HETEROSIS PADA BEBERAPA JENIS MURBEI HIBRID HASIL PERSILANGAN TERKENDALI

Sugeng Pudjiono, Mohammad Na'iem

Sari


Tujuan  penelitian ini adalah mengetahui  adanya hybrid vigor/heterosis pada  murbei  hibrid dari nilai  produksi daun dan  kandungan  protein daunnya.  Penelitian dilakukan selama 14 bulan mulai Agustus  2003 sampai September 2004. Pengukuran dilakukan  terhadap  tanaman murbei hibrid yang ditanam di lapangan umur 4 bulan berupa pengukuranjumlah daun, berat daun,  produksi daun  dan kandungan protein  daun. Metode penghitungan heterosis menggunakan  rum us h = F 1  - (P 1 + P2 )/2 dari Hallauer dan Miranda  1981. Hasil menunjukkan bahwa persilangan  tetua betina dan j antan yang berbeda menghasilkan  heterosis  yang berbeda. Jumlah  individu  yang mempunyai  nilai heterosis  produksi  daun adalah  sebanyak  98 dari 392. Heterosis  yang terbaik  ditunjukkan oleh persilangan  M  multicaulis x M atropurpurea.Rata-rata nilai  Fl  hibrid  hasil  persilangan   dengan  tetua jantan  M. atropurpurea menghasilkan hibrid vigorlheterosis, sedangkan  persilangan   seluruh  induk  betina  dengan tetua jantan  M bombycis maupun M.alba var kanva 2 tidak menunjukkan heterosis.  Hal ini menunjukkan bahwa tetua M. atropurpurea mempunyai kecenderungan untuk menghasilkan hibrid yang heterosis.  Individu heterosis pada kandungan protein daun adalah sebanyak 49 dari 98. Fl rata-rata yang menunjukkan heterosis kandungan protein terbesar adalah silangan antara M alba x M. atropurpurea.

Kata Kunci


Heterosis; hibrid; murbei; persilangan terkendali

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Dandin, S.B., 1997. Mulberry Improvement Programmesan overview. Research and Development. Indian silk, 1997. India.

Hallauer, A.R. and Miranda, J.B.F.O. 1981. Quantitative Genetics in Maize Breeding. Iowa State University Press. Ames.

Machii Hiroaki, Akio Koyama, Hiroaki Yamanachi, Kiyoko Matsumoto, Shozo Kobayashi and Koitsu Katagiri. 2001. A List Morphological and Agronomic al Traits of Mulberry Genetic Resources. Miscellaneous Publication of the National Institute of Sericulture and Entomological Science Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries. Tsukuba, Ibaraki 305-8634 Japan.

Samsijah dan Andadari. 1992. Petunjuk Teknis Budidaya Murbei (Marus sp.). lnformasi Teknis No.28/1992. Departemen Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Rutan. Bogor.

Santoso, B. 2000. Keberhasilan Persilangan Terkendali dari Induk Jantan Moros sp. Buletin Penelitian Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat Litbang Rutan dan Konservasi Alam. Balai Penelitian Kehutanan Ujung Pandang. Sulawesi Selatan. Indonesia. Yogyakarta.

Suhardi dan Sudarmadji, S. 1997. Petunjuk Praktikum Analisa Hasil Pertanian. Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Sulthoni, A. 1991. Peranan Entomologi Rutan dan Tantangannya Menghadapi Pembangunan Rutan Tanaman Industri. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Rama Tanaman. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

WulandariR. 1995. Studi Persilangan beberapajenis Murbei Serta karakteristik Keturunannya, Thesis (S2). Program Studi Ilmu Kehutanan, Jurusan Ilmu-ilmu Pertanian. Fakultas Pasca Sarjana UGM (Tidak dipublikasikan).




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2005.2.1.33-41

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.