PENGARUH LAPISAN KAYU TERHADAP SIFAT BAMBU LAMINA

I M Sulastiningsih, Nurwati Nurwati, Adi Santoso

Abstract


Bambu yang termasuk tanaman cepat tumbuh dan mempunyai daur yang relatif pendek (3-4 tahun) merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup menjanjikan sebagai bahan pengganti kayu untuk bahan bangunan. Masalah pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan adalah keterbatasan bentuk dan dimensinya. Pembuatan produk bambu lamina merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut.

Penelitian pengaruh lapisan kayu terhadap sifat bambu lamina (3 lapis) telah dilakukan di laboratorium produk majemuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan, Bogor. Bambu yang digunakan adalah bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea), sedangkan perekatnya adalah tanin resorsinol formaldehida (TRF). Kayu yang digunakan adalah mangium (Acacia mangium) dan tusam (Pinus merkusii). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan kayu sangat berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis bambu lamina. Bambu lamina yang semua lapisannya terdiri dari bambu, kerapatannya lebih tinggi (0,8 g/cm3) dibanding bambu lamina yang lapisan tengahnya dari kayu mangium (0,7 g/cm3) dan tusam (0,64 g/cm3). Bambu lamina yang lapisan tengahnya kayu tusam mempunyai sifat kestabilan dimensi yang paling rendah dibanding bambu lamina lainnya. Sifat mekanis bambu lamina menurun dengan adanya lapisan kayu dalam komposisi lapisan penyusunnya.


Keywords


Bambu lamina; lapisan kayu; sifat fisis dan mekanis

References


Anonim. 1995. Standard test methods for evaluating properties of wood-base fiber and particle panel materials. Annual Book of ASTM Standards. ASTMD 1037-93.

¬¬¬ . 2000. Kayu lapis penggunaan umum. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. SNI 01-5008.2-2000.

. 2003. Japanese agricultural standard for glued laminated timber. MAFF, Notification No. 234 of the Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries. Japan Plywood Inspection Corporation, Tokyo.

Dransfield. S. & E.A. Widjaja (editor). 1995. Plant resources of South East Asia No 7. Bamboos. Prosea Foundation, Bogar.

Ginoga, B. 1997. Beberapa sifat kayu mangium (Acacia mangium Willd.) pada beberapa tingkat umur. Buletin Penelitian Hasil Hutan 13(5): 132-149. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan, Bogar.

Idris, A.A., A. Firmanti & Purwito. 1994. Penelitian bambu untuk bahan bangunan. Strategi Penelitian Bambu Indonesia. Hal. 73-81. Y ayasan Bambu Lingkungan Lestari, Bogor.

Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira, K. Kadir. 1989. Atlas kayu Indonesia. Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.

Sulastiningsih, I.M., Nurwati & P. Sutigno. 1996. Pengaruh jumlah lapisan terhadap sifat bambu lamina. Buletin Penelitian hasil Hutan 14 (9): 366-373. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan, Bogar.

Sulastiningsih, I.M., A. Santoso & T. Yuwono. 1998. Effect of position along the culm and number of preservative brushing on physical and mechanical properties of laminated bamboo. Proceedings Pacific Rim Bio-Based Composites Symposium. November 2-5, 1998, Bogar, Indonesia. Pp. 106-113. Faculty of Forestry, Bogar Agricultural University. Bogor.

Suryokusumo, S. & N. Nugroho. 1994. Pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan. Strategi Penelitian Bambu Indonesia Hal. 82 - 87. Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, Bogor.

Widjaya, E.A. 2001. Identikit jenis-jenis bambu di Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI. Balai Penelitian Botani, Herbarium Bogoriense, Bogor. Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2005.23.1.15-22

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.