HABITAT DAN POPULASI PUNAI (Columbidae) DI MEMPAWAH DAN SUAKA MARGASATWA PELAIHARI

Reny Sawitri, R. Garsetiasih

Sari


Kalimantan Barat dan Selatan termasuk wilayah sebaran burung punai di Indonesia. Aktivitas perburuan yang intensif di kedua provinsi dan kerusakan habitat dikhawatirkan semakin mengancam populasi burung punai di alam, untuk itu dilakukan penelitian habitat, jenis, populasi serta perilaku burung suku Columbidae ini. Metode penelitian adalah index preferensi Jacobs dan jenis pohon pakan, penghitungan populasi dengan metode Zippin dan pengamatan perilaku sosial dan perkembangbiakan. Daerah sempadan sungai merupakan habitat paling disukai sebagai tempat makan dan minum, bertengger dan bersarang pada pohon tinggi 3-4 m dan bertajuk rapat. Populasi burung di Mempawah, Kalimantan Barat, sekitar 7.056-7.344 individu tahun 2009 dan di SM Pelaihari, Kalimantan Selatan, sekitar 2.500-2.800 individu tahun 2010. Perilaku yang paling menonjol adalah perilaku sosial diantaranya adalah berkelompok, perkawinan monogamous dan berkomunikasi pada saat perkawinan dan mempertahankan teritorinya

 


Kata Kunci


Konservasi in-situ; populasi; perilaku

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Bachtiar, Y. (2007). Pengenalan perilaku hewan. http://yusufpojokkampus.wordpres.com/materi/perilaku-hewan/pengenalan-perilakuhe.Diakses tanggal 19 September 2011. 12

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan. (2003). Pemeliharaan dan pengamanan batas kawasan hutan 32 KM di SM Pelaihari Tanah Laut, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Hal. 10-11.

Beach, R. (2012). Columba livia (Rock Dove). http://Sta.uwi./fst/lifesciences/docume nts/columba_livia.pdf. Diakses tanggal 3 Desember 2014.

Birdlife International. (2001a). Cinnamom- headed-Green-pigeon, Treron fulvicollis. http://www.birdlife.org/datazone/speciesfactsheet/php?id=2631. Diakses tanggal 20 September 2013.

Birdlife International. (2001b). Thretened birds of Asia : the birdlife International red data book. Birdlife International,Cambridge,Uk

http://www.birdlife.org/datazone/speciesfactsheet/php?id=2631. Diakses tanggal 20 September 2013.

Birdlife International. (2009). Siccoro dove Zenaida graysoni. http://www .birdlife .org/ datazone/species /index.html?action= SpcHTMDetails.as p&sid=2555&m=0). Diakses tanggal 20 September 2013.

Bismark, M. (1997). Parameter penetapan lebar zona sempadan sungai untuk keragaman jenis satwaliar di hutan produksi. Prosiding : Ekspose Pengembangan Hasil Hutan, Penelitian Peran Hutan dan Memenuhi Kebutuhan Manusia dan Antisipasi Isu Global. Bogor, 24-26 Nopember, 1997.

Camfield,A.(2004).Columbidae, pigeons and pigeons.http://animaldiversity. ummz. umich.edu/accounts/columbiformes/classification. Diakses tanggal 1 September 2013.

Dugherty, R. (2013). Pigeons and pigeons need lot of water. Hal 2. http://ferry countyview.com/index.php?option=com content&view=arti. Diakses tanggal 20 November 2013.

Devi, O.S. & P.K. Saikia. (2012a). Diet composition and habitat preferences of fruit eating pigeons in tropical forest of eastern Assam, India. NeBio 3 (2) : 51-57. http://www.nebio.in/nebio/3(2)2012/Nebio 3 (2) Sunanda 10 pdf. Diakses tanggal 25 November 2013.

