KAJIAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR SEBAGAI DASAR PENETAPAN TIPE PENYANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU, JAWA TENGAH

Hendra Gunawan, Muhamad Bismark, Haruni Krisnawati

Sari


Zona penyangga seringkali ditawarkan sebagai solusi konflik kepentingan konservasi keanekaragaman hayati di kawasan konservasi dengan kepentingan manusia di sekitarnya.  Taman Nasional Gunung Merbabu merupakan salah satu taman nasional di Pulau Jawa yang mengalami tekanan dari penduduk di sekitarnya. Salah satu solusi yang akan diaplikasikan adalah pembuatan penyangga taman nasional.  Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi biofisik Taman Nasional Merbabu, sosial-ekonomi, dan aspirasi masyarakat sekitarnya serta kebijakan pemerintah daerah dan pengelola taman nasional sebagai dasar memformulasikan tipe penyangga yang tepat.  Wawancara terstruktur dengan responden dan focus group discussion dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan memformulasikan tipe penyangga.  Hasil penelitian ini merekomendasikan lima tipe penyangga Taman Nasional Gunung Merbabu, yaitu: (1) Pembuatan zona penyangga di tanah milik, di sekitar TN Gunung Merbabu; (2) Pemanfaatan kawasan secara terbatas melalui mekanisme Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat; (3) Pemanfaatan tradisional hasil hutan bukan kayu; (4) Pemanfaatan jasa lingkungan berupa air dan wisata alam; (5) Penyangga ekonomi tidak berbasis lahan.

Kata Kunci


Penyangga; taman nasional; sosial ekonomi' Gunung Merbabu

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Balai Taman Nasional Gunung Merbabu. (2009). Statistik Balai Taman Nasional Gunung Merbabu tahun 2008. Boyolali: Balai Taman Nasional Gunung Merbabu.

BAPPEDA Kabupaten Boyolali. (2009). Rencana detail tata ruang (RDTR) Kabupaten Boyolali. (Draft laporan antara). Boyolali: BAPPEDA Kabupaten Boyolali.

BPS Kabupaten Boyolali. (2009a). Boyolali dalam angka tahun 2008. Boyolali: BPS Kabupaten Boyolali.

BPS Kabupaten Boyolali. (2009b). Kecamatan Ampel dalam angka tahun 2008. Boyolali: BPS Kabupaten Boyolali.

BPS Kabupaten Boyolali. (2009c). Kecamatan Selo dalam angka tahun 2008. Boyolali: BPS Kabupaten Boyolali.

Deparetemen Kehutanan. (2007). Buku informasi 50 taman nasional di Indonesia. Jakarta: Departemen Kehutanan.

Esterberg, K.G. (2002). Qualitative methods for social research. New York: McGraw-Hill.

MacKinnon, J., MacKinnon, K., Child, G., & Thorsell, J. (1993). Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mulyana, A., Moeliono, M., Minnigh, P., Indriatmoko, Y., Limberg, G., Utomo, N.A., Iwan, R., Saparuddin, & Hamzah. (2010). Kebijakan pengelolaan zona khusus dapatkah meretas kebuntuan dalam menata ruang taman nasional di Indonesia? (Brief 01). Diakses tanggal 7 Maret 2011 dari www.cifor.cgiar .org

Nazir, M. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (1999). Statistik non parametris untuk penelitian. Bandung: C.V. Alfabeta.

Wahyudi, J. (2010). Wisata alam bersama masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Diakses tanggal 7 Maret 2011 dari http://ipehindo.or.id.

Wild, R.G. & Mutebi, J. (1996). Conser-vation through community use of plant resources. (People and Plants Working Paper 5). Establishing col laborative management at Bwindi Impenetrable and Mgahinga Gorilla National Parks, Uganda. Paris: UNESCO. Diakses tanggal 7 Maret 2011 dari http://unesdoc .unesco.org /images/0011/001117/111731e.pdf.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2013.10.2.103-119

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.