POTENSI TUMBUHAN BAWAH PADA TEGAKAN HUTAN TANAMAN Acacia crassicarpa A. Cunn. ex Benth SEBAGAI PAKAN GAJAH DAN PENYIMPAN KARBON DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR (The Potential of Understorey in Acacia crassicarpa A. Cunn. ex Benth Plantation for Elephant Feed and Carbon Storage in Ogan Komering Ilir Regency)

R Garsetiasih, Anita Rianti, Nur Muhammad Heriyanto

Sari


ABSTRACT

Understorey in a forest area can be utilized as herbivorous animal feed, as well as carbon storage. In Ogan Komering Ilir (OKI) Regency, the understorey is utilized by elephant as feed habitat. The study aimed to determine the diversity, productivity and potential for carbon content of understorey in A. Crassicarpa plantation in OKI Regency. The method used for collection of understorey data was square plot method with 1x1m size, where the first plot was determined randomly and followed by the subsequent plots systematically. The results found out 8 types of understorey species with important index values in sequence were Nephrolepis biserrata (Sw) Schott. 66.90%; Melastoma malabathricum L. 44.14% and Stenochlaena palustris (Burm. F.) Bedd. 36.18%. The species of feed that most eaten by the elephants were Nephrolepis biserrata (Sw.) Schott., Cyperus kyllinga Endl. and Stenochlaena palustris (Burm. f.) Bedd. The domination of understorey in the stand of Germplasm Conservation Area (KPPN) (0,1611) was greater compared to those in block A (0,1124) and block E (0,1512). The total biomass of the understorey in Block A (3 year old A. Crassicarpa stand), E Block (3,3 year old A. Crassicarpa stand), and KPPN were 561,8 kg/ha; 371,48 kg/ha; and 383,84 kg/ha, respectively. Carrying capacity of the understorey as feed for elephants during the dry season in block A was for 10,54 elephants; block E was for 2,10 elephants and KPPN was for 79,37 elephants. Therefore, in order to meet the requirement of elephant feed and minimize elephant interference to plantation, the quality of KPPN needs to be improved.

Key word : Acacia crassicarpa, carbon, diversity, productivity, undergrowth

 

ABSTRAK

Tumbuhan bawah hutan selain berfungsi sebagai pakan satwa herbivora juga dapat menyimpan karbon. Tumbuhan bawah pada tegakan Acacia crassicarpa di Kabupaten Ogan Komering Ilir juga dimanfaatkan oleh gajah sebagai habitat pakan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan produktivitas tumbuhan bawah serta potensi kandungan karbonnya. Pengumpulan data tumbuhan bawah menggunakan metode plot bujur sangkar berukuran 1 m x 1 m, penentuan plot pertama dilakukan secara acak dan selanjutnya secara sistematik. Hasil penelitian dijumpai delapan jenis tumbuhan bawah dengan nilai indeks penting secara berurutan yaitu paku harupat (Nephrolepis biserrata) sebesar 66,90%, harendong (Melastoma malabathricum) 44,14% dan jenis paku udang (Stenochlaena palustris) 36,18%. Penguasaan jenis tumbuhan bawah pada tegakan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) lebih besar (0,1611) dibandingkan pada tegakan di blok A dan blok E (0,1124 dan 0,1512). Biomassa tumbuhan bawah di blok A (tegakan A. crassicarpa 3 tahun), blok E (tegakan A. crassicarpa 3,3 tahun) dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) berturut-turut adalah 561,8 kg/ha; 371,48 kg/ha; dan 383,84 kg/ha. Daya dukung tumbuhan bawah sebagai pakan gajah pada saat musim kemarau di blok A adalah 10,54 gajah; blok E sebesar 2,10 ekor gajah dan areal KPPN sebesar 79,37 gajah. Untuk memenuhi kebutuhan pakan gajah serta meminimalisir gangguan gajah terhadap hutan tanaman perlu peningkatan kualitas KPPN.

Kata kunci : Acacia crassicarpa, karbon, keanekaragaman, produktivitas, tumbuhan bawah


Kata Kunci


Keanekaragaman; produktivitas; tumbuhan bawah; karbon; Acacia crassicarpa

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Abdiyani, S. (2008). Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah berkhasiat obat di Dataran Tinggi Dieng. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5(1), 79-92.

Abdullah, Asiah, & Japisa, T. (2012). Karakteristik habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di kawasan ekosistem Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi, 4(1), 41-45.

Ariani, Sudhartono, A., & Wahid, A. (2014). Biomassa dan karbon tumbuhan bawah sekitar Danau Tambing pada kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Warta Rimba, 2(1), 164-170.

Aoyama, K., Yoshida, T., Harada, A., Noguchi, M., Miya, H., & Shibata, H. (2011). Changes in carbon stock following soil scarification of nonwooded stands in Hokkaido, Northern Japan. Citation Journal of Forest Research, 16(1), 35-45.

Baccaro, G., Rocchini, D., Diekmann, M., Gasparini, P., Gioria, M., Maccherini, S., Marcantonia, M., Tordoni, E., Amici, V., Landi, S., Torri, D., Castello, M., Altobellu, A., & Chiarucci, A. (2015). Shape matters in sampling plant diversity: evidence from field. Ecological Complexity, 24, 37-45.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Ogan Kemering Ilir (OKI) dalam Angka. Badan Pusat Statistik Ogan Kemering Ilir. Propinsi Sumatera Selatan.

Badan Planologi Kehutanan. (2017). Peta Dasar Penutupan Lahan Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Bismark, M., Heriyanto, N.M., & Iskandar, S. (2008). Biomassa dan kandungan karbon pada hutan produksi di Cagar Biosfer Pulau Siberut, Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5(5), 397-407.