Devi, O.S. & P.K. Saikia. (2012b). Notes on nesting behavior of yellowfooted green pigeon (Columbidae) at Jeypore Reserve Forest, Assam, India. Journal of Thre- atened Taxa 4 (3) : 2470-2475, http://www.threatenedtaxa.org/March /4(3)xxxx-xxxx. Diakses 25 November 2013.

Elias, G., Applegate, K Kartawinata, Machfudh & Klaster, A. (2001). Reduced impact logging guidelines for Indonesia. CIFOR. Bogor, Indonesia.

Erviana, I. (2010). Bird behaviour. http://www.scribd.com/doc/32964877/Bird- Behaviours-Perilaku-Burung-Tekukur. Diakses tanggal 19 September 2011. 5 Hal.

Gibbs, G.D. & D. Penny. (2010). Two aspects along continuum of pigeon evolution: South pasific radiation and relationship of pigeons within Neoves. Molec. Phylog. Evolution (56): 698-706.

Hau, J. (2013). Flora dan fauna IUCN Redlist. http://jercil 34.blogspot.comflorafauna - IUCN. Diakses tanggal 15 September

Hoglund, J. (1985). Foraging succes of Rook Corvus frugilegus in mixed species flocks of different size. Ornis Fenn. 62: 19-22.

Indrawan, M., D.M. Prawiradilaga & S. van Balen. (1995). Birds on fragmental islands persistense in the forest of Java and Bali. Wageningen University and Research Center. Netherlands.

Jacobs. (1974). Quantitative measurement of food selection. Oecologia 14: 413-417.

Jordano, P. & E.W. Schupp. (2000). Determinants of seed disperser effecttiveness : the quantity component and patterns on seed rain for Prunus mahaleb. Ecological Monographs (70): 591-615.

Kartasasmita, K., S. Soenarko, I.G.Tantra,T. Samingan. (1976). Pedoman inventarisasi flora dan ekosistem. Direktorat Perlindungan Hutan dan Pelstariana Alam, Bogor.

Kasprzykowski, Z. (2003). Habitat preferences of foraging rooks corvus frugilegus during breeding period in the agricultural landscape of easter Poland. ACTA ORNITHOLOGICA Vol 38(1): 27-31.

Klappenbach, L.(2013).Pigeons and pigeons. Hal 1. Http://animal.about .com/od/pigeon pigeons/pigeon-pigeons.htm. Diakses tanggal 12 September 2013.

Kutilang Indonesia (2012). Pohon-pohon yang disukai burung.Hal 2. http: // www.kutilang.or.id/burung/konservasi/pohon-pohon yang-disukai-burung-html. Diakses tanggal 10 September 2013.

Lapiedra, O., D. Sol, S. Carranza & Beaulieu, J.M. (2013). Behavioural changes and the adaptive diversification of pigeons and pigeons. Proceedings of the Royal Society B : Biological Sciences 280, 20122893, published online 30 January 2013.doi:10:

/rspb.2112.2893. Diakses 15 November 2013.

Laidlaw, R.K. (2000). Effect of habitat disturbance and protected areas on mammals of Peninsular Malaysia. Conservation Biology 14: 1639-1648.

MacKinnon, J., K. Phillipps & B. van Balen. (2000). Panduan lapangan pengenal burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bird Life.

Marsinni. (2011). Valuasi ekonomi wisata kawasan konservasi mangrove Bekantan, Kota Tarakan . Universitas Hasanuddin, Makassar. Tidak diterbitkan. 76 hal. http://repisitori.unhas.ac.id/bitstream./laporan.doc?. Diakses tanggal 12 Februari 2013.

Mepow. (2010). Treron oxyura (Punai salung). http://mepow.wordpress.com/2010/07.../treron-oxyura-punai-salung/. Diakses tanggal 20 April 2015.

Necker, R. (2007). Head bobbing of walking birds. Journal of comparative physiology, A neuroethology, sensory, neural and behavioral physiology 193(2): 1177-1183. Doi:10.1007/s00359-007-0281-3. http://dx.doi.org/10.1007%Fs00359-007-0281-3. Diakses tanggal 20 November 2013.

