ZONASI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI BERDASARKAN SENSITIVITAS KAWASAN DAN AKTIVITAS MASYARAKAT

Ai Yuniarsih, Djoko Marsono, Satyawan Pudyatmoko, Ronggo Sadono

Sari


Kawasan Gunung Ciremai ditetapkan sebagai taman nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No 424/Kpts-II/Menhut/2004 tanggal 19 Oktober 2004. Penetapannya menimbulkan konflik di antara tujuan
konservasi hutan dan biodiversitas dan tujuan kesejahteraan masyarakat, karena dinilai tidak disertai olehpenataan batas dan rencana pengelolaan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang zonasi TNGC secara spasial berdasarkan sensitivitas kawasan dan aktivitas masyarakatMetode penelitian yang digunakan adalah analisis spasial menggunakan tumpangsusun peta berdasarkanperingkat.
Sensitivitas kawasan didasarkan pada analisis kondisi biologi dan fisik kawasan, meliputi analisisdaerah bahaya erosi, daerah tangkapan air, dan daerah perlindungan satwa. Aktivitas masyarakat didasarkanpada jenis dan penyebaran aktivitas masyarakat dalam kawasan TNGC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 36,13% kawasan TNGC diperuntukkan untuk zona inti, 9,36% untuk  zona rimba, 47,89% untuk zonarehabilitasi, 2,09% untuk zona pemanfaatan wisata alam, 4,32% untuk zona pemanfaatan air, 0,11% untuk zona religi, budaya dan sejarah, dan 0,097% kawasan TNGC dimana terdapat fasilitas jalan, saranatelekomunikasi dan listrik yang sudah lama ada sebelum kawasan menjadi taman nasional diperuntukkan sebagai zona khusus 


Kata Kunci


Taman nasional; zonasi; sensitivitas; aktivitas; rencana pengelolaan

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Basuni, S. (1987). Konsep pengaturan sumberdaya taman nasional, Media Konservasi 1(3) :1-11.

BKSDA Jabar II. (2006). Rencana pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai 2006-2026. Buku I Rencana pengelolaan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat II.

BTNGC. (2010). Rencana strategis Taman Nasional Gunung Ciremai tahun 2010-2014.

Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan.BTNGC.(2012). Inventarisasi dan pendataan areal MPTS di TNGC tahun 2012. Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan.

BTNGC. (2012), Daftar sumber daya air dalam kawasan TNGC tahun 2012. Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan.

Burrough, P.A. and R.A. McDonnell. (1998). Principals of geographical information systems, Oxford University Press.

Clewell, A., Rieger, J., & Munro, J. (2005). Society for ecological restoration international guidelines for developing and managing ecological restoration projects (2nd edition). http://www.ser. orn/pdf/SER_International_Guidelines.pdf. Diunduh 6 Februari 2012.

Departemen Pertanian. (1980). Surat Keputusan Menteri Pertanian No: 837/Kpts/Um/II/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung.

Departemen Pertanian. (1981). Surat Keputusan Menteri Pertanian No:683/Kpts/Um/II/1981 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Produksi.

Departemen Kehutanan. (2006). Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam dan PT. Mamberamo Algae Indonesia. ( 2007). Laporan akhir : identifikasi dan pengembangan core komoditas di tiga balai taman nasional (TN Meru Betiri, TN Gunung Merapi, TN Gunung Ciremai). Kerjasama Direktorat Jenderal PHKA Dephut dengan PT. Mamberamo Algae Indonesia (Malindo), Jakarta.

ESRI (Environmental System Research Institute, Inc). (1990). PC Understanding geographical information system : the ArcInfo method, Redland, USA : ESRI.

Geneletti, D., Salinas, E., Marchi, A., Orsi, F. (2010). Designing and comparing zoning scenarios for the Vinales National Park, Cuba. Lujan, 2 (2) :164-185.

Gunawan, Agus P.K., Ibnu M. (2008). Keanekaragaman mamalia besar berdasarkan ketinggian tempat di Taman Nasional Gunung Ciremai. Jurnal Biologi Indonesia. 4 (5) : 321-324.

Gunawan, H. dan Subiandono, E.(2013). Kondisi biofisik dan sosial ekonomi dalam konteks restorasi ekosistem TNGC, Jawa Barat. Indonesian Forest Rehabilitation Journal 1 (1) :17-37.

Hermawan, T.T., A. Affianto, A. Susanti, E. Soraya, W. Wardhana, dan S.Riyanto, S. (2005). Model pemanfaatan lahan di Taman Nasional Gunung Ciremai. Institute for Forest and Environment (INFRONT), Yogyakarta.

Hsu, Y.C., Wang, P.W., Leung, Y.F. (2009). Integrated experience-based zoning into current management system in Yu Shan National Park. Journal of Park and Recreation Administration 17 (4) : 20-23.

Indra, S., L.B. Prasetyo, dan R. Soekmadi. (2006). Penyusunan zonasi Taman Nasional Manupeu Tanadaru Sumba berdasarkan sensitivitas kawasan dan aktivitas masyarakat. Media Konservasi XI(1).

Kementerian Kehutanan. (2013). Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.64/Menhut-II/2013 tentang Pemanfaatan Air dan Energi Air di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata alam.

Naughton,L.(2007). Collaborative land use planning:zoning for conservation and development in protected areas.Tenure Brief No.4 August 2007. University of Wisconsin Madison.

Noerdjito, M. dan S. Mawardi. (2008). Kawasan lindung Gunung Ciremai dan kemungkinan pengelolaannya. Jurnal Biologi Indonesia, 4 (5) : 289-307.

Pemerintah Republik Indonesia. (1990). Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Pemerintah Republik Indonesia. (1997). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Pemerintah Republik Indonesia. (2011). Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Rotich, D. (2012). Concept of zoning management in protected areas. Journal of Environment and Earth Science 2 (10).

Somba, B.E. (2006). Hubungan pola penggunaan lahan terhadap indeks bahaya erosi di Sub DAS Bopu Bagian Hulu Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Agroland 13 (3): 249-255.

Stattersfield, A.J., Crosby, M.J., Long, A.J. and Wege, D.C. (1998). Endemic bird areas of the world. Priorities for biodiversity conservation. Birdlife International, Cambridge. Steenis, V. (2006). Flora pegunungan Jawa. Terjemahan Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor.

Yusri, A. (2011). Perubahan penutupan lahan dan analisis faktor penyebab perambahan kawasan TNGC. http://repository.ipb.ac.id/handle/1234 56789/47612. Diunduh 20 April 2013.

Zafar, S.M., Baig, M.A., Irfan, M. (2011). Application of GIS/RS for Management Zoning of Margallah Hills National Park Islamabad. 2

International Conference on Environmental Science and Technology IPCBEE Vol. 6 (2011) IACSIT Press, Singapore.

Zuhriana, D. (2012). Pengembangan sosial ekonomi masyarakat daerah penyangga Taman Nasionan Gunung Ciremai. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor. Tidak dipublikasikan.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2014.11.3.239-259

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.