PERAN MEDIA DASAR DAN KONSENTRASI HORMON PERTUMBUHAN TERHADAP INDUKSI DAN MULTIPLIKASI TUNAS PUCUK KEMENYAN

Jayusman Jayusman

Sari


Salah satu cabang bioteknologi yang telah diterapkan di Indonesia adalah perbanyakan kultur jaringan. Sejumlah tanaman telah berhasil diproduksi secara komersial seperti T grandis dan A. mangium. Saat ini pengembangan jenis-jenis prioritas seperti jenis G. bancanus dan S. benzoine mulai ditangani secara intensif. Urituk itu percobaan ini ditujukan mendapatkan dasar, jenis dankombinasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang ideal pada fase induksi dan multiplikasi S. benzoine. Pengujian difokuskan pada aplikasi media dasar (MS dan 1h MS) dan aplikasi ZPT BAP, NAA dan Kinetin pada beberapa konsentrasi pada tahap induksi dan multiplikasi S. benzoine, Hasil pengujian  menunjukkan  bahwa inisiasi eksplan pucuk pada media dasar lh MS dengan aplikasi kombinasi ZPT BAP 1 ppm+ IAA 0,05 ppm terbukti menjadi perlakuan terbaik tahap induksi dan kombinasi media dasar MS dengan aplikasi kombinasi BAP 0,5 ppm + NAA 0,01 ppm terbukti menjadi perlakuan terbaik tahap multiplikasi.

Kata Kunci


lnduksi; kultur jaringan; multiplikasi; Styrax benzoine; zat pengatur tumbuh

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Eko, R.E, 2004. Optimasi Pembentukan Tunas Cendana (Santa/um album) Dengan Perlakuan Variasi zat Pengatur Tumbuh NAA dan BAP. Skripsi Fakultas Biologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta (tidak dipublikasikan).

George E.F. and P.D Sherington, 1984. Plant Propagation by Tissue Culture Part 1.p 184 382. Exergetics Ltd, Edington, Wilts, England.

Heyne, K. 1987. Styraceae. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. Hal 1601 -1609.

Katuuk, P.R.J., 1989, Teknik Kultur Jaringan dalam Mikropopagasi Tanaman. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Pierik, I. L. M. 1987. In Vitro Culture Of Higher Plant. Martinus Nijhoff Publisher, Netherland.

Sari, E.A, 2004. Optimasi Pembentukan Tunas Acacia mangium dengan Perlakuan Variasi Hormon NAA dan BAP Serta Variasi Umur Eksplan. Skripsi Fakultas Biologi

Universitas Kristen Duta Wacana (tidak dipublikasikan).

Pinyopusarerk. 1994. Styrax tonkineensis. Taxonomy, Ecology, Silviculture and Uses. The Australian Centre for International Agriculture Research (ACIAR). Technical Report No. 31. Canberra.

Putz, F.E., and Ng, F.S.P, 1954. Styraceae (from the genus Styrax). Forest Research Institute, Kepong. 262-264p.

Sapulete E, 1999. Perbanyakan Tanaman Kemenyan (Styrax sumatrana) Melalui Teknik Kultur Jaringan. Bulletin Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar Volume 15 (01) April 1999. Hal 193-204.

Van de Koppel, C. 1959. Benzoe. Botanie, Klimaat en Bodem, Cultuur. 661-664p.

Van Steenis. 1953. Styracaceae. Flora Malesiana Ser. I.

Vol.42.

Waluyo, T.K; A. Badrunasar; Nuryana, 2001. Kemungkinan Pemanfaatan Kayu Kemenyan (Styrax benzoine) Sadapan. Prosiding Optimalisasi Nilai Sumberdaya Hutan Untuk meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Balai Kehutanan Pematang Siantar. Medan, 12 November 2001. hal 80-85.

Wetherell, D. F. 1982. Pengantar Propagasi Tanaman Secara In Vitro (Terjemahan). IKIP Semarang Press, Semarang.

Wilkins, M. B., 1989. Fisiologi Tanaman (Terjemahan). Penerbit PT. Bina Aksara,Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2006.3.1.1-10

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.