Dharmawan, I.W.S., & Samsoedin, I. (2012). Dinamika potensi biomassa karbon pada landskap hutan bekas tebangan di Hutan Penelitian Malinau. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 9(1), 12- 20.

Dombois, D.M., & Ellenberg, H. (2016). Aims and Methods of Vegetation Ecology. John Wiley & Sons. Inc. New York. USA.

Google Earth. (2017). Peta Digital Sumatera Selatan. Retrieved from www. google.com

Hidayat, D., & Hardiansyah, G. (2012). Studi keanekaragaman jenis tumbuhan obat di kawasan IUPHHK PT. Sari Bumi Kisuma Camp Tontang, Kabupaten Sintang. Vokasi, 8(2), 61-68.

Indonesia National Carbon Accounting System [INCAS]. (2015). Indonesia Luncurkan Alat Baru Hadapi Perubahan Iklim. Program REDD-I. Hutan dan Perubahan Iklim di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.

International Panel on Climate Change [IPCC]. (2013). Climate Change 2013 the Physical Basis Working Group I Contrubution to The Fifth Assessment Report of The IPCC. Switzerland.

International Panel on Climate Change [IPCC]. (2014). Mitigation of Climate Change Contribution of Working Group III to The Fifth Assessment Report. Intergovermental -Panel on Climate Change Cambridge. Cambridge University Press.

Istomo, & Pradiastoro, A. (2010). Karakteristik tempat tumbuh pohon-pohon gunung (D. retusus) di kawasan hutan lindung G. Cakrabuana, Sumedang, Jabar. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(1), 1-12.

Kalima, T., & Heriyanto, N.M. (2014). Keragaman jenis tumbuhan di Cagar Alam Gunung Celering. Buletin Plasma Nutfah, 20(1), 41–51.

Kartawinata, K., Partomihardjo, T., Yusuf, R., Abdulhadi, R., & Riswan, S. (2008). Floristic and structure of lowland Dipterocarp forest at Wanariset Samboja, East Kalimantan, Indonesia. Reindwartia, 12 (4), 301-323.

Kartawinata, K. (2013). Diversitas Ekosistem Alami Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonbesia & LIPI Press, Jakarta. (In Indonesian).

Kartawinata, K. (2016). Diversitas Ekosistem Alami Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Lugina, M., Ginoga, K.L., Wibowo, A., Bainnaura, A., & Partiani, T. (2011). Prosedur Operasi Standar (SOP) untuk Pengukuran Stok Karbon di Kawasan Konservasi. Pusat Penelitian dan Pengem-bangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan, Indonesia. Kerjasama dengan: International Tropical Timber Organization (ITTO).

Mahanani, A.I., Hendrarto. I.B., & Suprobowati, T.R. (2012). Daya dukung gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck) Di SM Padang Sugihan, Provinsi Sumatra Selatan. Prosiding Seminar Nasional. Pengelolaan SDA dan Lingkungan,28–30.

Masy’ud, B., Kusuma, I.H., & Rachmandani, Y. (2008). Potensi vegetasi pakan dan efektivitas perbaikian habitat rusa timor (Cervus timorensis, de Blainville 1822) di Tanjung Pasir, Taman Nasional Bali Barat. Media Konservasi, 13(2), 59 – 64.

Mirmanto, E. (2009). Forest dynamics of peat swamp forest in Sebangau, Central Kalimantan. Biodiversitas, 10(4), 187 – 194.

Morikawa, Y. (2012). Biomass measurement in planted forest in and around Benakat, Fiscal report of assessment on the potentiality of reforestation and afforestation activities in mitigating the climate change, 2012, 58-63. JIFPRO.

Onrizal, Ismail, E.A., Perbatakusuma, H., Sudjito, J., Suprijatna, & Wijayanto, I.H. (2008). Struktur vegetasi dan simpanan karbon hutan hujan primer di Batang Toru, Sumatera Utara. Jurnal Biologi Indonesia, 5(2), 187-199.

Onrizal & Kusmana, C. (2009). Struktur dan keanekaragaman jenis mangrove pasca tsunami di Pulau Nias. Jurnal Berita Biologi, 9(4), 359-364.

Purwanta, W. (2010). Penghitungan emisi karbon dari lima sektor pembangunan berdasar metode IPCC dengan verifikasi faktor emisi dan data aktivitas lokal. Jurnal Teknologi Lingkungan, 11(1), 71 – 77.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. (2013). Peta Tanah Pulau Sumatera. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor

Romadhon, A. (2008). Kajian nilai ekologi melalui inventarisasi dan indeks nilai penting (INP) mangrove terhadap perlindungan lingkungan Kepulauan Kangean. Embryo, 5(1), 82 – 97.

Saleha, S., & Ngakan, P.O. (2016). Sebaran dan struktur populasi anakan Diospyros celebica Bakh. di bawah pohon induknya. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 5(2), 103-111.

Siregar, C.A., & Heriyanto, N.M. (2010). Akumulasi biomasa karbon pada skenario hutan sekunder di Maribaya, Bogor, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(3), 215-226.

Soerianegara, I., & Indrawan, A. (2008). Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan (ID): Institut Pertanian Bogor.

Subiandono, E., Bismark, M., & Heriyanto, N.M. (2013). Kemampuan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. dan Rhizophora apiculata Bl. dalam penyerapan polutan logam berat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 10(1), 35-44.

Suprihatno, B., Hamidy, R., & Amin, B. (2012). Analisis biomassa dan cadangan karbon tanaman bambu balangke (Gigantochioa pruriens). Journal of Environmental Science, 6(1), 82 – 92.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2018.15.2.97-111

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.