FAKTOR KONVERSI LIMBAH PEMANENAN KAYU HUTAN TANAMAN DAN RENDEMEN PENGOLAHAN SERPIH KAYU

Soenarno Soenarno, Wesman Endom

Abstract


Pemanenan kayu di HTI PT Korintiga Hutani dilakukan dengan ukuran panjang 4,10 m dan diameter minimal 10 cm sehingga menyebabkan terjadinya limbah kayu. Untuk meningkatkan efisiensi pemanenan maka kayu limbah tersebut akan diolah menjadi kayu serpih. Namun demikian, perusahaan wajib membayar provisi sumberdaya hutan kepada pemerintah yang didasarkan atas satuan volume (m3) limbah kayu yang dimanfaatkan. Tulisan ini mempelajari pendugaan faktor konversi dari staple meter (Sm) atau berat (ton) menjadi m3 dari akasia (Acacia mangium), ekaliptus (Eucalyptus pellita) dan waru (Hibiscus similis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kayu A. mangium nilai konversi 1 Sm sama dengan  0,35 m3 atau 1 ton limbah kayu sama dengan 1,98 m3, sedangkan untuk E. pellita nilai konversi 1 Sm sama dengan 0,48 m3atau untuk 1 ton sama dengan 1,41 m3. Untuk 1 Sm limbah kayu H.  similis  sama dengan 0,34 m3 dan untuk 1 ton sama dengan 1,95 m3. Rendemen pengolahan chips limbah kayu A. mangium dan  E. pellita adalah 94% sedangkan H.  similis adalah 90%. Faktor konversi chips terhadap kebutuhan limbah kayu A. mangium  (1 Sm chips = 0,38 m3 limbah) atau (1 Ton chips = 2,09 m3 limbah), E. pellita (1 Sm chips = 0,38 m3 limbah) atau (1 ton chips = 1,51 m3 limbah) sedangkan kayu waru (1 Sm chips = 0,39 m3 limbah) atau (1 ton chips = 2,16 m3 limbah).


Keywords


Faktor konversi; limbah kayu; serpih kayu; rendemen; pemanenan; hutan tanaman

References


Barus,J.A. (2004). Penentuan angka konversi dari berat ke volume kayu Eucalyptus urophylla sebagai bahan baku kayu pulp. (Skripsi Sarjana). Program Studi Manajemen Hutan, Jurusan Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Darwo, Sasmuko S.A. & Mas'ud A.F. (1994). Faktor konversi berat ke volume untuk tujuh jenis kayu. Buletin Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar, 10(3), 235-246.

Dulsalam & Roliadi H. (2011). Faktor eksploitasi hutan tanaman mangium (Acacia mangium Wild) : Studi kasus di PT Toba Pulp Lestari. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(2), 87-103.

Idris, M.M., Dulsalam & Soenarno. (2012). Revisi faktor eksploitasi untuk optimasi logging. Dalam Dulsalam, G. Pari, H. Rolliadi, Djarwanto & Krisdianto, (Penyunt.). Prosiding Ekspose Hasil Penelitian Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Tahun 2012. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.

Irman F & Satria. (2012). Rancangan percobaan dan korelasi dan regresi dengan PASWSTAT Versi.18. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kementerian Kehutanan. (2014). Statistik kehutanan Indonesia 2013. Jakarta: Kementerian Kehutanan

Moeljono, S.B. (1974). Pengantar perkayuan. Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA). Semarang : Yayasan Kanisius.

Haroen, W.K. (2004). Pengaruh putaran mesin penyerpih mobile Shipper terhadap ukuran dan kualitas pulp kraft. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan Tahun 2004 . LIPI, Serpong. Hlm 334-340.

Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1990 tentang hak pengusahaan hutan tanaman industri (HTI). Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014 tentang jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Kehutanan. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2014). Permenlhk Nomor: P.42/Menhut-II/2014 tentang Penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan tanaman pada hutan produksi. Kementerian Kehutanan. Jakarta.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2015). Permenlhk Nomor: P.15/ Menlhk-II/2014 tentang izin usaha industry primer hasil hutan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.

Peraturan Dirjen Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.13/VI-BIKPHH/2009 tentang rendemen kayu olahan industri primer hasil hutan kayu (IPHHK). Kementerian Kehutanan.

Peraturan Dirjen Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.05/VI-BIKPHH/2008 tentang Perubahan Peraturan Dirjen Bina Produksi Kehutaan Nomor : P.02/VI-BIKPHH/2008 tentang angka konversi volume tumpukan stapel meter (SM) ke dalam volume satuan kubik (M³) kayu bulat kecil (KBK). Kementerian Kehutanan.

Puspitasari, D. (2005). Limbah pemanenan dan faktor eksploitasi pada perusahaan HTI : Studi kasus di HPHHTI PT Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. (Skripsi Sarjana). Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Supriadi A., Rachman O. & Iskandar M.I. (2006). Produktifitas dan biaya produksi serpih kayu menggunakan mesin serpih mudah dipindahkan (SMD): Studi Kasus di BKPH Parung Panjang, Bogor. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 24(2),102-115 .




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2016.34.1.77-88

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.