KARAKTERISTIK EKSTRAK KULIT KAYU MAHONI SEBAGAI BAHAN PEREKAT KAYU

Adi Santoso, Abdurachman Abdurachman

Abstract


Sebagian kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu untuk industri perekat seperti NaOH, NH4OH, dan metanol saat ini sudah tersedia di pasaran dalam negeri, sementara bahan baku seperti fenol dan resorsinol yang bersumber dari minyak bumi semakin terbatas, dengan demikian sudah selayaknya untuk menggunakan bahan baku dari sumber daya alam lain, misalnya tanin yang berasal dari kulit pohon. Tulisan ini menyajikan hasil eksplorasi dan karakterisasi bahan baku perekat dari kulit kayu mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai sumber senyawa fenolik dan tapioka sebagai sumber karbohidrat. Tulisan ini juga menguraikan hasil reaksi kopolimerisasi ekstrak tanin mahoni dengan formaldehida, dan peramuannya dengan tepung tapioka untuk aplikasi perekat kayu komposit, serta uji kualitas produk perekatannya. Kulit kayu mahoni dipotong-potong menjadi serpih berukuran 2 cm x 1cm x 0,1 cm, kemudian direndam di dalam ekstraktor berisi air panas (70-80oC) dengan perbandingan bahan : air = 1 : 3. Ekstraksi dilakukan selama tiga jam dan selama proses campuran itu selalu diaduk, kemudian campuran didinginkan dan disaring. Residu diekstraksi kembali seperti sebelumnya sampai 2 kali, filtrat yang diperoleh kemudian digabung dan dibagi 2, sebagian dikristalkan dalam penangas air dan sebagian lagi digunakan untuk pembuatan perekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara visual, ekstrak tanin dari kulit mahoni ini berupa cairan berwarna gelap cokelat kemerahan mirip dengan warna senyawaan fenolik dengan kekentalan 1,04 poise, bobot jenis 1,02 serta nilai derajat keasaman (pH) 4. Ekstraksi kulit kayu mahoni memiliki rendemen 8,1 %, dengan kadar padatan (solid content) rata-rata 2,01%, kadar senyawa fenolik 6,9%, dan distribusi bobot molekul antara 44 – 658. Formula optimum perekat dari ekstrak kulit kayu mahoni adalah yang menggunakan campuran 0,25 mol resorsinol teknis dengan tapioka 15% dan formalin teknis 1 mol, serta katalis (NaOH 40%) sebanyak 4% dari total bobot perekat.


Keywords


Kulit kayu mahoni; ekstraksi; tapioka; perekat

References


Achmadi S.S. (1990). Kimia kayu. Bogor. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, PAU Ilmu Hayat, IPB.

Akzonobel (2001). Synteko phenol-resorcinol adhesive 1711 with hardeners 2620, 2622, 2623. Jakarta: Casco Adhesive (Asia).

Akoto, O. & Brefoh, A.O. (2014). Quality of oleoresinous wood varnish prepared using resin synthesized from tannin extracted from stem bark of Khaya senegalensis. Asian Journal of Applied Sciences, (2), 61 – 66.

Comyn, J. (2004). Theory of adhesion. Dalam P. Cognard (Ed.) General Knowledge, Application Techniques, New Curing Techniques. Handbook of Adhesive and Sealant. Versailles, France. 1(2), 1-47.

Food and Agriculture Organization (FAO)/IAEA. (2000). Working document (lab manual), Quantification of tannins in tree foliage. Vienna. IAEA, 1-3.

Fadillah A.M., Hadi Y.S., Massijaya M.Y. & Ozarska B. (2014). Resistance of preservative treated mahogany wood to subterranean termite attack. Journal Indian Academy of Wood Science, 11(2),140-143, doi.10.1007/s13196-014-0130-2.

Falah, S., Suzuki T. & Katayama T. (2008). Chemical constituents from Swietenia macrophylla bark and their antioxidant activity. Pakistan Journal of Biololgical Science. 11(16) 2007-2012.

