KERAGAMAN MORFOLOGI DAN RESPON PERLAKUAN PRA PERKECAMBAHAN BENIH DARI LIMA POPULASI SAWO KECIK (Manilkara kauki (L.) Dubard)

Dede J Sudrajat, Megawati Megawati

Sari


Variasi morfologi dan perkecambahan benih sawo kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard ) dievaluasi pada tingkat populasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variasi morfologi antar kelompok benih dari 5 populasi, pengaruh perlakuan pra perkecambahan terhadap perkecambahan beberapa kelompok benih, dan hubungan antara variabel iklim (curah hujan dan ketinggian tempat) dengan morfologi dan perkecambahan benih. Benih dikumpulkan dari 5 populasi, yaitu Lembar, Mokmer, Benoa, Alas Purwo, dan Kaliurang. Kelompok-kelompok benih tersebut dievaluasi keragaman panjang, lebar, tebal, tebal kulit, berat benih, dan perkecambahannya di rumah kaca. Untuk perkecambahan benih, masing-masing kelompok benih diberi 6 perlakuan pendahuluan, yaitu kontrol (A1), perendaman dalam air selama 3 hari (A2), perendaman dalam air panas dan dibiarkan dingin selama 24 jam (A3), rendam-jemur selama 3 hari(A4), perendaman dalam H2SO 4 2 N selama 2 jam (A5), dan perendaman dalam KNO 32% selama 24 jam (A6). Korelasi antar parameter curah hujan dan ketinggian tempat dengan morfologi benih (panjang, lebar, tebal benih, dan tebal kulit) dan perkecambahan (daya dan kecepatan berkecambah) benih dianalisis dengan koefisien korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok benih Kaliurang dan Benoa mempunyai panjang dan berat benih yang lebih tinggi, namun kelompok benih Kaliurang mempunyai ukuran yang lebih besar jika dilihat dari lebar benih. Ketinggian tempat tumbuh berkorelasi positif dengan berat dan lebar benih (r = 0,877, p=0,05 dan r = 0,807, p=0,05). Perlakuan pendahuluan sangat berpengaruh nyata terhadap kelompok benih Mokmer, Alas Purwo, Kaliurang, dan Benoa, sedangkan untuk kelompok benih Lembar, perlakuan pendahuluan tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambahnya. Perlakuan A3 mempunyai kecenderungan menghasilkan daya dan kecepatan berkecambah relatif lebih baik pada semua kelompok benih. Kelompok benih Alas Purwo mempunyai daya dan kecepatan berkecambah paling rendah yang disebabkan oleh kulit benih paling tebal. Tebal kulit benih berkorelasi negatif dengan daya dan kecepatan berkecambah (r = -0,856, p=0,05, r = -0,829, p=0,05), sedangkan curah hujan berkorelasi dengan kecepatan berkecambah benih (r = 0,802, p=0,05).


Kata Kunci


Manilkara kauki; morfologi; perkecambahan; perlakuan pendahuluan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alrasyid, H. 1971. Keterangan tentang Silvikultur Sawo Kecik (Manilkara kauki Basic Forest Genetics. Wanagama, Yogyakarta 3-7 Mei 1999. Kerjasama Indonesia Forest Seed Project dengan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Loha, A., Tigabu, M., Teketay, D., Lundkvist, K. and A. Fries. 2006. Provenances Variation in Seed Morphometric Traits, Germination, and Seedling Growth of Cordia africana Lam. New Forests. 23: 19-30.

Mamo, N., M. Mihretu, M. Fakadu, M. Tigabu, and D. Teketay. 2006. Variation in Seed and Germination Characteristics among Juniperus procera population in Ethiopia. Forest Ecology and Management, 225: 320 - 327.

Mkonda, A., Lungu, S., Maghembe, J.A., and P.L. Mafongoya. 2003. Fruit and Seed Germination Characters of Stychonos cocculoides. An Indigenous Fruit Tree from Natural Population in Zambia. Agroforestry System. 58:25-31.

Pluess, A.R., Schutz, W., and J. Stocklin. 2005. Seed Weight Increases with Altitude in the Swiss Alps between Related Species but not among Population of Individu Species. Oecologia 144:55-61. Durbard, Sapotaceae).

Laporan No. 127. Lembaga Penelitian Hutan. Bogor.

Andersen, U.S., J.P.P. Cordova, U.B. Nielsen, and J. Kollmann. 2008. Provenance Variation in Germination and Seedling Growth of Abies guatemalensis Rehder. Forest Ecology and Management. 255(5):1831-1840.

Ayana, A. and E. Bekele. 2000. Geographical Patterns of Morphological Variation in Shorgum (Shorgum bicolor (L. ) Moench) Germplasm from Ethiopia and Eritrea: Quantitative Characters. Euphytica 115: 91-104.

Bonner, F.T. 1987. Importance of Seed Size in Germination and Seedling Growth. Southern Forest Experimen Station. USDA. New Orleans, Louisiana

Boulli, A., Baaziz, M., and O. M'Hirit. 2001. Polymorphism of Natural Population of Pinus halepensis Mill in Marocco as Revealed by Morphological Characters. Euphytica 119: 309-316.

Holm, S.O. 1994. Reproductive Pattern of Betula pendula and B. pubescens Coll. along a Regional Altitude Gradient in Northern Sweden. Ecography. 17:60-72.

Jayusman. 2006. Klasifikasi Kemenyan Berdasarkan Variabilitas Fenotifik di Tapanuli Utara. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 3(1):233-245. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor.

Khurana, E. And J. S. Singh. 2001. Ecology of Tree Seed and Seedlings: Implication for Tropical Forest Conservation and Restoration. Current Science. 8(6):748-757.

Kusumawardhani, E. 1997. Pengaruh Daerah Asal Sumber Benih dan Perlakuan Pematahan Dormansi terhadap Viabilitas Benih Kemiri (Aleurites moluccana Willd.). Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. (Skripsi, tidak diterbitkan).

Laurisen, E. B. 1999. Pengaruh dari Kegiatan Penanganan Benih dan Persemaian terhadap Mutu Benih. Training Course on

Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis. Terjemahan. Kerjasama Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahandan Perhutanan Sosial dengan Indonesia Forest Seed Project. PT. Gramedia Jakarta.

Singh, B., B.P. Bhatt and P. Prasad. 2006. Variation in Seed and Seedling Traits of Celtis australis, a Multipurpose Tree, in Central Himalaya, India. Agroforestry Systems 67:115-122.

Steel, R.G.D., and J.H. Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistic. McGraw-Hill, Inc.

Totland, O. and H.J.B. Birks. 1996. Factor Influencing Inter-population Variation in Ranunculus acris Seed Production in Aphine Area of Southwestern Norway. Ecography. 19:269-278.

Zheng, Y.I., W.B. Sun, Y. Zhou, and D. Coombs. 2009. Variation in Seed and Seedling Traits among Natural Populations of Trigonobalanus doichangesis (A. Camus) Forman (Fagaceae) , a Rare and Endangered Plant in Southwest China. New Forests 37: 285-294.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2010.7.2.67-76

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.