STRUKTUR DAN KOMPOSISI HUTAN PAMAH BEKAS TEBANGAN ILEGAL DI KELOMPOK HUTAN SEI LEPAN, SEI SERDANG, TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA

Ismayadi Samsoedin, N.M. Heriyanto

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur tegakan dan komposisi jenis pohon (diameter setinggi dada ≥ 10 cm), pancang, dan semai di hutan pamah terganggu di kelompok hutan Sei Lepan, Sei Serdang,Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara. Sampling dilakukan pada petak pengamatan berukuran satu ha pada ketinggian 237,6 m dari permukaan laut. Berdasarkan hasil penelitian, tercatat 110 jenispohon berdiameter ≥ 10 cm dan berjumlah 687 pohon dengan luas bidang dasar 24,52 m /ha. Jenis tersebuttergolong dalam 34 suku, dimana suku yang mempunyai jenis terbanyak adalah Euphorbiaceae,Dipterocarpaceae, dan Myrtaceae. Jenis-jenis yang dominan berturut-turut adalah Macaranga hoseii King ex Hook.f., Shorea sp., dan Shorea multiflora (Burk) Symington. Kerapatan pancang dan semai sebesar 12.800 batang/ha dan 29.700 batang/ha. Potensi pohon berdiameter ≥ 10 cm di lokasi penelitian sebesar358,11 m³/ha. Jenis pohon yang mendominasi regenerasi lengkap (tingkat pohon, pancang dan semai),yaitu jenis Archidendron sp. dengan INP pada tingkat semai 37,27% dan pada tingkat pancang 35%), dan jenis Shorea sp. yang dominan pada tingkat pohon dengan INP 19,88%. Pohon tanpa regenerasi, baik di tingkat pancang maupun semai didominasi oleh jenis Shorea inappendiculata Burck. (INP 11,91%), Melicope glabra (Blume) T.G.Hortley. (INP 9,91%), dan jenis Durio excelsus Griff. (INP 9,48%). Pancangtanpa regenerasi di tingkat semai didominasi berturut-turut oleh Vatica sp. (INP 4,19%), Knema curtisii (King) Warb. (INP 3,56%), dan Heritiera sumatrana (INP 2,01%), sedangkan tingkat semai didominasi oleh Xanthophyllum sp. (INP 2,85%), Rinorea sp. (INP 2,10%), serta Horsfieldia sp. dan Dysoxylum sp.(INP masing-masing sebesar 1,76%) 


Kata Kunci


Struktur; komposisi; regenerasi; hutan pamah terganggu

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Abdulhadi, R. 1991. A Meliaceae Forest in Ketambe, G. Leuser National Park, Sumatra, Indonesia, with Special Reference to the Status of Dipterocarp, Species. In Soerianegara, I., S. Tjitrosomo, R.C. Umaly, and I. Umboh (eds.).

Proceedings of the Fourth Round Table Conference on Dipterocarps, Bogor, Indonesia, 1215 December 1989. Biotrop Special Publication 41:307-315.

Ewusie, J.Y. 1980. Pengantar Ekologi Tropika (Terjemahan). ITB-Press. Bandung.

Kartawinata, K., S. Soenarko., I G.M. Tantra, dan T. Samingan. 1976. Pedoman Inventarisasi Flora dan Ekosistem. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam, Bogor.

Kartawinata, K., I. Samsoedin, N.M. Heriyanto, and J.J. Afriastini. 2004. A Tree Species Inventory in a OneHectare Plot at the Batang Gadis National Park, North Sumatra, Indonesia. A Journal on Taxonomic Botany, Plant Sociology and Ecology. Reinwardtia 12(2): 145-157.

Keputusan Menteri Kehutanan No.159/Menhut-II/2004 Tentang Restorasi Ekosistem di Hutan Produksi. Jakarta 4 Juni 2004.

Kusmana, C. 1997. Metode Survei Vegetasi. IPB Press. Bogor.

Meyer, H.A., A.B. Recknagel, and D.D.Stevenson. 1961. Forest management. The Roland Press Company, New York.

Proctor, J., J.M. Anderson, P. Chai, and H.M. Wallack. 1983. Ecological Studies in Four Constasting Tropical Lowland Rain Forests in Gunung Mulu National Park. I. Forest Environment, Structure and Floristics. Journal of Ecology 71: 237-260.

Priatna, D., K. Kartawinata, and R. Abdulhadi. 2006. Recovery of a Lowland Dipterocarp Forest Twenty Two Years After Selective Logging at Sekundur, Gunung Leuser National Park, North Sumatra, Indonesia. A Journal on Taxonomic Botany, Plant Sociology and Ecology. Reinwardtia 12(3): 237-251.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1993. Peta Tanah Pulau Sumatera. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

REKI. 2005. Proposal Teknis untuk Pelelangan Ijin Hutan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dengan Kegiatan Restorasi Ekosistem di Kawasan Hutan Produksi. Bogor.

Richard, P.W. 1964. The Tropical Rain Forest: an Ecological Study. Cambridge the University Press. Cambridge.

Schmidt, F.H. and J.H. Ferguson. 1951.Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verhand. No.42 Kementerian Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Sheil, D., K. Kartawinata, I. Samsoedin, H. Priyadi and J.J. Afriastini. 2010. The Lowland Forest Tree Community in Malinau, Kalimantan (Indonesian Borneo): results from a one-hectare plot. Plant Ecology and Diversity. Vol.3, No. 1, February, 59-66.

Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1982. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Soil Survey Staff. 2003. Keys to Soil Taxonomy, 9 th Edition. USDA Natural Resources Conservation Service. Washington D.C.

Wiratno, D. Indriyo, A. Syarifudin, dan A. Kartikasari. 2004. Berkaca di Cermin yang Retak. Refleksi Konservasi dan Implikasi bagi Pengelolaan Taman Nasional (Edisi Kedua). FORest Press, The Gibbon Foundation Indonesia, Departemen Kehutanan, PILINGO Movement.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2010.7.3.299-314

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.