LAJU ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI DI BERBAGAI HUTAN TANAMAN DAN BEBERAPA ALTERNATIF UPAYA PERBAIKANNYA

Pratiwi Pratiwi

Sari


Pembangunan hutan tanaman pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan lahan-lahan marginal dengan jenis tanah Oxisols dan Ultisols.  Jenis-jenis tanah tersebut merupakan jenis tanah yang peka terhadap erosi dan sangat rendah tingkat kesuburannya.   Selama tiga tahun pertama setelah tanam, pembangunan hutan tanaman umumnya mempunyai beberapa masalah seperti: tingkat erosi yang tinggi karena aliran permukaan, khususnya di areal-areal dengan kelerengan tinggi.   Oleh karena itu pengelolaan hutan tanaman harus mempertimbangkan konservasi tanah dan air.  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang laju aliran permukaan dan erosi di beberapa hutan tanaman (Aleurites moluccana Willd., Khaya anthoteca C.DC., Acacia mangium Willd., dan Shorea johorensis Foxw.), yaitu di Pasir Awi (Jawa Barat), Carita (Banten), Muara Dua (Lampung), Sebanga, Beringin, Melibur, dan Rasau Kuning (Riau).  Plot-plot dibuat untuk mengamati aliran permukaan dan erosi di hutan tanaman tersebut.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran permukaan dan erosi menurun dengan bertambahnya umur tegakan, di samping faktor lain seperti kelerengan, jenis tanah, penutupan vegetasi, dan sebagainya.  Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam program-program rehabilitasi hutan dan lahan.


Kata Kunci


Aliran permukaan; erosi; hutan tanaman

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Brata, K.R. 1995. Peningkatan Efektivitas Mulsa Vertikal sebagai Tindakan Konservasi Tanah dan Air pada Pertanian Lahan Kering dengan Pemanfaatan Bantuan Cacing Tanah. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 5(2): 69-75.

Badan Planologi Kehutanan dan Perkebunan. 2000. Statistik Kehutanan dan Perkebunan Indonesia 1999/2000. Badan Planologi Kehutanan dan Perkebunan. Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.

Kartasapoetra, G., A.G. Kartasapoetra, dan M.M. Sutedjo. 2000. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta, Jakarta. 194 p.

LPT. 1973. Peta Tinjau Jawa dan Madura. Lembaga Penelitian Tanah. Bogor.

LPT. 1973. Peta Tinjau Daerah Lampung. Lembaga Penelitian Tanah. Bogor.

LPT. 1973. Peta Tinjau Daerah Sumatera.Lembaga Penelitian Tanah. Bogor.

Pratiwi dan A. Sudiman. 2000. Pemanfaatan Serasah Gulma dalam Menunjang Pengembangan Hutan Tanaman. Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Olah Tanah Konservasi VII. F-OTK HIGI. Peranan Budidaya Olah Tanah Konservasi Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Banjarmasin, 23-24 Agustus 2000. Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (HIGI) dan Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa Banjarbaru. Banjarbaru.

Pratiwi dan N. Mindawati. 2005. Laju Aliran Permukaan, Tingkat Erosi dan Kehilangan Unsur Hara pada Berbagai Umur Tegakan Acacia mangium Willd. di Riau. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam II(3):251-257. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.

Pratiwi. 2005. Aspek Konservasi Tanah dan Air dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Prosiding Ekspose Penerapan Hasil Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Palembang, 15 Desember 2004: 46-52. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.

Schmidt, F.H. and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guiena. Verhand. No. 42. Kementrian Perhubungan, Djawatan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2007.4.3.267-276

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.