PEMBUATAN BIOETANOL DARI EMPULUR DAN LIMBAH SERAT SAGU DENGAN METODE KIMIAWI DAN ENZIMATIS

Ina Winarni, Totok Kartono Waluyo, Sri Komarayati

Abstract


Sagu (Metroxylon spp.) adalah salah satu tanaman asli Indonesia yang dapat dikonversi menjadi bioetanol sebagai sumber energi baru dan terbarukan. Semua bagian sagu dapat dikonversi, baik pati sagu, batang dan pelepahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pembuatan etanol dari empulur dan limbah serat sagu dengan menggunakan metode kimia dan enzimatis. Metode pembuatan bioetanol secara kimiawi menggunakan larutan asam klorida (HCl) dengan rasio 3,1; 6,2; 9,3 dan 12,4% konsentrasi substrat 15% (dw) kemudian dipanaskan dengan autoklaf pada suhu 121–127o C selama 5, 10, dan 15 menit; tekanan 1–1,5 bar. Enzim alpha amilase 0,15 mL dan selulase 2%, 3% dan 4% digunakan untuk metode secara enzimatis. Selanjutnya fermentasi dilakukan dengan penambahan urea 0,21 g, NPK 0,12 g dan ragi 0,48 g, dan didiamkan selama 4 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian empulur menghasilkan kadar gula pereduksi dan kadar etanol lebih tinggi dari limbah serat sagu baik dengan metode kimiawi (446,34 g/L; 51,65%) ataupun enzimatis (15,39 g/L; 16,82%). Penambahan konsentrasi selulase dari 2% hingga 4% tidak dapat meningkatkan rendemen etanol baik yang berbahan baku empulur maupun limbah serat sagu pada proses hidrolisa


Keywords


Empulur; limbah serat sagu; hidrolisis; etanol

References


Adeni, D. S., Abd-Aziz, S., Bujang, K. B., & Hassan, M. . (2012). Bioconversion of sago residue into value added products. African Journal of Biotechnology, 9(14), 2016–2021.

Bintoro, M. ., Purwanto, M. Y. ., & Amarilis, S. (2010). Sagu di Lahan Gambut. Bogor: IPB Press.

Haryanto, B., & Pangloli, P. (1992). Potensi dan pemanfaatan sagu. Yogyakarta: Kanisius.

Heriawaty, N. (2009). Pengaruh Konsentrasi HCl Terhadap Kadar Etanol pada Fermentasi Tepung Sagu. Chemical, 10, 77–84.

Hisyam. (2012). Isolasi selulosa ampas sagu dengan delignifikasi menggunakan hidrogen peroksida. Institut Pertanian Bogor.

Irawati, D. (2006). Pemanfaatan serbuk kayu untuk produksi etanol. Institut Pertanian Bogor.

Jong, F. S. (1995). The sustainability of sago palm (Metroxylon sago) cultivation on deep peat in Sarawak.Sago Palm, 3, 13-20.

Komarayati, S., Winarni, I., & Djarwanto. (2010). Pembuatan bioetanol dari empulur sagu (Metroxylon spp.) dengan menggunakan enzim. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 28(4), 406–414.

Kumoro, A. C., Ngoh, G. C., Hasan, M., Ong, C. H., & Teoh, E.C. (2008). Conversion of fibrous sago (Metroxylon sago) waste into fermentable sugar via enzymatic hydrolysis. Asian Journal Science Resource, 1(4), 412–420.

Linggang, S., Phang, L. Y., Wasoh, M. H., & Abd-Azis, S. (2012). Sago pith residue as an alternative cheap substrate for fermentable sugar production. Applied Biochemiistry and Biotechnology Biochem Biotechnol., 167(2), 122–131.

Mattjik, A., & Sumertajaya, I. M. (2002). Perancangan Percobaan dengan aplikasi SAS dan Minitab (I). Bogor: IPB Press.

Maturbongs, L., & Luhulima, F. (2007). Strategy for community sago development in Papua. In 9th International Sago Symposium (pp. 235–247).

Miller, G. L. (1959). Use of dinitrosalicylylic acid reagent for etermination of reducing sugar. Journal Analysis of Chemistry, 31(3), 426–428.

Ozawa, T., Takahiro, O., & Osama, N. (1996). Hemicelluloses in the fibrous residue of sago palm. In 6th International Sago Symposium (pp. 234–245).

Safitri, R., Surono, L., Supitasari, N. S., Suyanto, Wulandari, A. P., Andayaningsih, P., & Haska, N. (2009). Pengaruh berbagai konsentrasi asam sulfat dan enzim pada hidrolisis tepung batang sagu (Metroxylon sagu Rottb), kombinasi hidrolisis kimia dan enzimatis terhadap kandungan gula pereduksi. In Biomass Utilization for Alternative Energy and Chemicals (pp. 87–98).

Smith, T. C., Kindred, D. R., Brosnan, J. M., Weightman, R. M., Shepherd, M., & Sylvester-Bradley, R. (2006). Wheat as a feedstock for alcohol production, (61), 88. Diakses dari file:///E:/BackUp/18.BackUp25072007/Dati/ArchivioArticoli/Smith,2006.pdf%5Cnhttp://lowcvp.isledev.co.uk/assets/reports/HGCARR61Wheat for alcohol.pdf.

Soekaeni. (2008, July 28). Soekaeni beri fakta nyata. Kompas. Jakarta.

Taherzadeh, M. J., & Karimi, K. (2007). Enzyme-based hidrolysis process for ethanol from lignocellulosic materials. BioResources, 2(4), 707–738.

Yang, B., & Wyman, C. E. (2008). Pretreatment: the key to unlocking low-cost cellulosic ethanol. Biofuels Bioproducts and Biorefining, 2(2), 26–40. doi: doi.org/10.1002/ bbb.49.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2019.37.1.43-50

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.