AMELIORASI TAPAK UNTUK PEMAPANAN CEMARA UDANG (Casuarina equisetifolia Linn.) PADA GUMUK PASIR PANTAI

Agung Wahyu Nugroho, Sumardi Sumardi

Sari


Penelitian ini merupakan bagian dari program pengembangan teknik-teknik silvikultur untuk meningkatkan keberhasilan aforestasi pada gumuk pasir pantai. Pemapanan vegetasi alami pada gumuk pasir pantai menghadapi kendala kondisi lingkungan terutama suhu yang tinggi, kapasitas menahan air rendah, kadar unsur hara tersedia rendah, dan angin yang kencang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang besarnya pengaruh penambahan amelioran (tanah dan bahan organik) terhadap daya hidup cemara udang (Casuarina equisetifolia Linn.) pada gumuk pasir pantai selama musim kemarau. Penelitian dilaksanakan di gumuk pasir pantai Desa Sumberjati Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen mulai bulan April-Oktober 2008. Ada dua faktor yang diuji yaitu: 1) penambahan tanah (0%, 20%, 40%), dan 2) penambahan bahan organik (0%, 10%, 30%, 50%). Jumlah keseluruhan perlakuan ada 12 unit dan setiap unit ada 20 tanaman. Rancangan percobaan menggunakan RCBD dengan 3 blok sebagai ulangan. Variabel yang diukur meliputi persen hidup dan kapasitas menahan air media. Hasil penelitian menunjukkan penambahan amelioran (40% tanah dan 10% bahan organik) ke dalam media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup cemara udang sampai 78,3%. Penambahan tanah (20% dan 40%) ke dalam media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup cemara udang sebesar 60,83% dan 63,75%. Penambahan pupuk kandang 10% pada media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup cemara udang sebesar 65,55%, tetapi tidak berbeda pengaruhnya dengan penambahan pupuk kandang sebesar 30% dan 50%

Kata Kunci


Teknik silvikultur; gumuk pasir; daya hidup; amelioran

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Bengen, D.G. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Menuju Pembangunan Kelautan Berkelanjutan. Coastal Resources Management Project (CRMP) II. Mitra Pesisir USAID-BAPPENAS.

Bradshaw, A.D. dan M.J. Chadwick. 1980. The Restoration of Land “The Ecological Reclamation of Derelict and Degraded Land”. Blackwell. British.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Danarto, S., W.D. Atmanto, W.W. Winarni, dan Sumardi. 2008. Introduksi Jenis Cemara pada Program Konservasi dan Perlindungan Pantai.

Seminar Nasional Silvikultur Rehabilitasi: Pengembangan Strategi untuk Mengendalikan Tingginya Laju Degradasi Hutan. Wanagama I, 24-25 November 2008. Yogyakarta.

Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Membicarakan Alam Tropika Afrika, Asia, Pasifik, dan Dunia Baru. Penerbit ITB. Bandung.

Fisher, R. F. dan D. Binkley. 2000. Ecology and Management of Forest Soils. Third edition. John Wiley & Sons, Inc.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta.

Irwan, Z.D. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi: Ekosistem, Komunitas, dan Lingkungan. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta.

Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. Macmillan Publishing Company New York. Collier Macmillan Publishers London. p 393.

McLaren, R.G. dan K.C. Cameron. 1996. Soil Science. Sustainable Production and Environmental Protection. New Edition. Oxford University Press. p 102, 209.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.21/Menhut-V/2007. Penyelenggaraan Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2007.

Poedjirahajoe, E. 2008. Pengelolaan Kawasan Pantai Terpadu. Program Studi Ilmu Kehutanan. Sekolah Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.

Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Cetakan Kedua. Pustaka Buana, Bandung.

Spurr, S.H. dan B.V. Barnes. 1980. Forest Ecology. Third Edition. John Wiley & Sons. New York, Chichester, Brisbane, Toronto.

Suhardi. 2005. Cemara Udang Efektif Cegah Empasan Tsunami. Kompas 29 April 2005. Hal. 6 Kolom 2-5.

Suhardi, Sutikno, H.H. Nurjanto, dan M.A. Widodo. 2002. Casuarina equisetifolia Planting for Rehabilitation of Coastal Sand Dune Area.

Proceeding of Seoul Workshop. 812 Oktober 2002. Bio Refor. Seoul National University. Korea.

Sumardi. 2008. Prinsip Silvikultur Reforestasi dalam Rehabilitasi Formasi Gumuk Pasir di Kawasan PantaiKebumen.

Seminar Nasional Silvikultur Rehabilitasi: Pengembangan Strategi untuk Mengendalikan Tingginya Laju Degradasi Hutan. Wanagama I, 24-25 Nopember2008. Yogyakarta.

Sutanto, R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Syukur, A. 2005. Pengaruh PemberianBahan Organik terhadap Sifat-sifat Tanah dan Pertumbuhan Caisim di Tanah Pasir Pantai. Jurnal Ilmu Tanah

dan Lingkungan 5 (1): 30-38.

van Steenis, C.G.G.J., G. den Hoed, S. Bloembergen, dan P.J. Eyma. 2008. Flora untuk Sekolah di Indonesia.Cetakan 12. Penerjemah M. Surjowinoto, dkk. PT Pradnya Paramita.Jakarta.

Winarni, W.W. 2002. Kesesuaian JenisUntuk Rehabilitasi Kawasan Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Winarni, W.W. 2006. Pertumbuhan Semai Cangkok Casuarina equisetifolia Linn. di Lahan Pantai Berpasir dengan Beberapa Jenis Mulsa Organik. Laporan Penelitian. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Winarni, W.W. dan H. Supriyo. 2003.Kesesuaian Cemara Udang padaLahan Pasir Putih Pantai dan Responnya terhadap Bahan Organik dan Mulsa. Laporan Penelitian. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. 2003.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2010.7.4.381-397

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.