KERAGAMAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR DI CAGAR ALAM DOLOK TINGGI RAJA, SUMATERA UTARA

Rozza Tri Kwatrina, Asep Sukmana

Sari


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaman jenis tumbuhan dan satwaliar serta gangguan habitat yang dapat mengancam kawasan tersebut. Vegetasidiamati dengan menggunakanmetode transek dan digunakan untuk menentukan Indek Nilai Penting, Indek Keragaman Shannon-Weaver, dan Indek Dorninansi. Satwaliar diamati dengan menggunakan metode pengamatan langsung dan tak langsung. Hasil menunjukkan bahwa cagar alam didominasi oleh lima suku tumbuh-tumbuhan yaitu Moraceae, Euphorbiaceae,Lauraceae, Dipterocarpaceae, dan Fagaceae yang tergolong dalam 66 jenis dan 37 suku dengan indeks keragamanjenis terletak pada kisaran 1,4-1,5.  Sedangkan satwaliar yang diamati tergolong ke dalam enamjenis herbivora, delapanjenis karnivora, dan 13 jenis omnivora dengan indeks keragaman jenis yaitu 1,29.  Terdapat satu jenis tumbuhan yang dilindungi di Indonesia, yaitu Amorphophallus titanum dan beberapa jenis satwaliar yang dilindungi. Ancaman yang utama terhadap kawasan cagar alam adalah penebangan pohon dan perambahan lahan untuk berkebun. Solusi penanggulangan masalah yang dapat diusulkan  adalah  meninjau kembali pembangunan jalan,  peningkatan pengawasan dan pengamanan hutan, dan kemungkinan pembangunan taman wisata alam air panas.

Kata Kunci


cagar alam; Dolok Tinggi Raja; keragaman jenis; tumbuhan; satwaliar

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anonim. 1983. Pola Pengelolaan Suaka Margasatwa dan Cagar Alam. Proyek Pembinaan Kelestarian Sumber Daya Alam Hayati-PHPA. Lap. No. 35. Direktorat PHPA. Bogor.

Alhamid, H. 1997. Keragaman Vegetasi di Hutan Produksi Pada Daerah Kepala Burung Irian Jaya.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam. 1997. Informasi Kawasan Konservasi Propinsi Sumatera Utara. BKSDA Wilayah I. Medan.

Bhandari, B.S., J.P Mehta, dan S.C. Tiwari. 2000. Dominance and Diversity Relation of Woody Vegetation Structure Along An Altitudinal Gradient In a Montane Forest of Garhwal Himalaya. Journal of Tropical Forest Science. 12(1):46-61.

Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Penertbit ITB. Bandung.

Kartasasmita, K. 1976. Pedoman Inventarisasi Flora dan Ekosistem. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Bogor.

Michael, P. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Samingan, T. 1997. Kondisi Ideal Aspek Vegetasi Suatu Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) di Hutan Produksi. Laboratorium Ekologi Fakultas MIPA-IPB. Bogor.

Schmidt, F.H. and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Type Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia With Western New Guinea. Verh. No. 42. Direktorat Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Setio, P. dan Y.O. Lekitoo. 1997. Kajian Habitat, Perilaku dan Pakan Alami Burung Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisea minor minor Shaw) di Wanariset Tuwanwouwi-Manokwari. Buletin Penelitian Kehutanan. BPK Manokwari 2 (2): 1-11.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2005.2.1.71-82

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.