PENGARUH TEKNIK PEMUTIHAN PULP SULFAT TERHADAP MUTU PULP DAN LIMBAH CAIR

Rena M Siagian, Han Roliadi, Kayano Purba, Melina Melina

Abstract


Di Indonesia, pengolahan pulp kimia  berbahan baku kayu umunrnya menggunakan proses sulfat. Salah satu kelemahan proses sulfat ialah derajat kecerahan pulp yang rendah, sehingga memerlukan teknik pemutihan  yang efektif saat ini mulai dikembangkan teknik pemutihan pulp dengan  pengurangan  dan  atau  tanpa  penggunaan  klorin  elementer untuk  menekan  pencemaran lingkungan.

Penelitian ini menggunakan kayu  ampupu (Eucalyptus urophylla)  dan  sampinur  bunga (Podocarpus sp.) asal dari Sumatera Utara. Pembuatan pulp menggunakan proses sulfat dengan kondisi pemasakan : alkali aktif 17%,  sulfiditas 25%, suhu maksimum 1700'C, waktu pemasakan 4 jam dan  bobot kayu  banding  larutan pemasak 1 : 4. Teknik pemutihan yang diterapkan adalah C/DEoDED. DEopDED. DEoDEpD dan CEHEH sebagai pembanding.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pulp kayu ampupu, modifikasi teknik pemutihan dari  CEHEH menjadi C/DEoDED. DEopDED dan DEoDEpD, menghasilkan rendemen pulp putih yang tidak  berbeda. Pada pulp  kayu  sampinur  bunga, perbedaan  teknik pemutihan menghasilkan rendemen pulp putih yang berbeda, tetapi semuanya di bawah rendemen yang umum diperoleh dengan proses kimia (<40%). Rendemen pulp putih kayu ampupu lebih tinggi dibandingkan pulp asal kayu sampinur bunga.

Secara umum dapat dikatakan bahwa keteguhan pulp sampinur bunga lebih tinggi daripada pulp  ampupu.  Modifikasi  teknik  pemutihan CEHEH menjadi teknik  pemutihan  dengan pengurangan atau tanpa penggunaan klorin elementer  menghasilkan kekuatan lembaran pulp yang tidak berbeda .

Nilai  BOD dan COD limbah cair pemutihan  asa/ kayu ampupu lebih rendah dan lebih baik daripada  asal  kayu sampinur  bunga. Modifikasi teknik pemutihan  konvensional  (CEHEH) dengan teknik pemutihan    tanpa penggunaan klor elementer , yaitu  DEopDED dan DEoDEpD dapat memperbaiki pH dan sisa klor dalam limbah cair pemutihan  pulp baik  pada kayu ampupu maupun sampinur bunga, namun belum memperbaiki nilai BOD dan COD.


Keywords


Teknik pemutihan; mutu limbah cair; mutu pulp; Eucalyptusurophylla Podocarpussp

References


Badan Litbang Industri. 1983. Buku Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran lndustri

Pulp dan Kertas. Direktorat Penyelidikan Masalah Air, Departemen Perindustrian, Jakarta.

How Min Chang, 1994. Environmentally Friendly Process for Production of Bleach Kraft Pulp.

Seminar Teknologi Pemutihan dengan ECF (Elemental Chlorine Free) dalam Industri Pulp dan Kertas di Indonesia, Departemen Perindustrian, Jakarta.

Ibnu santosa, Gatot. 1994. Teknologi Pemutihan Pulp yang Berwawasan Lingkungan.

Seminar Teknologi Pemutihan dengan ECF (Elemental Chlorine Free) dalam

lndustri Pulp dan Kertas di Indonesia, Departemen Perindustrian, Jakarta.

Martawijaya, A., Iding Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira dan K. Kadir. 1989.

Atlas Kayu Indonesia. vol I. Departemen Kehutanan, Bogor.

Siagian, RM. 1991. Pembuatan Pulp Kertas, pulp Rayon dan Papan serat dari berbagai umur dan jenis

kayu. Laporan Proyek Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor (Tidak diterbitkan)

Standar Nasional Indonesia, 1989. Spesifikasi Pulp Sulfat Putih. SNI 14 - 0698 - 1989.

Departemen Perindustrian, Jakarta.

Sujana. 1994. Disain dan Analisis Eksperimen. Tarsito, Bandung.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.1999.17.2.77-88

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.