KANDUNGAN LOGAM BERAT DAN PLANKTON PADA EKOSISTEM TAMBAK BERMANGROVE DAN TAMBAK TANPA MANGROVE (Kasus di Tegal Tangkil, Cikiong, Poponcol, dan Kedung Peluk)

N. M. Heriyanto, Sri Suharti

Sari


Penelitian kualitas lingkungan tambak bermangrove dan tanpa mangrove serta kemampuannya menyerap polutan telah dilakukan dari bulan Juli-Desember 2011, bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kandungan logam berat pada mangrove, air, tanah, dan ikan/udang. Lokasi penelitian ada empat, tiga di KPH Purwakarta Jawa Barat, yaitu Tegal Tangkil, Cikiong, Poponcol dan satu di Sidoarjo, Jawa Timur yaitu Kedung Peluk.Hasil penelitian menunjukkan akumulasi Pb (timah), Cu (tembaga), dan As (arsen) pada jenis Avicenia marina (Forsk.) Vierh. terbesar di bagian daun, Zn (seng) dan Hg (merkuri) pada bagian akar. Akumulasi kelima zat pencemar (Cu, Hg, Pb, Zn, dan As) terbesar pada substrat tambak yang tidak bermangrove, Cu dan Zn tertinggi sebesar 650,31 ppm di Tegal Tangkil dan 845,24 ppm di Poponcol. Umumnya kualitas perairan tambak bermangrove lebih baik bila dibandingkan dengan tambak tanpa mangrove, hal ini ditunjukkan oleh sifat kimia dan fisika air tersebut. Kandungan deterjen (MBAS) di Kedung Peluk dan Poponcol pada tambak tidak bermangrove di atas baku mutu yang diperbolehkan untuk budidaya ikan.  Kandungan zat pencemar Pb pada ikan bandeng (Chanos chanos (Forsskl, 1775) 6,60 ppm lebih besar tiga kali di atas ambang batas (2 ppm), pada udang sebesar 3,88 ppm di lokasi tambak Tegal Tangkil tanpa mangrove. Akumulasi Zn pada ikan bandeng dan ikan mujair (Oreochromis mossambicus (w.Peters) 1852, baik di tambak bermangrove maupun tidak bermangrove di Tegal Tangkil, Kedung Peluk, dan Poponcol melebihi ambang batas yang diperkenankan. Keragaman jenis plankton di lokasi penelitian bermangrove dan tidak bermangrove termasuk kategori miskin karena nilai indeks keragaman (H’) kurang dari dua. Indeks keseragaman (E) perairan mangrove Tegal Tangkil memiliki nilai yang relatif sama dengan perairan mangrove Kedung Peluk  (0,175 dan 0,172). Indeks dominansi plankton tertinggi  0,368 di Tegal Tangkil.


Kata Kunci


Polutan; substrat; perairan mangrove

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Said, A. & Smith, M.A.K. (1997). Proyek rehabilitasi dan pengelolaan mangrove di Sulawesi : ekonomi sumberdaya. (Laporan Akhir). Jakarta: Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan dan Asian Development Bank.

Suhendrayatna. (2001). Bioremoval logam berat dengan menggunakan mikroorganisme: suatu kajian kepustakaan. Seminar On Air Bioteknologi untuk Indonesia Abad 21, tanggal 1-14 Februari 2001. Sinergy Forum - PPI Tokyo Institute of Technology.

Taryana, A.T. (1995). Akumulasi logam berat (Cu, Mn, Zn) pada jenis Rhizophora stylosa Griff. di hutan tanaman mangrove Cilacap BKPH Rawa Timur, KPH Banyumas Barat Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. (Skripsi Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tomlinson, P.B. (1986). The botany of mangroves. London: Cambridge University Press.

Treshow, M. (1985). Air pollution and plant life. Utah: John Wiley and Sons.

Wardhana, W.A. (1995). Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Widle, E.W. & Benemann, J.R. (1993). Bioremoval of heavy metals by the use of microalgae. Biotechnology advanced 11, 781- 812.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2013.10.2.121-133

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.