KOMPONEN KIMIA SEPULUH JENIS KAYU KURANG DIKENAL : KEMUNGKINAN PENGGUNAAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL

Arya Sokanandi, Gustan Pari, Dadang Setiawan, Saepuloh Saepuloh

Abstract


Jenis kayu kurang dikenal andalan setempat mengacu pada kayu yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat, tetapi terbatas hanya satu atau dua penggunaan seperti sebagai kayu gergajian dan kayu perdagangan.  Upaya diversifikasi diperlukan untuk memberikan nilai tambah pada jenis kayu tersebut. Salah satu kemungkinan penggunaan tersebut adalah sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Penelitian ini dilakukan untuk menelaah kemungkinan pemanfaatan 10 spesies kayu kurang dikenal andalan setempat, yang terdiri pangsor (Ficus Callosa Willd.), Jengkol (Pithecellobium rosulatum Kosterm.), Petai (Parkia speciosa Hasak), manii (Maesopsis eminii Engl.), balsa (Ochroma grandiflora Rowlee), ki cauk (Pisonia umbellifera (Forst) Seem.), Huru manuk (Litsea monopelata Pers.), ki renghas (Buchanania arborescens Blume), ki Bonen (Crypteronia paniculata Blume) dan ki hampelas (Ficus Ampelas Burm f.), sebagai bahan baku bioetanol.  Penilaian awal terhadap bahan baku pembuatan bioethanol memerlukan data / informasi tentang sifat dasar dari setiap jenis kayu, terutama komposisi kimia, yang dilihat melalui analisis kimia kayu sesuai dengan standar, yaitu Norman Jenkin, Indonesia National Standart (SNI) dan TAPPI. Hasil analisis pada 10 jenis kayu menunjukkan bahwa kandungan selulosa bervariasi 42,03-54,95% , lignin 22,66-35,20% , pentosan 15,36-17,15% , kadar air 3,95 -10,99% , kadar abu 0,56-2,89%, kadar silika  0,12-0,84% . Kelarutan dalam air dingin 1,29-5,55% , kelarutan dalam air panas 4,41-11,19% , kelarutan dalam alkohol - benzena 2,95-4,60% dan kelarutan dalam NaOH 1% 10,35 - 22,89%. Untuk pembuatan bioetanol, diharapkan kayu memiliki kandungan selulosa, pentosan, dan kelarutan dalam NaOH 1% yang tinggi , dan secara bersamaan memiliki kandungan  lignin, abu dan silika, kelarutan dalam air dingin, air panas dan alkohol benzene yang rendah. Dilihat dari kriteria tersebut dan dibantu oleh interpretasi statistik, menunjukkan bahwa 8 dari 10 jenis kayu mempunyai prospek yang bagus sebagai bahan baku bioetanol, yaitu dari yang paling berprospek adalah  berturut-turut ki rengas, manii, petai, jering, balsa, ki hampelas, ki cauk, dan hurumanuk. Sementara itu, ki bonen dan pangsor  tidak cocok untuk bioetanol sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.  


Keywords


Kayu kurang dikenal, 10 jenis kayu, kandungan kimia, sifat dasar, kelayakan

References


Badan Standardisasi Nasional. (1989a). SNI 14-0492-1989: Cara Uji Kadar Lignin Pulp dan Kayu (Metode Klason). Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta.

-----------. (1989b). SNI 14-1031-1989: Cara Uji Kadar Abu, Silika dan Silikat dalam Kayu dan Pulp Kayu. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

----------. (1989c). SNI 14-1032-1989: Cara Uji Kadar Sari (Ekstrak Alkohol Benzena) dalam Kayu dan Pulp. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

----------. (1989d). SNI 14-1305-1989: Cara Uji Kadar Kelarutan Kayu Dalam Air Dingin dan Air Panas. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

----------. (1990). SNI 14-1838-1989: Cara Uji Kadar Kelarutan Kayu dan Pulp Dalam Larutan Natrium Hidroksida Satu Persen. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Departemen Pertanian. (1976). Vademecum Kehutanan Indonesia. Balai Penjelidikan Kehutanan. Jakarta

Gupta, R.B., Demirbas, A., (2010). Gasoline, Diesel and Ethanol Biofuels from Grasses and Plants, Cambridge University Press. New York.

Heinonen. J. A. Tamminen. A. Uusitalo. J. & Sainio. T. (2011). Ethanol production from wood via concentrated acid hydrolysis, chromatographic separation, and fermentation, J. Chem. Technol. Biotechnol. 87(5):689-696.

Kumar. S. Singh. S.P. Mishra. I.M. & Adhikari. D.K. (2009). Recent advances in production of bioethanol from lignocellulosic biomass. Chem. Eng. Technol 32(4):517-526.

Pandey, A., Larroche, C., Ricke, S.C., Dussap, C.G., Gnansoonou. E., (2011). Biofuels: Alternative Feedstock and Conversion Processes. Elsevier Inc. Oxford.

Pari. G. Roliadi. H. Setiawan. D & Saepuloh. (2006). Komponen kimia sepuluh jenis kayu tanaman dari Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 24(2): 89-101

Shafiei. M. Zilouei. H. Zamani. A. Taherzadeh. M.J. & Karimi. K. (2013). Enhancement of ethanol production from spruce wood chips by ionic liquid pretreatment. Applied Energy 102: 163-169

Shupe. A.M. & Liu. S. (2012). Ethanol fermentation from hydrolysed hot-water wood extracts by pentose fermenting yeasts. Biomass and Bioenergy 39:31-38

Sjostrom, E., Alen, R., (1999). Analytical Methods in Wood Chemistry, Pulping, and Papermaking. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. New York.

TAPPI. (1992). Tappi test method 1992-1993. Tappi Press. Atlanta. Georgia

Wang. Z.J. Zhu. J.Y. Zalesny Jr. R.S. & Chen. K.F. (2012). Ethanol production from poplar wood through enzymatic saccharification and fermentation by dilute acid and SPORL pretreatments. Fuel 95: 606-614

Wise. L.E. (1944). Wood Chemistry. Reinhold Publisher Corporation, New York.

Yanez S.M. Rojas. J. Castro. J. Ragauskas. A. Baeza. J. & Freer. J. (2012). Fuel ethanol production from Eucalyptus globulus wood by autocatalyzed organosolv pretreatment ethanol-water and SSF. J. Chem. Technol. Biotechnol. 88 (1): 39-48

Walker. G.M. (2010). Bioethanol: Science and Technology of Fuel Alcohol. bookboon.com.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2014.32.3.209-220

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.