IDENTIFICATION OF THE LEADING ECONOMIC SECTORS AND INCOME DISPARITY AMONG REGENCIES IN UPPER BENGAWAN SOLO SUB WATERSHED

S Andy Cahyono, Wahyu Wisnu Wijaya

Abstract


The purposes of this study are: (1) to identify leading economic sectors and (2) to analyse income disparity among regencies in Upper Bengawan Solo sub watershed. The study covers 5 regencies: Wonogiri, Boyolali, Klaten, Sragen and Karanganyar. Data were analyzed using a Klassen typology to determine pattern and economy structure, Location Quotient (LQ) to identify leading economic sectors, Williamson Index to determine economic disparity and sectoral contribution to determine role of sector. The results show that leading economic sectors were different for each regency, i.e.Wonogiri (transport and communications), Karanganyar (processing industry), Boyolali (finance, real estate, and business services), Sragen (agriculture, livestock, forestry, and fisheries), and Klaten (construction). The leading sectors identified in each regency varied depending on the endowment of resources and comparative advantage. Based on their pattern and economy structure, Karanganyar can be categorized as advanced and fast growing region but Wonogiri as disadvantaged regions. The results also show that the income disparity among regencies was low (0.25) and tended to increase. The development policy of high economic growth with low disparity can be inclusively done by developing the leading sectors and paying attention to the economic transformation that occurred in each regency.

Keywords


Upper Bengawan Solo sub watershed; regency; key economic sector; income disparity

Full Text:

PDF

References


Adisasmita, R. (2013). teori pembangunan ekonomi: Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arifin, Z. (2009). Kesenjangan dan konvergensi ekonomi antar kabupaten pada empat koridor di Propinsi Jawa Timur. Humanity, 6, 154-164.

Arsyad, L. (1997). Ekonomi pembangunan. Yogyakarta: Bagian penerbitan STIE YKPN.

Arsyad, L. (1999). Pengantar perencanaan dan pembangunan ekonomi daerah. BPFE UGM. Yogyakarta.

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo [BBWS Bengawan Solo]. (2012). Profil pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai Bengawan Solo. Surakarta: Direktorat Jenderal Sumberdaya Air. Kementerian Pekerjaan Umum.

Caska & Riadi, R.M. (2008). Pertumbuhan dan ketimpangan pembangunan ekonomi antar daerah di Provinsi Riau. Jurnal Industri dan Perkotaan, 12, 1629-1642.

Chaniago, J. (2009). Mengenal Tipologi Klassen. http://junaidichaniago.blogspot.com/2009/05/mengenal-tipologi-klassen-seri 1.html. diakses: 5 Oktober 2013.

Damarjati, A.G. (2010). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pendapatan di Propinsi Jawa Tengah. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Emilia & Imelia. (2006). Modul ekonomi regional. (Modul). Jambi: Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

Ernita,D., Amar, A.,&Syofyan, E. (2013). Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi, dan konsumsi di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, 1, 176-193.

Khairullah & Cahyadin, M. (2006). Evaluasi pemekaran wilayah di Indonesia: studi kasus Kabupaten Lahat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 11, 261-277.

Hidayati, R.A. (2008). Analisis ketimpangan ekonomi antar kecamatan di Kabupaten Gresik. Jurnal Logos, 6, 83-97.

Isnowati, S. (2007). Pengujian hipotesis Kuznets di wilayah pembangunan I Jawa Tengah. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 14, 1-14.

Isnowati, S. (2012). Penerapan model Kweka dan Morissey dalam menerangkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 19, 25-36.

Jamaliah & Kurniawan, A. (2010). Analisis struktur ekonomi serta basis ekonomi di Propinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan, 1, 67-81.

Jonaidi, A. (2012). Analisis pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, 1, 140-164.

Kuncoro,M. (2004). Otonomi dan pembangunan daerah: Reformasi, perencanaan, strategi dan peluang. Jakarta: Erlangga.

