KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN BAWAH BERKHASIAT OBAT DI DATARAN TINGGI DIENG

Susi Abdiyani

Sari


Informasi tentang tumbuhan obat di dataran tinggi Dieng belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat yang ada di dataran tinggi tersebut. Metode yang digunakan adalah metode analisis vegetasi menggunakan petak ukur kuadrat sebanyak 100 plot dengan ukuran 1 m x 1 m. Keanekaragaman tumbuhan obat diukur dengan menghitung Indeks Keanekaragaman Shannon. Tumbuhan obat yang mempunyai keanekaragaman jenis paling tinggi adalah tekelan (Eupatorium riparium Reg.), nyangkoh (Curculigo latifolia Dryand.), parijata (Smilax zeylanica Linn.), gigil (Gynura procumbens Back.), trembilungan abang (Begonia hirtella Link.), dan ucen (Rubus reflexus Ker.). Tumbuhan obat yang mempunyai keanekaragaman jenis paling rendah adalah pakis urang (Dryopteris pteroides Rumph.), urang-urangan (Dryopteris marginalis Rumph.), sembung peper (Blumea balsamifera (L.) DC.), dan galar paku (Urena trifolia Linn.). Informasi potensi tumbuhan obat yang ada di kawasan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan dapat mendukung upaya konservasinya, baik secara ex-situ maupun in-situ.

 


Kata Kunci


Keanekaragaman tumbuhan; tumbuhan obat; dataran tinggi Dieng

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Atjung. 1981. Tanaman Obat dan Minuman Segar. Yasaguna. Jakarta.

Backer, C.A. 1973. Weed Flora of Javanese Sugarcane Fields. Ysel Press. Deventer. Balai Pustaka. 1980. Tanaman Obat. Jakarta.

Bhattacharyya, B. dan B.M. Johri. 1998. Flowering Plants : Taxonomy and Phylogeny. Narosa Publishing House. New Delhi. India.

Crockett, J.U dan E. A. Oliver. 1977. Wildflower Gardening. Time LifeBooks. Virginia. USA.

Departemen Kesehatan RI. 1981. Pemanfaatan Tanaman Obat. Edisi II. Jakarta.

. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid IV. Jakarta.

. 1999. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Jakarta.

. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid 1 dan 2. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat. http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses November 2007.

Hartono, S. 1996. Tumbuhan Monokotil. Penebar Swadaya. Jakarta. . 2001. Tumbuhan Obat Indonesia : Penggunaan dan Khasiatnya. Pustaka Populer Obor. Jakarta.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia (Terjemahan). Buku I-IV. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan RI. Jakarta.

Hutapea, J.R., Soeharso, Sutjipto, Djumidi, S. Sugeng, W. Yuli dan Sihotong. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Kompas. 2003.

Mengobati Pasien dengan Tumbuhan. http://www.kompas. com. Diakses Nopember 2007.

. 2006. Kawasan Lindung Dieng Rusak : Kerusakan Lebih dari 90 Persen. http://www.kompas.com. Diakses November 2007.

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. IPB. Bogor.

LIPI. 1979a. Jenis-jenis Anggrek. Bogor.

. 1979b. Jenis Paku Indonesia. Bogor.

. 1985. Kerabat Paku. LIPI. Bogor.

McNaughton dan L.L.Wolf. 1992. Ekologi Umum (Terjemahan). Edisi II. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Odum, E.P. 1998. Dasar-dasar Ekologi (Terjemahan). Edisi III. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Oosting, H.J. 1958. The Study of Plant Communities. D.J. Chivers (Ed.). Plenum Press. New York.

Pemerintah Desa Gerlang, Kecamatan Blado. 2003.Usulan Pembangunan Desa Gerlang. Batang. PT. Eisai Indonesia. 1986. Indek Tumbuh tumbuhan Obat di Indonesia. Jakarta.

Pusat Data dan Informasi PERSI. 2003. Sembung (Blumea balsamifera [L.] DC.). hhtp://www.pdpersi.co.id. Diakses November 2007.

Sitepu, Dj. dan P. Sutigno. 2001. Peranan Tanaman Obat dalam Pengembangan Hutan Tanaman. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 2 (2) : 61-77. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Soerjani, M., A.J.G.H. Kostermans dan G. Tjitrosoepomo. 1987. Weed of Rice in Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Sumadiwangsa, S. dan D. Setyawan. 2001. Konsepsi Strategi Penelitian Hasil Hutan Bukan Kayu di Indonesia.

Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 2 (2) : 79-90. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Syamsuhidayat, S.S. dan J.R. Hutapea. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Zuhud, E.A.M., B. Sambas, S. Rinekso, Ekarelawan dan S. Erna. 1994. Perkembangan dan Program Penelitian Tumbuhan Obat di Indonesia.

Prosiding Seminar Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Fahutan IPB dan LATIN. Bogor.

Wahid, P., M. Januwati dan M. Yusron. 2000. Pengembangan Agroindustri Tanaman Obat Indonesia. Buletin Kehutanan dan Perkebunan 1 (1) : 77-87. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Bogor.

Whitmore, T.C. 1975. Tropical Rain Forests of the Far East. Oxford University Press. London.

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. UI Press. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2008.5.1.79-92

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.