Noerdjito, M. (2009). Keanekaragaman jenis burung di enclave urban Taman Nasional Gunung Ceremai. Jurnal Biologi Indonesia 5(3): 269-278.

Partasasmita, R. (2009). Komunitas burung pemakan buah di Panaruban, Subang : ekologi makan dan penyebaran biji tumbuhan semak. Sekolah Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/406789/40650/ 2009. rpa.pdf?sequence-12. Diakses tanggal 10 September 2013.

Sanders, T.A. & R.L. Jarvis. (2003). Band-tailed pigeon distribution and habitat component ability in Western Oregon. Washington State University. http://research.wsulibs. wsuedu/xmlui/handle/2376/791. Diakses 1 September 2013.

Sawitri, R. & Garsetiasih. (2000). Studi populasi, habitat serta produktivitas burung walet putih (Collocalia fuciphaga) di Gombong Selatan, Jawa Tengah. Buletin Penelitian Hutan 620: 37-49.

Sawitri, R., R. Garsetiasih, S. Iskandar. (2009). Konservasi in-situ dan eks-situ burung punai (Columbidae) sebagai sumber pangan. Laporan Proyek Program Insentif Ristek. 35 hal. Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.

Sawitri, R., R. Garsetiasih, A.S. Mukhtar. (2010).

Konservasi in-situ dan eks-situ burung punai (Columbidae) sebagai sumber pangan. Laporan Proyek Program Insentif Ristek. 30 hal. Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.

Shannon, C.E & Weaver , W. (1949). The mathematical theory of communication. ISBN 0-252-72546-8.

Sist, P., T. Nolai, Berbault, J.G. & Dykstra, D. (1998). Harvesting intensity versus sustainability in Indonesia. Forest Ecology and Management 108 : 251-260.

Subela, A. (2009). Di Restoran Pondok Pekang, Punai di tangan lepas ke penggorengan. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0703/09/hibo7.html. Diakses tanggal 10 April 2010.

Taman Nasional Manupeu Tanah Daru. (2011). Treron teysmanii (Punai sumba). Hal 1. http://tnmanupeu. blogspot.com/2011/02/treron-teysmanii- punai-sumba-html. Diakses tanggal 26 Oktober 2013.

Thomas, C.D., Cameron, A., Green, R.E., Bak- kenas, M., Beaumont, L.J., Collingham, Y.C., Erasmus, B.F.M., de Siquiera, M.F., Grainger, A., Han-nah, L. Hugjes, L., Huntley, B., Jaarsveld, A.A., Midgley, G.F., Miles, L., Ortega, M.A., Huerta, Peterson, A.T., Philips, O.L. & Williams, S.E. (2004). Extinction risk from climate chane. Nature (427): 145-158.

Umar, M.R. (2013). Penuntun praktikum ekologi umum. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Walker, J. (2007). Geographical patterns of threat among pigeons and pigeons (Columbidae). Diakses tanggal 10 Januari 2014.

Walter, M. (1981). Birds of the world. David & Charles. Newton Abbot London. Hal 66-67.

Wells, A.C. & J.V. Wells. (2001). Pigeons and pigeons. Hal 319-325, In Elphick, J.B. Dunning Jr & D.A. Sibley (Eds). The sibley guide to bird life and behavior. Chanticleer Press, Inc. New York.

Zippin, C. (1958). The removal method of population estimation. Journal Wildlife Manage. 22: 2-90.

Yoza, D. (2000). Dampak perkebunan kelapa sawit terhadap keragaman jenis burung di areal Perkebunan PT Ranajaya Prabu- mulih, Kabupaten Dati I Riau. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, 47 hal. http://reposotory.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/15235/edodyo. pdf. Diakses tanggal 25 Oktober 2013.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2015.12.2.209-221

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.