Muljaningsih, S. (2008). Keberadaan pasar memberikan multiplier efect terhadap pengembangan ekonomi wilayah: studi kasus di lingkup wilayah Pasar Gempol Kab. Pasuruan Prop. Jawa Timur. Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1, 16-47.

Nippon Koei. (2001). Laporan Comprehensive Development and Management Plan (CDMP) study for Bengawan Solo River basin. (Laporan). Jakarta: Nippon Koei.

Pambudi, E.W., & Miyasto. (2013). Analisis pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah. Diponegoro Journal of Economics, 2, 1-13.

PPE Jawa. (2014). DAS Bengawan Solo. Kementerian Lingkungan Hidup. http://ppejawa.com/ekoregion/das-bengawan-solo/. Diakses: 25 Februari 2014.

Pujiati, A. (2009). Analisis kawasan andalan di Jawa Tengah. Aset, 11, 117-128.

Puspandika, B.A. (2007). Analisis ketimpangan pembangunan di era otonomi daerah: Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Skripsi tidak dipublikasikan. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Putra, L.D. (2011). Analisis pengaruh ketimpangan distribusi pendapatan terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah periode 2000-2007. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Rachman, M.R. (2010). Analisis investasi terhadap tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik, Sidoarjo dan Pasuruan. Skripsi tidak dipublikasikan. Jawa Timur: Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Restiatun. (2009). Identifikasi sektor unggulan dan ketimpangan antar kabupaten/kota di Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 10, 77-98.

Rustiadi, E., Saefulhakim., & Panuju, D.R. (2011). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sari, R.M. (2010). Analisis komoditas unggulan pertanian di Pulau Buru, Provinsi Maluku. Jurnal Agroforestry, 5, 228-236.

Shin, I. (2012). Income inequality and economic growth. Economic Modelling, 29, 2049-2057.

Sjafrizal. (2012). Ekonomi wilayah dan perkotaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Soleh, A. (2012).Kontribusi dan daya saing ekspor sektor unggulan dalam perekonomian Jawa Tengah. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Sudarmono, M. (2006). Analisis transformasi struktural pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar daerah di wilayah pembangunan I Jateng. Tesis tidak dipublikasikan. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Sufirmansyah. (2012). Dampak kebijakan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, ketimpangan antar daerah, dan kemiskinan. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 3, 136-148.

Suhartono. (2011). Struktur ekonomi, kesempatan kerja dan ketimpangan pendapatan di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 7, 86-101.

Sukirno, S. (1994). Pengantar makroekonomi. (Edisi kedua). Jakarta: PT. Grafindo.

Sutarno & Kuncoro, M. (2003). Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Banyumas, 1993-2000. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8, 97-110.

Syam, A. (2003). Sistem pengelolaan lahan kering di daerah aliran sungai bagian hulu. Jurnal Litbang Pertanian, 22, 162-171.

Tambunan, T.T.H. (2003). Perekonomian Indonesia: Beberapa masalah penting. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Titisari, K.H. (2009). Identifikasi potensi ekonomi daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen. Jejak, 2, 167-182.

Van de Werfhorst, H.G., & Salverda, W. (2012). Consequences of economic inequality: introduction to a special issue. Research in Social Stratification and Mobility, 30, 377-387.

Wardana, I.M. (2007). Analisis strategi pembangunan Provinsi Bali menuju balance growth. Buletin StudiEkonomi 12, 148-160.

Wicaksono, C.P. (2010). Analisis disparitas pendapatan antar kabupaten/kota dan pertumbuhan ekonomi di Propinsi Jawa Tengah tahun 2003-2007. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Wikipedia. (2014). Bengawan Solo. http://id.wikipedia.org/wiki/Bengawan_Solo. diakses: 25 Februari 2014.

Wilonoyudho, S. (2009). Kesenjangan dalam pembangunan kewilayahan. Forum Geografi, 23, 167-180.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2014.11.1.32-43

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2014 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan



Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:

 ...More

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.