POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN DI DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH, PROVINSI JAMBI

Wanda Kuswanda, Sugiarti Sugiarti

Sari


Daerah Penyangga Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) memiliki beragam potensi sumberdaya hutan seperti hasil hutan kayu, non kayu, dan satwa liar. Masyarakat memanfaatkan sumber daya hutan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang potensi dan pemanfaatan sumberdaya hutan oleh masyarakat. Pengumpulan data pemanfaatan sumberdaya hutan menggunakan metode wawancara dan penyebaran kuisioner, potensi hasil hutan (kayu dan non kayu) berdasarkan metode garis berpetak dan satwaliar dengan metode transek garis. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis pohon penghasil kayu yang di manfaatkan oleh masyarakat hanya teridentifikasi 21 jenis, non kayu 18 jenis,satwaliar 30 jenis. Nilai keanekaragaman jenis (H') sumberdaya hutan sebesar 2,07 yang berarti hutan di daerah penyangga dalam kondisi tidak stabil. Masyarakat memanfaatkan sumberdaya hutan untuk bahan bangunan, kayu bakar, makanan, dan dijual. Sumberdaya hutan yang selalu dimanfaatkan masyarakat adalaj meranti (Shorea sp.), (litsea sp.), durian (durio zibethinus), rotan (Calamus manan), jengkol (Archidendron pauciflorum), Jernang (deamonorops draco), dan rusa (Cervus unicolor).

Kata Kunci


Potensi sumberdaya hutan; zona penyangga; Taman Nasional Bukit Tigapuluh

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai lndragiri Rokan. 2002. Inventarisasi dan identifikasi fisik dan sosial ekonomi budaya masyarakat sekitar Tarnan Nasional Bukit Tigapuluh, Kerjasama Balai Pengelolaan DAS lndragiri Rokan dengan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Riau.

Dinas pekerjaan Umum Riau. 2001. Rencana detail tata ruang kawasan penyangga Taman Nasionat Bukit Tigapuluh 2001-2011. Dinas Pekerjaan Umum Pernerintah Propinsi Riau, Riau.

Fakultas Kehutanan. 2000. Inventarisasi, identifikasi dan pemetaan potensi wanufarma Propinsi Jambi : Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Cagar Biosfer Bukit Duabelas, dan Taman Nasional Berbak. Kerjasama Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lohan dan Perhutanan Sosial Depariemen Kehutanan dan Perkebunan dengan Fakultas Kehutanan IPD. Jakarta.

MacKinnon, K., John MacKinon, G. Child dan J. Thorsen. 1993. Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika. Gadjah Mada university Press. Yogyakarta.

Odum, E. P. 1971. Fundamental of ecology. W. H. Freeman and Co. San Francisco.

Sehmidt, F. H. and J. H. A. Ferguson. 1951. Rainfall type based on wet and dry period ratios for Indonesia with Westem New Guinea. Verh. No. 42. Direktorat Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Riau. 1997. Rencana pengelolaan Taman Nasional Bukit Tigapuluh tahun 1997-2021: Data, proyeksi dan analisa. Sub Balai Konservasi Surnberdaya Alam Riau, Departemen Kehutanan. Pekanbaru.

Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Warsi. 1999. Kondisi permasalahan Daerah Penyangga Tarnan Nasional Bukit Tigapuluh wilayah Jambi. Prosiding Lokakarya Daerah Penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Kerjasama Bappeda Kabupaten indragiri Hulu dengan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh dengan Yayasan WWF Indonesia. Rengat.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2005.2.6.597-608

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.