Hagerman, A.E,. (2002). Tannin chemistry. Miami, USA: Department of Chemistry and Biochemistry, Miami University

Hindriani, H., Pradono, D.I. & Santoso A. (2005). Sintesis dan pencirian kopolimer tanin fenol formaldehida dari ekstrak kulit pohon mangium (Acacia mangium) untuk perekat papan partikel. Prosiding Simposium Nasional Polimer V. Bandung. hal. 56–63.

Japanese Agricultural Standard [JAS]. (2003). Japanese agricultural standard for structural glued laminated timber. Tokyo: Japanese Plywood Inspection Corporation (JPIC).

Japanese Industrial Standard [JIS]. (1980). General testing method for adhesives. (JIS K 6833-1980). Tokyo. Japanese Industrial Standard (JIS).

Kasmudjo. (2010). Teknologi hasil hutan. Yogyakarta: Cakrawala Media.

Lestari A.S.R.D., Hadi Y.S., Hermawan D, & Santoso A. (2015). Glulam properties of fast-growing species using mahogany tannin adhesive. Bio Resources 10(4), 74197433. DOI. 10.13576/biores. 10.4.74197433.

Mardisadora O. (2010). Identifikasi dan potensi antioksidan flavonoid kulit kayu mahoni (Swietenia macrophylla King). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mahittikul, C. (1981). Properties of tannin extract from tree bark as adhesive for plywood and particleboard. (Disertasi). Los Banos. University of The Philippines.

Martawijaya, A & Kartasujana, I. (1977). Ciri umum, sifat dan kegunaan jenis-jenis kayu Indonesia. Bogor: Lembaga Penelitian Hasil Hutan.

Pari G, Hastoeti, P., & Lestari, S.B. (1992). Kualitas dan sifat ekstrak tanin dari kulit kayu Acacia mangium. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 10 (4), 113-121.

Perum Perhutani. (2014). Kolaboratif sumber manajemen hutan. Jakarta.

Pizzi A. (1982). Pine tannin adhesive for particleboard. Holz als Roh- und Werkstoff 40(1982), 293-291.

Pizzi, A. (1994). Advanced wood adhesives technology. New York: Marcel Dekker.

Santoso A, Priyono, F.D.J. & Karliati, T. (2002). Pengaruh penambahan ekstender dalam perekat lignin formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis tusam. Buletin Loupe, 6(4),11 – 18.

Santoso A. (2005). Kulit mangium sebagai sumber tanin untuk perekat. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan, 30 November, Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. (hal. 165- 175).

Santoso, A. & Hadi, Y.S.(2009). Tannin resorcinol formaldehyde as potential glue for plybamboo manufacture. Asia and the Pacific Forest Products Workshop “Green Technologies and Products for Climate Change Mitigation and Adaptation”, 14-16 Desember, Sri Lanka.

Santoso A, Hadi Y.S. & Malik J. (2014). Composite flooring quality of combined wood species using adhesive from merbau wood extract. Forest Products Journal, 5(64), 179-186.

Setiawan, (2015). Penggunaan ekstrak kulit mahoni dalam ramuan perekat urea formaldehida sebagai pereduksi emisi formaldehida kayu lapis. (Skripsi). Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.

Standar Nasional Indonesia (SNI). (1998a). Urea formaldehida cair untuk perekat kayu lapis. (SNI 06-0060-1998). Badan Standardisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia (SNI). (1998b). (1998). Fenol formaldehida cair untuk perekat kayu lapis. (SNI 06-4567-1998). Badan Standardisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia (SNI). (2000). Venir lamina. (SNI 5008.9-2000). Jakarta. Badan Standardisasi Nasional. Steel R.G.D., & Torrie J.H. (1992). Principles and procedure of Statistic. New York: Mc. Graw Hill Book Company.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2016.34.4.269-284

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.