PENETAPAN POLA REHABILITASI PEMULIHAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN LINDUNG GAMBUT SUNGAI BRAM ITAM DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT, PROVINSI JAMBI (Determining Rehabilitation Patterns for Recovery of Sungai Bram Itam Peatland Protected Forest Ecosystem Functions Tanjung Jabung Barat District, Jambi Province)

Dhany Yuniati, Dodik Ridho Nurrochmat, Syaiful Anwar, Darwo Darwo

Sari


ABSTRACT

An area of 5,000 hectares in the Bram Itam River peatland protected forest had been converted into agricultural land and plantations dominated by oil palm, pinang and liberica coffee plantations. This land conversion has led to destruction of its function as a protected forest, thus recovery action must be performed. The study aimed to establish a pattern of vegetation rehabilitation on peatlands with damaged protected functions by prioritizing native peatland species and considering land suitability, environmental aspect, and socio-economic conditions. The aspects that were analyzed including the socio-economic conditions of the community, the status and function of the area, the consequences of rehabilitation activities, the characteristics of peatland, and the type of preference for rehabilitation. Data was collected through a survey method of forest farmer groups that manage the land area around Sungai Bram Itam protected area. The results indicated that community around the study area are in need of farm lands. Its status as protected forest with various land characteristics requires management zoning to facilitate the community's need for land. Social forestry program with a partnership scheme can be applied to areas adjacent to community land with peat depth less than 2 m. The planting method that should be applied is mixed cropping pattern of native species and plantation crops, which considers the protection function. Area with peat depth more than 2 m should be managed by KPHL Sungai Bram Itam to maintain and improve the protection function by planting native peatland species.


Key words: Peatland conversion, palm oil, areca nut, liberica coffee, revegetation

 

ABSTRAK


Seluas 5.000 hektare areal hutan lindung gambut Sungai Bram Itam telah mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian dan perkebunan yang didominasi oleh perkebunan sawit, pinang, dan kopi liberika. Alih fungsi menyebabkan kerusakan fungsi lindung sehingga harus dilakukan pemulihan. Penelitian bertujuan untuk menetapkan pola rehabilitasi vegetasi pada lahan gambut dengan fungsi lindung yang telah mengalami kerusakan. Pemulihan fungsi lindung dilakukan dengan rehabilitasi vegetasi menggunakan jenis asli gambut dan mempertimbangkan kesesuaian lahan, aspek lingkungan, sosial-ekonomi. Aspek-aspek yang dianalisis adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat, status dan fungsi kawasan, konsekuensi terhadap kegiatan rehabilitasi, karakteristik lahan gambut, dan preferensi jenis untuk rehabilitasi. Data dikumpulkan melalui metode survei terhadap kelompok tani hutan yang melakukan pengelolaan lahan di areal HLG Sungai Bram Itam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar HLG Sungai Bram Itam membutuhkan lahan garapan. Status HLG Sungai Bram Itam sebagai kawasan dengan fungsi lindung dan memiliki karakteristik lahan yang beragam memerlukan penataan zonasi pengelolaan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat terhadap lahan. Pada kawasan dengan kedalaman gambut ˂ 2 m yang berbatasan dengan lahan masyarakat bisa dilakukan program perhutanan sosial dengan skema kemitraan. Pola tanam yang diterapkan berupa pola tanam campuran antara jenis tanaman hutan asli gambut dengan tanaman perkebunan (kopi liberika, pinang, dan MPTS) yang tetap memperhatikan fungsi lindung. Lahan gambut dengan kedalaman > 2 m dikelola oleh pihak KPHL Sungai Bram Itam untuk mempertahankan dan memperbaiki fungsi lindung melalui penanaman jenis tanaman asli gambut.


