KOMPOSISI VIGOR KECAMBAH TUSAM PADA BEBERAPA TINGKAT DEVIGORASI DAN KERAPATAN BENIH

Asep Rohandi, Nurin Widyani

Sari


Masalah utama yang dijumpai dalam pengadaan benih adalah rendahnya vigor, terutama ketika disimpan untuk jangka waktu lama, dengan demikian mempengaruhi kesuksesan penanaman benih di lapangan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat devigorasi dan kerapatan benih Pinus merkusii terhadap komposisi vigor kecambah untuk menunjang keberhasilan persemaian. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor tunggal (kerapatan benih). Kerapatan bervariasi dalam 6 taraf, yang didasarkan sebelum ditentukannya persentase dari benih normal yang tumbuh di berbagai lot benih. Variasi ini didapat lewat perlakuan enam taraf pengusangan (penderaan), yaitu 0, 72, 96, 120, 216, dan 240 jam (sebagai taraf devigorasi). Dari masing-masing enam taraf tersebut diukur kerapatan benih, dengan demikian diperoleh kisaran antara 50-99 benih setiap 600 cm2. Sampai tingkat penderaan 240 jam terlihat bahwa terjadi penurunan persentase pertumbuhan semai sekitar 35% jika dibandingkan dengan kontrol (tanpa penderaan). Lebih lanjut, kerapatan benih yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap status vigor perkecambahan, kecepatan dan keserempakan berkecambah, nilai delta serta keberhasilan persemaian. Penurunan vigor benih (devigorasi) sebanyak 35% masih dapat diatasi dengan meningkatkan kerapatan benih sebanyak 49 benih setiap 600 cm2. Secara umum, kecambah tusam masuk dalam kriteria normal (N), yaitu normal kuat (K) dan kurang kuat (KK). Dengan pengelompokan seperti ini, diduga bibit tersebut kemungkinan dapat hidup berkelanjutan atau tidak sebelum dilakukan penanaman di lapangan.

 


Kata Kunci


benih Pinus merkusii; tingkat devigorasi; kerapatan benih; semai; dan pertumbuhan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Abdul Baki, A.A and J.D Anderson. 1970. Viability and Leaching of Sugar from Germinating Barley. Crop Science, 10: 31 34.

Anderson, J.D. 1970. Physiological and Biochemical Differences in Deteriorating Barley Seed. Crop Science, 10: 36 39.

Anonim. 1983. Seed Vigor Testing Handbook. Contribution No. 32 To The Handbook On Seed Testing. Association Official Seed Analysis.

Anonim. 1985. SAS user's guide: Statistics, version 5 edition. SAS Institute Inc., Cary, NC.

Anonim. 2004. Kamus Biologi dan Teknologi Benih. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Bilman, W. S. Analisisis Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata), Pergeseran Komposisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 3 No 1, 2001. Hal 25-30. www.geocities.com/ejurnal/files/jipi/2001/25.pdf. Tanggal 21 Desember 2006.

Blanche. C.A.; J.D. Hodges; A.E. Gomez and E. Gonzales. 1991. Seed chemistry of the Tropical Tree Vochysia hondurensis Sprague Forest Science Vol.37 No. 3:949-952.

Duryea, M. L. 1984. Nursery Cultural Practices : Impacts on Seedling Quality. Forest Nursery Manual : Laboratorium, Oregon State University, Corvallis. 143-145 pp.

Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (Terjemahan). Universitas Indonesia. Jakarta.

ISTA. 1996. International Rules for Seed Testing, Rules 1996. International Seed Testing Association (ISTA). Seed Science and Technology 24 (supplement). Zurich, Switzerland.

Hamid, A. 2004. Penentuan Jumlah Benih Padi Sebar Langsung untuk Menekan Pertumbuhan Gulma. Buletin Teknik Pertanian Vol. 9 No. 1, 2004. Hal 1-3. Www.pustaka-deptan.go.id/publication/ bt091041.pdf. Tanggal 21 Desember 2006.

Kartika, E. 1994. Penentuan Kriteria Vigor Bibit serta Pengaruh Tingkat Devigorasi dan Kerapatan Benih terhadap Keberhasilan Persemaian Paraserianthes falcataria (L.) dan Acacia mangium Wild. Disertasi Program Pascasarjana IPB. Bogor. Tidak diterbitkan.

Kartiko, HP. 2000. Prinsip-Prinsip Umum Penanganan Benih Tanaman Hutan untuk Reboisasi, Penghijauan dan Hutan Rakyat. Ekpose dan Temu Lapang Hasil-Hasil Penelitian Perbenihan Tanaman Hutan. Denpasar 17-18 Oktober. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.

Rohandi, A dan N. Widyani. 2007. Pengaruh Tingkat Devigorasi dan Kerapatan Benih Krasikarpa terhadap Pertumbuhan Semainya. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 4 No. 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor.

Sadjad, S. 1980. Panduan Pembinaan Mutu Benih Tanaman Hutan di Indonesia. Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi, Direktorat Jenderal Kehutanan - Lembaga Afiliasi IPB. Bogor.

Saptono, G. 1988. Hubungan antara Vigor Benih Pratanam dan Jumlah Benih yang Ditanam dengan Produksi pada Kedelai (Glycine max L. Merr.) Varietas Orba. Karil. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 46 hal.

Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis (Terjemahan). Kerjasama Direktorat Jenderal RLPS dan IFSP. PT. Gramedia. Jakarta. 530 hal.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Zanzibar, M. 2003. Kemunduran Viabilitas Beberapa Benih Pohon Hutan akibat Pengaruh Perlakuan Pengusangan. Buletin Teknologi Perbenihan Vol. 10 No.1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Bogor.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2009.6.5.209-217

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.