MODEL RIAP TEGAKAN HUTAN ALAM PRODUKSI DI PULAU BURU - MALUKU

Lutfi Abdulah dan Darwo

Sari


Kajian riap pertumbuhan di hutan alam telah dilakukan dan masih berlangsung untuk memperoleh suatu model dugaan yang mampu menjelaskan pertumbuhan yang sebenarnya. Penggunaan metode penduga riap pertumbuhan masih  merupakan  alat  utama  pengambilan  keputusan  dalam  manajemen  hutan  alam  produksi.  Keputusan manajemen hutan alam produksi dewasa ini masih berada pada prinsip kelestarian hasil. Hal ini dikarenakan unit manajemen masih memandang kelestarian hutan dari keberadaan pohon dan keberlangsungan pemanenan setiap tahunnya. Kajian riap berdasarkan jenis dominan perlu dilakukan sebagai alat pengukur pendapatan perusahaan dan sekaligus  untuk  membantu  pemahaman  potensi  tegakan  tinggal.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menduga  riap pertumbuhan diameter berdasarkan kelas diameter dan kelompok jenis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membangun model statistik dari data PUP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAI 1,3 cm/tahun pada kelas diameter 10–20 dan 0,78 cm/tahun pada kelas diameter terbesar 40 cm ke atas. CAI kelompok jenis komersil lebih besar dibandingkan kelompok jenis non-komersil. Sementara itu, CAI famili Dipterocarpaceae dan Myrtaceae le- bih besar dibandingkan famili Burceraceae, Fagaceae, Guttiferae dan Lauraceae. Model penduga CAI untuk semua jenis di Pulau Buru adalah CAI = 2,19e . Untuk masing-masing kelompok jenis pohon memiliki bentuk persamaan yang berbeda. Namun demikian, model ini perlu dikaji lanjut di lapangan untuk menguji keterandalannya sebagai alat penduga pengaturan hasil.


Kata Kunci


Kelas diameter; kelompok jenis; model riap

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Agustini, K. (2006). Ingrowth dan upgrowth di hutan alam bekas tebangan untuk jenis komersial Tidak diterbitkan (Studi kasus di HPH PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat). Skripsi. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Akindele, S.O., & Onyekwelu, J.C. Review silviculture in secondary forest. Editors: Gunter, S. Weber, M., Stimm, B., & Mosandl, R. (2011). Silviculture in The tropics. springer.

Berger, U., Piou, C., Schiffers, K., & Grimm, V. (2008). Competition among plants: Concepts, individual-based modelling approaches, and a proposal for a future research strategy. Perspectives in Plant Ecology, Evolution and Systematics 9: 121-135.

Debeljak, M., Poljanec, A., & Zenko, B. (2014). Modelling Forest graving stock from inventory data: data miring approace. Ecological Indicators: 30-39.

Gourlet-Fleury, S., Blanc, L., Picard, N., Sist., P., Nasi, R., Swaine, N.D., et al. (2005). Grouping species for predicting mixed tropical forest dynamics: Looking for a strategy. Ann. For. Sci. 62: 785-796

Husch, B., Beers, T.W., & Kershaw, J.A. (2003). Forest Mensuration. New Jersey: Jogn Wiley & Sons, Inc.

Kariuki, M., Rolfe, M., Smith, R., Vanclay, J. K., & Kooyman, R.M. (2006). Diameter growth performances varies with species functional group and habitat characteristics in subtropical rain forest. Jour. Forest Ecology and Management. 225: 1-14.

Kementerian Kehutanan. (2009). Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.11/Menhut-II/2009 tentang Sistem Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Jakarta

Kementerian Kehutanan. (2011). Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor. 10/BUHA-VI/2011. Jakarta

Lahjie, A.M. (2013). Analisis pertumbuhan dan kelayakan finansial hutan tanaman Shorea johorensis dan Dryobalanops lanceolata dengan Restorasi Sistem Silvikultur Indonesia (RSSI) sebagai model pengelolaan hutan alam berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Timur. Optimalisasi Peran Silvikultur untuk Menjawab Tantangan Kehutanan Masa Depan (hal.33-39). Makassar: Fakultas Kehutanan UNHAS.

Parthama, P. (2002). Pengaturan hasil hutan alam produksi. Makalah Diskusi Penentuan AAC Hutan Alam Produksi Bekas Tebangan. Editor: Redhahari & Sumaryono. Jakarta: Badan Litbang Kementerian Kehutanan dan DFID-RFP.

Purnomo, H., Rusolono, T., Muhdin, Tiryana, T., & Suhendang, E. (2005). Making sustainable work for complex forests: towards adaptive forest yield regulation. Proceedings of International Workshop on Promoting Permanent Sample Plots in Asia and Pasific Region (hal. 11-46). Bogor: CIFOR.

Pretzsch, H. (2009). Forest dynamics, growth and yield. Springer

Saaludin, N., Yahya, Y., Harun, S., & Wan Ahmad, W.S. (2014). Modelling individual tree diameter increment for Dipterocarpaceae and Non Dipterocarpaceae in tropical rainforest. Journal of Research in Agriculture and Animal Science: 1-8

Septiana, A.R. (2000). Simulasi penentuan jatah produksi Tahunan (JPT) hutan bekas tebangan: Studi Kasus di PT. Inhutani II Sub Unit Malinau Kalimantan Timur. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Vanclay, J.K. (1994). Modelling forest growth and Lutfy Abdulah dan Darwo Model Riap Tegakan Hutan Alam Produksi di Pulau Buru Maluku yield: application to mixed tropical forest. Copenhagen: CAB International.

Vanclay, J.K. (1996). Growth models for tropical forests: A Synthesis of models and methods. Southern ClassUniversity.

Vanclay, J.K. (2003). Growth modelling and yield prediciton fo sustainable forest management. The Malaysian Forester 66(1): 58-69.

Wahyudi & Pandjaitan, S. (2011). Model pertumbuhan dan hasil tanaman Shorea leprosula pada sistem Tebang Pilih Tanam Jalur teknik SILIN. Jurnal Penelitian Dipterocarpa. Vol. 5 (2): 37-46.

Yudistira, I. (2004). Pengorganisasian data riap diameter jenis-Jenis famili Dipterocarpaceae di Indonesia. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Iinstitut Pertanian Bogor. Bogor.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2015.12.1.1-10

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.