Kata kunci: Alih fungsi lahan gambut, pinang, kopi liberika, revegetasi


Kata Kunci


Alih fungsi lahan; sawit; pinang; kopi liberika; tanaman asli gambut

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Achmad, B., Simon, H., Diniyati, D., Widyaningsih, T.S., Agroforestry, B.P.T., & Km, J.C.B. (2012). Persepsi petani terhadap pengelolaan dan fungsi hutan rakyat di kabupaten ciamis. Jurnal Bumi Lestari, 12(1), 123-136.

Alpian, A., Prayitno, T.A., Pramana, J., Sutapa, G., & Budiadi, B. (2014). Kualitas asap cair batang gelam (Melaleuca sp.). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 32(2), 83-92.

Ariendi, G.G.T., & Kinseng, R.A. (2011). Strategi perjuangan petani dalam mendapatkan akses dan penguasaan atas lahan. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 5(1), 13-31.

BBPPSLP. (2008). Pemanfaatan dan Konservasi Ekosisten Lahan Rawa Gambut di Kalimantan. Tim Sintesis Kebijakan. Pengembangan Inovasi Pertanaian (Pros.), 149-156. Bogor.

Budiningsih, K., & Effendi, R. (2017). Analisis kelayakan finansial hutan tanaman jelutung (Dyera polyphylla) di Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(1), 17-23.

Darwo, Tata, M.H.L., Heriansyah, I., Nugroho, I.A., Bogidarmanti, R., Butarbutar, T., . . . Mawazin. (2017). Implementasi Paludikultur dan Agroforestry di Lahan Gambut. Bogor (ID): Badan Restorasi Gambut dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Gaol, T.W.I.L., Purwoko, A., & Affandi, O. (2015). Studi kelayakan ekonomi budidaya durian (Durio zibethinus Murr) rakyat di Desa Lau Bagot, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi. Peronema Forestry Science Journal, 4(3), 331-338.

Gérard, A., Wollni, M., Hölscher, D., Irawan, B., Sundawati, L., Teuscher, M., & Kreft, H. (2017). Oil-palm yields in diversified plantations: Initial results from a biodiversity enrichment experiment in Sumatra, Indonesia. Agriculture, Ecosystems & Environment, 240, 253-260.

Giesen, W. (2015). Utilising non-timber forest products to conserve Indonesia’s peat swamp forests and reduce carbon emissions. Journal of Indonesian Natural History, 3(2), 10-19.

Harun, M.K. (2016). The development strategy of jelutung’s latex as superior non timber forest product. Jurnal Hutan Tropis, 2(2), 138-145.

Irawanti, S., Surati, Handoyo, Mulyadin, Ariawan, K., Setiadi, A., & Charity, D. (2017). Analisis mata pencaharian masyarakat di lahan gambut. Bogor (ID): Kerjasama Badan Restorasi Gambut dan Puslitbang Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim.

Jose, S. (2009). Agroforestry for ecosystem services and environmental benefits: an overview. Agroforestry Systems, 76(1), 1-10.

Karim, A., Tie, A., Manan, D., & Zaidul, I. (2008). Starch from the sago (Metroxylon sagu) palm tree properties, prospects, and challenges as a new industrial source for food and other uses. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 7(3), 215-228.

KemenLHK. (2017). Permen LHK No. P.16/MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2017 Tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut. Jakarta: Sekretariat Jendral.

KPHL. (2017). Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) Kesatuan Pengelolaan Hutan Unit XVII KPHL Model Sungai Beram Hitam Tahun 2018 – 2027. Tanjung Jabung Barat: KPHL Sungai Bram Itam.

Las, K., Nugroho, & Hidayat, A. (2009). Strategi pemanfaatan lahan gambut untuk pengembangan pertanian berkelanjutan. Pengembangan Inovasi Pertanian, 2(4), 295-298.

Maryunika, R. (2015). Strategi Penge-lolaan dan Pengembangan Agro-forestri Berbasis Kelapa Sawit di Jambi. Master’s thesis, University of Bogor, Bogor.

