukan pengayaan dan pemeliharaan, TPTI dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan. Lebar jalur tebang (produksi) 170 m dan jalur tidak ditebang (konservasi) 30 m yang letaknya berselang-seling pada plot coba sepanjang 250 m. Pengayaan D. moluccana menggunakan jarak tanam 10 m x 10 m yang dilakukan satu tahun setelah penebangan. Pemeliharaan dilakukan setiap enam bulan sekali pada tahun pertama, kemudian satu kali setiap tahun sampai umur tiga tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur empat tahun setelah tebangan, sistem silvikultur TJTI dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, dan jumlah hidup permudaan alam dan pengayaan D. moluccana. Pertumbuhan tinggi, diameter, dan jumlah hidup permudaan alam D. moluccana meningkat masing-masing 47,4%, 86,68%, 183,2% dan pengayaan 47,26%, 88,1%, 272,3 %. Permudaan D. moluccana 74% berasal dari permudaan alam dan 26% pengayaan. Pemeliharaan tidak meningkatkan pertumbuhan tinggi dan jumlah hidup permudaan dan hanya meningkatkan diameter. Pemanenan dengan sistem silvikultur TJTI dan TPTI menurunkan tingkat kesuburan tanah dan iklim mikro.


Kata Kunci


Duabanga moluccana Blume; sistem silvikultur; intoleran; pengayaan; permudaan alam

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alrasjid, H. 1991. Duabanga moluccana Bl. dan Sistem Permudaannya. Prosiding Seminar Sehari Pengenalan dan Pemecahan Permasalahan dalam Pengelolaan Hutan Alam Dua banga moluccana Bl. HPH PT Veneer Products Indonesia. Jakarta.

Alrasjid, H. 1998. Konsepsi TJTI Sebagai Salah Satu Alternatif Sistem Silvikultur Untuk Pengelolaan Hutan Produksi. Prosiding Panel Pakar TJTI dan Expose Pemantapan Tebang Jalur. Bogor 3-4 Maret 1998. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Balai Teknologi Reboisasi Banjarbaru. 1994. Laporan Pelaksanaan Ekspose Desain Lapangan Satu Unit Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Menggunakan Tebang Rumpang di Kintap. Balai Teknologi Reboisasi Banjarbaru.

Daniel, T.W., J.A. Helms, and T.S. Baker. 1979. Principles of Silviculture. 2nd ed. McGraw-Hill, Inc. New York.

Desmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Indrawan, A. 1996. Penilaian Permudaan di Areal Bekas Tebangan Dalam Rangka Penerapan TPTI di HPH PT Pertisa, Riau.

Jurnal Manajemen Hutan Tropika 12 (1). Bogor. Keputusan Menteri Pertanian No. 301/ Kpts/UM/6/1973 tanggal 22 Juni 1973 tentang HPH. Jakarta.

Manan, M.E., R.E. Chambers, Sukardi, D. Murdiyarso, dan I. Santoso. 1980. Klimatologi Pertanian Dasar. Departemen Ilmu-Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Nyland, R.D. 1996. Silviculture, Concepts and Applications. The Mc Graw-Hill Companies, Inc. New York. PT Veneer Products Indonesia. 1991. Pengalaman PT Veneer Products Indonesia dalam Mengelola Hutan Alam Duabanga moluccana Bl.

Prosiding Seminar Sehari Pengenalan dan Pemecahan Permasalahan dalam Pengelolaan Hutan Alam Duabanga moluccana Bl. HPH PT Veneer Products Indonesia. Jakarta.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1993. Peta Tanah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Santoso, S. 2000. SPSS Statistik Parametrik. PT. Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia. Jakarta.

Sasaki, S. and T. Mori. 1981. Seedling Growth Under Various Light Condition in The Tropical Rain Forest. Proceeding XVII IUFRO Congress. Tsukuba.

Schmidt, F.G., and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verhand 42. Direktorat Meteorologi dan Geofisika. Djakarta.

Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1976. Ekologi Hutan Indonesia. Lembaga Kerjasama Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Surata, I.K. 2001 Teknik Penanaman Duabanga (Duabanga moluccana Bl). Aisuli No.12. Balai Penelitian Kehutanan Kupang.

Surata, I.K. 2004. Laporan Kegiatan Penelitian Teknik Budidaya Duabanga (Duabanga moluccana Bl) di Nusa Tenggara Barat. Balai Penelitian Kehutanan Kupang. (Tidak dipublikasikan).

Whitmore, T.C. 1984. Tropical Rain Forest of The Far East. Second Edition. Oxford University Press. New York.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2008.5.1.29-41

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.