UJI COBA PERTUMBUHAN TIGA KELAS MUTU BIBIT MERANTI MERAH DI TIGA HAK PENGUSAHAAN HUTAN MODEL DI KALIMANTAN

Ayi Suyana

Sari


Penelitian pertumbuhan tiga kelas mutu bibit dari tiga jenis meranti merah telah dilakukan di kawasan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) model, yaitu PT Sari Bumi Kusuma (SBK), PT IKANI, dan PT Erna Djuliawati di Kalimantan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan persen hidup tiga kelas mutu bibit jenis meranti merah setelah satu tahun ditanam di lapangan dengan program silin (silvikukultur intensif). Perlakuan terdiri atas tiga jenis meranti merah dan tiga kelas mutu bibit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah faktorial dalam pola acak lengkap berblok yang diulang sebanyak empat kali. Pada setiap perlakuan ditanam sebanyak 100 tanaman dengan jarak tanam 20 m x 2,5 m. Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 3.600 tanaman di PT SBK dan masing-masing 2.400 tanaman di PT IKANI dan PT Erna Djuliawati.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis, mutu bibit, interaksi antara jenis dan mutu bibit dan blok tidak berpengaruh nyata terhadap persentase hidup di kedua HPH (PT SBK dan PT IKANI).  Di kedua HPH jenis dan mutu bibit memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter. Jenis S. leprosula memiliki pertumbuhan tinggi dan diameter yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya masing-masing sebesar 146,6 cm dan 1,6 cm di PT SBK dan sebesar 87,48 cm dan 1,56 cm di PT IKANI. Mutu bibit satu memiliki pertumbuhan tinggi dan diameter lebih tinggi dibandingkan mutu bibit lainnya, masing-masing sebesar 142,6 cm dan 1,6 cm di PT SBK, sebesar 86,5 cm dan 0,8 cm di PT IKANI dan masing-masing sebesar 164,2 cm dan 1,6 cm di PT Erna Djuliawati.  Dengan demikian kelas mutu bibit satu dan dua untuk jenis S. leprosula dapat direkomendasikan menjadi standarisasi mutu bibit untuk ditanam dalam program silin (sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia  Intensif)

Kata Kunci


Meranti merah; kelas mutu bibit; cabutan

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Daryadi, L. dan Harjono (1972). Sendisendi Silvikultur. Lembaga Penelitian Kehutanan. Bogor.

Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2005. Keputusan No K.221/VI-BPHA/2005 tentang Penunjukan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu(IUPHHK) pada Hutan Alam sebagai Model Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) dan Tim Pelaksana Fasilitas serta Tenaga Teknis Pelaksana Kegiatan Teknis Sistem Silvikultur TPTII, tanggal 18 Agustus 2005.

Hendrmono. 2007. Bibit Berkualitas sebagai Kunci Pembuka Keberhasilan Hutan Tanaman dan Rehabilitasi Hutan.

Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Pengembangan Silvikultur. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. (Tidak dipublikasikan).

Jayusman. 2005. Evaluasi Keragaman Genetik Bibit Surian di Persemaian. Wana Benih 7 (1). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Yogyakarta.

Mok, S.T. 1993. Current Research on Artificial Regeneration of Dipterocarps. FORSPA Publication 8. Forestry Research Support Program for Asia & The Pacific (FORSPA). Kuala Lumpur. Malaysia.

Priadjati, A. 2003. Dipterocarpaceae: Forest Fire and Forest Recovery. Tropenbos International. The Tropenbos Foundation. Wageningen. The Netherlands.

PT Erna Djuliwati. 2008. Status Pengelolaan Silvikultur Intensif IUPHHK PT Erna Djuliwati. Progress Report Dua Tahun, Kabupaten Seruyan dan Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. (Tidak dipublikasikan).

PT IKANI. 2007. TPTI Intensif di PT IKANI. Prosiding Seminar Pengembangan hutan Tanaman Dipterokarpa dan Ekspose TPTII/Silin, tanggal 4-5 September 2007 di Samarinda.

Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda. PT SBK. 2007. TPTI Intensif di PT Sari Bumi Kusuma.

Prosiding Seminar Pengembangan Hutan Tanaman Dipterokarpa dan Ekspose TPTII/Silin, tanggal 4-5 September 2007 di Samarinda. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda.

Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1960. Principles and Procedures of Statistic. McGraw-Hill Book Co., Inc New York 633 pp.

Schmidt, F.H. and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Dry and Wet Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verhandelingen No. 42. Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis. Terjemahan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial.

Soekotjo. 2007. Pengalaman dari Uji Jenis Dipterokarpa Umur 4,5 Tahun di PT SARI BUMI KUSUMA Kalteng.

Prosiding Seminar Pengembangan Hutan Tanaman Dipterokarpa dan Ekspose TPTII/Silin, tanggal 4-5 September 2007 di Samarinda. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda.

Standardisasi Nasional Indonesia (SNI) 01-5005.1-1999. Standardrisasi Mutu Bibit Jenis Meranti. Badan Standardisasi National. Jakarta.

Suparna, N. dan Purnomo. 2004. Pengalaman Membangun Hutan Tanaman Meranti di PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah.

Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional dalam Rangka 70 tahun Prof. Dr. Ir. Soekotjo dengan Tema Visi Silvikultur Indonesia Menyongsong Kehutanan 2045 tanggal 4-5 Maret 2004, di Yogyakarta.

Zobel, B. and J. Talbert. 1984. Applied Forest Tree Improvement. John Wiley and Sons. Inc. New York.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2010.7.1.1-11

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.