Masganti, M., Nurhayati, N., Yusuf, R., & Widyanto, H. (2015). Teknologi ramah lingkungan dalam budidaya kelapa sawit di lahan gambut terdegradasi. Jurnal Sumberdaya Lahan, 9(2), 97-106.

Mulyani, A., & Sarwani, M. (2013). Karakteristik dan potensi lahan sub optimal untuk pengembangan pertanian di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan, 7(1).

Napitupulu, S.M., & Mudian, B. (2015). Pengelolaan sumber daya air pada lahan gambut yang berkelanjutan, 1, 330-337. Pekanbaru (ID): Annual Civil Engineering Seminar.

Nasrul, B. (2010). Penyebaran dan potensi lahan gambut di Kabupaten Bengkalis untuk pengembangan pertanian. Jurnal Agroteknologi, 1(1), 1-7.

Noor, M., Nursyamsi, D., Alwi, M., & Fahmi, A. (2014). Prospek pertanian berkelanjutan di lahan gambut: dari petani ke peneliti dan peneliti ke petani. Jurnal Sumberdaya Lahan, 8(2), 69-79.

Posa, M.R.C., Wijedasa, L.S., & Corlett, R.T. (2011). Biodiversity and conservation of tropical peat swamp forests. BioScience, 61(1), 49-57.

Pranadji, T., & Hastuti, E.L. (2017). Transformasi sosio-budaya dalam pembangunan pedesaan. Analisis Kebijakan Pertanian, 2(1), 77-92.

Prihatini, N.S., Priatmadi, B.J., Masrevaniah, A., & Soemarno, S. (2016). Effects of the purun tikus (Eleocharis dulcis (Burm. F.) Trin. ex Hensch) planted in the Horizontal Subsurface Flow-Constructed Wetlands (HSSFCW) on iron (Fe) concentration of the acid mine drainage. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences.

Schäfer, A. (2012). Paludiculture for biodiversity and climate–economics of rewetted peatlands. on Biodiversity and Climate Change–Science, Practice and Policy, 63.

Sidiyasa, K. (2012). Karakteristik hutan rawa gambut di Tuanan dan Katunjung, Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9(2), 125-137.

Sosilawaty, S., Yanarita, Y., & Andrean, T. (2017). Analysis of vegetation in special purpose forest of Tumbang Nusa, Jabiren Raya Subdistrict, Central Kalimantan. Tropical Wetland Journal, 2(3), 11-14.

Subiksa, I., Hartatik, W., & Agus, F. (2011). Pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. Bogor, 16.

Suharti, S. (2015). Peningkatan pendapatan masyarakat melalui budidaya komoditas aneka usaha kehutanan (AUK). Paper presented at the Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversiti Indonesia.

Supangat, A.B. (2013). Pengaruh gangguan pada kawasan Hutan Lindung terhadap kualitas air sungai: Studi kasus di Provinsi Jambi (Effects of disturbances of protected Forest Area on river water duality: Case study at Jambi Province). Indonesian Forest Rehabilitation Journal, 1(1), 75-89.

Suwondo, S., Sabiham, S., Sumardjo, S., & Paramudya, B. (2012). Efek pembukaan lahan terhadap karakteristik biofisik gambut pada perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bengkalis. Jurnal Natur Indonesia, 14(2), 143-149.

Tata, H.L., & Pradjadinata, S. (2017). Native species for degraded peat swamp forest rehabilitation. Jurnal Silvikultur Tropika, 7(3), 80-82.

Teuscher, M., Gérard, A., Brose, U., Buchori, D., Clough, Y., Ehbrecht, M., Wollni, M. (2016). Experimental biodiversity enrichment in oil-palm-dominated landscapes in Indonesia. Frontiers in Plant Science, 7, 1538.

Yule, C.M. (2010). Loss of biodiversity and ecosystem functioning in Indo-Malayan peat swamp forests. Biodiversity and Conservation, 19(2), 393-409.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2018.15.2.67-85

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.